Keterbatasan modal, lembaga keuangan diminta bantu UMKM Jateng
Rabu, 21 Februari 2018 9:38 WIB
Ilustrasi - Pengunjung memilih sepatu yang dipajang pada Gelar Inovasi Produk UMKM, Koperasi dan Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL), di Semarang, Jateng. (ANTARA FOTO/R. Rekotomo/Rei/nz/15.)
Semarang, 21/2 (Antara) - Berbagai lembaga keuangan diminta ikut berperan aktif mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang tersebar di Provinsi Jawa Tengah.
"Salah satu persoalan yang dihadapi para pelaku UMKM adalah keterbatasan modal, kalau memang layak untuk mendapatkan pinjaman modal dari lembaga keuangan, ayo kita bantu, jangan dipersulit," kata Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sri Puryono di Semarang, Rabu.
Ia menyebutkan, saat ini banyak UMKM yang "feasible", tapi belum "bankable" sehingga kesulitan mendapatkan pinjaman modal dari perbankan maupun lembaga keuangan lainnya.
Menurut Sekda, para pelaku UMKM harus dibantu untuk mendapatkan akses permodalan agar usahanya terus berkembang dan berdampak pada penyerapan tenaga kerja, serta mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan.
"Upaya pengembangan industri jasa keuangan tidak hanya fokus pada sektor keuangan, tapi harus diawali dengan pemberdayaan ekonomi, baik mikro, kecil, menengah, maupun ekonomi skala besar, terlebih di Jateng yang menjadi daya ungkit pertumbuhan ekonomi adalah sektor UMKM," ujarnya.
Tidak hanya terkait permodalan, kata Sekda, pengembangan UMKM juga harus memperhatikan sumber daya manusia sehingga Dinas Koperasi dan UMKM diharapkan semakin menggencarkan pelatihan dan pendampingan terhadap para pelaku UMKM.
"Tidak kalah penting adalah mengawal pemasaran produk supaya usaha tidak bangkrut karena bisa produksi tapi tidak mampu memasarkan," katanya.
"Salah satu persoalan yang dihadapi para pelaku UMKM adalah keterbatasan modal, kalau memang layak untuk mendapatkan pinjaman modal dari lembaga keuangan, ayo kita bantu, jangan dipersulit," kata Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sri Puryono di Semarang, Rabu.
Ia menyebutkan, saat ini banyak UMKM yang "feasible", tapi belum "bankable" sehingga kesulitan mendapatkan pinjaman modal dari perbankan maupun lembaga keuangan lainnya.
Menurut Sekda, para pelaku UMKM harus dibantu untuk mendapatkan akses permodalan agar usahanya terus berkembang dan berdampak pada penyerapan tenaga kerja, serta mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan.
"Upaya pengembangan industri jasa keuangan tidak hanya fokus pada sektor keuangan, tapi harus diawali dengan pemberdayaan ekonomi, baik mikro, kecil, menengah, maupun ekonomi skala besar, terlebih di Jateng yang menjadi daya ungkit pertumbuhan ekonomi adalah sektor UMKM," ujarnya.
Tidak hanya terkait permodalan, kata Sekda, pengembangan UMKM juga harus memperhatikan sumber daya manusia sehingga Dinas Koperasi dan UMKM diharapkan semakin menggencarkan pelatihan dan pendampingan terhadap para pelaku UMKM.
"Tidak kalah penting adalah mengawal pemasaran produk supaya usaha tidak bangkrut karena bisa produksi tapi tidak mampu memasarkan," katanya.
Pewarta : Wisnu Adhi Nugroho
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Hashim Djojohadikusumo pikat pendanaan hijau EUR 1,2 miliar untuk sektor kelistrikan
14 November 2024 21:08 WIB
Terpopuler - Bisnis
Lihat Juga
Hashim Djojohadikusumo pikat pendanaan hijau EUR 1,2 miliar untuk sektor kelistrikan
14 November 2024 21:08 WIB