Calon lulusan UT Surakarta diminta ikut lestarikan Bumi
Rabu, 7 Maret 2018 15:23 WIB
UPBJJ-UT Surakarta menggelar seminar tentang "Membangun Karakter Bangsa Melalui Pelestarian Bumi" di Graha Saba Buana Solo (Foto: Aris Wasita)
Solo (Antaranews Jateng) - Unit Program Belajar Jarak Jauh Universitas Terbuka (UPBJJ-UT) Surakarta mengajak calon lulusan untuk melestarikan Bumi melalui seminar nasional jelang pelaksanaan upacara penyerahan ijazah (UPI).
"Sekarang ini kerusakan lingkungan sudah sangat parah sehingga melalui seminar ini kami ingin memahamkan kembali atau menyadarkan kembali kepada para mahasiswa yang besok akan lulus untuk ikut tanggung jawab terhadap kelestarian alam," kata Kepala UPBJJ-UT Surakarta Yulia Budiwati pada acara seminar tentang "Membangun Karakter Bangsa Melalui Pelestarian Bumi" di Graha Saba Buana Solo, Rabu.
Ia berharap para calon lulusan dapat menerapkan teori-teori yang telah diperoleh saat menempuh pendidikan di UPBJJ-UT Surakarta pada konsep pelestarian Bumi tersebut.
"Selanjutnya mereka dapat menularkan apa yang sudah dilakukan untuk melestarikan Bumi kepada orang-orang yang ada di sekitarnya," katanya.
Pembicara utama dalam seminar tersebut, Peduk Rintayati mengatakan untuk ikut melestarikan Bumi masyarakat bisa mengolah "grey water" atau limbah cair melalui "ecotech garden". Dosen Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta tersebut memperkirakan sekitar 60-85 persen dari volume kebutuhan air bersih akan menjadi limbah cair domestik.
"Dari angka tersebut limbah cair yang masuk pada golongan `grey water` ada sekitar 75 persen," katanya.
Ia mengatakan jika limbah cair dikelola dan dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari, maka diperkirakan dapat menghemat kebutuhan air hingga 40 persen.
Adapun "ecotech garden" merupakan suatu inovasi dalam mengolah limbah domestik dengan menggunakan tanaman hias.
Ia mengatakan pengolahan dengan cara tersebut merupakan pilihan pengolahan yang tepat mengingat karakteristik air limbah dengan beban organik relatif kecil serta unsur nitrogen dan fosfat yang cukup tinggi.
Menurut dia, pengolahan limbah cair menggunakan cara tersebut dengan konsep fitoremediasi ini memanfaatkan simbiosis mikroorganisme dalam tanah dengan akar tumbuhan yang mengeluarkan oksigen.
"Selanjutnya, bahan organik yang terdapat dalam air limbah akan dirombak oleh mikroorganisme menjadi senyawa lebih sederhana dan akan dimanfaatkan oleh tumbuhan sebagai nutrient," katanya.
Sedangkan sistem perakaran tumbuhan air, dikatakannya, akan menghasilkan oksigen yang dapat digunakan sebagai sumber energi untuk rangkaian proses metabolisme bagi kehidupan mikroorganisme.
"Sekarang ini kerusakan lingkungan sudah sangat parah sehingga melalui seminar ini kami ingin memahamkan kembali atau menyadarkan kembali kepada para mahasiswa yang besok akan lulus untuk ikut tanggung jawab terhadap kelestarian alam," kata Kepala UPBJJ-UT Surakarta Yulia Budiwati pada acara seminar tentang "Membangun Karakter Bangsa Melalui Pelestarian Bumi" di Graha Saba Buana Solo, Rabu.
Ia berharap para calon lulusan dapat menerapkan teori-teori yang telah diperoleh saat menempuh pendidikan di UPBJJ-UT Surakarta pada konsep pelestarian Bumi tersebut.
"Selanjutnya mereka dapat menularkan apa yang sudah dilakukan untuk melestarikan Bumi kepada orang-orang yang ada di sekitarnya," katanya.
Pembicara utama dalam seminar tersebut, Peduk Rintayati mengatakan untuk ikut melestarikan Bumi masyarakat bisa mengolah "grey water" atau limbah cair melalui "ecotech garden". Dosen Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta tersebut memperkirakan sekitar 60-85 persen dari volume kebutuhan air bersih akan menjadi limbah cair domestik.
"Dari angka tersebut limbah cair yang masuk pada golongan `grey water` ada sekitar 75 persen," katanya.
Ia mengatakan jika limbah cair dikelola dan dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari, maka diperkirakan dapat menghemat kebutuhan air hingga 40 persen.
Adapun "ecotech garden" merupakan suatu inovasi dalam mengolah limbah domestik dengan menggunakan tanaman hias.
Ia mengatakan pengolahan dengan cara tersebut merupakan pilihan pengolahan yang tepat mengingat karakteristik air limbah dengan beban organik relatif kecil serta unsur nitrogen dan fosfat yang cukup tinggi.
Menurut dia, pengolahan limbah cair menggunakan cara tersebut dengan konsep fitoremediasi ini memanfaatkan simbiosis mikroorganisme dalam tanah dengan akar tumbuhan yang mengeluarkan oksigen.
"Selanjutnya, bahan organik yang terdapat dalam air limbah akan dirombak oleh mikroorganisme menjadi senyawa lebih sederhana dan akan dimanfaatkan oleh tumbuhan sebagai nutrient," katanya.
Sedangkan sistem perakaran tumbuhan air, dikatakannya, akan menghasilkan oksigen yang dapat digunakan sebagai sumber energi untuk rangkaian proses metabolisme bagi kehidupan mikroorganisme.
Pewarta : Aries Wasita Widi Astuti
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Surakarta Wakili Calon Kota Percontohan Antikorupsi, Pj Gubernur : Dukung Pemerintahan Bersih
08 November 2024 13:22 WIB