Puluhan anggota keluarga keraton ikuti kirab berkuda
Jumat, 13 April 2018 19:26 WIB
Kirab keraton diikuti oleh keluarga keraton di seluruh Indonesia (Foto: Aris Wasita)
Solo (Antaranews Jateng) - Puluhan anggota keluarga keraton di seluruh Indonesia mengikuti kirab kereta berkuda dalam acara Kirab Keraton di Solo, Jawa Tengah, Jumat.
Pantauan Antara di Solo, sebelum kirab kereta kuda, terlebih dahulu ratusan abdi dalem terlihat mengenakan busana abdi dalem dengan dilengkapi senjata, berjalan beriringan dari Jalan Slamet Riyadi tepatnya di depan Hotel Royal Heritage menuju Wisma Boga Surakarta.
"Kirab ini diikuti oleh perwakilan dari 35 kerajaan se-Nusantara. Selain itu, ada 80 perwakilan perusahaan dari 9 negara turut meramaikan kirab itu," kata Penggagas Yayasan Istana Mataram sekaligus penanggung jawab kirab GKR Koes Murtiyah Wandansari atau akrab disapa Gusti Moeng di sela acara.
Ia mengatakan keterlibatan investor dari beberapa negara asing tersebut terkait komitmen kerja sama di bidang perekonomian khususnya potensi yang dimiliki oleh setiap keraton yang ada di Indonesia.
Pada kegiatan tersebut, pihaknya mengundang seluruh kerajaan yang tergabung dalam Forum Komunikasi dan Informasi Kerajaan se-Nusantara (FKIKN). Ia berharap dengan keterlibatan para investor, keraton-keraton di Indonesia makin berkembang.
"Oleh karena itu, kami rayakan kerja sama ini dengan melakukan kirab menuju Wisma Boga," katanya.
Ia mengatakan kerja sama perekonomian tersebut dikemas dalam tema "New Era of Economic Culture and Tourism Programmes". Gusti Moeng mengatakan melalui kegiatan tersebut Keraton Solo ingin menunjukkan kepada dunia bahwa Surakarta memiliki potensi perekonomian yang cukup besar.
Sementara itu, rute kirab sendiri dimulai dari Hotel Royal Heritage, Gladag menuju Alun-alun Utara, Masjid Agung, Klewer, Simpang Gemblegan, dan berakhir di Wisma Boga, Solo Baru.
Menurut rencana, di gedung pertemuan tersebut para peserta akan menikmati hiburan berupa tari tradisional sambil menikmati makan malam.
Salah satu penonton, Kinanti, mengatakan sangat senang melihat kirab tersebut karena bisa sekaligus menyaksikan langsung para keluarga keraton yang selama ini hanya dapat dilihat melalui media massa.
"Biasanya saya lihat di foto-foto, sekarang lihat langsung, jadi `nggak` penasaran lagi. Mereka ternyata juga sangat ramah," katanya.
Pantauan Antara di Solo, sebelum kirab kereta kuda, terlebih dahulu ratusan abdi dalem terlihat mengenakan busana abdi dalem dengan dilengkapi senjata, berjalan beriringan dari Jalan Slamet Riyadi tepatnya di depan Hotel Royal Heritage menuju Wisma Boga Surakarta.
"Kirab ini diikuti oleh perwakilan dari 35 kerajaan se-Nusantara. Selain itu, ada 80 perwakilan perusahaan dari 9 negara turut meramaikan kirab itu," kata Penggagas Yayasan Istana Mataram sekaligus penanggung jawab kirab GKR Koes Murtiyah Wandansari atau akrab disapa Gusti Moeng di sela acara.
Ia mengatakan keterlibatan investor dari beberapa negara asing tersebut terkait komitmen kerja sama di bidang perekonomian khususnya potensi yang dimiliki oleh setiap keraton yang ada di Indonesia.
Pada kegiatan tersebut, pihaknya mengundang seluruh kerajaan yang tergabung dalam Forum Komunikasi dan Informasi Kerajaan se-Nusantara (FKIKN). Ia berharap dengan keterlibatan para investor, keraton-keraton di Indonesia makin berkembang.
"Oleh karena itu, kami rayakan kerja sama ini dengan melakukan kirab menuju Wisma Boga," katanya.
Ia mengatakan kerja sama perekonomian tersebut dikemas dalam tema "New Era of Economic Culture and Tourism Programmes". Gusti Moeng mengatakan melalui kegiatan tersebut Keraton Solo ingin menunjukkan kepada dunia bahwa Surakarta memiliki potensi perekonomian yang cukup besar.
Sementara itu, rute kirab sendiri dimulai dari Hotel Royal Heritage, Gladag menuju Alun-alun Utara, Masjid Agung, Klewer, Simpang Gemblegan, dan berakhir di Wisma Boga, Solo Baru.
Menurut rencana, di gedung pertemuan tersebut para peserta akan menikmati hiburan berupa tari tradisional sambil menikmati makan malam.
Salah satu penonton, Kinanti, mengatakan sangat senang melihat kirab tersebut karena bisa sekaligus menyaksikan langsung para keluarga keraton yang selama ini hanya dapat dilihat melalui media massa.
"Biasanya saya lihat di foto-foto, sekarang lihat langsung, jadi `nggak` penasaran lagi. Mereka ternyata juga sangat ramah," katanya.
Pewarta : Aries Wasita Widi Astuti
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Hari Sumpah Pemuda, Keraton Surakarta bentangkan bendera sepanjang seribu meter
28 October 2024 12:47 WIB
Gamelan Sekaten Kyai Guntur Madu dan Kyai Guntur Sari dibawa ke Bangsal Pradangga Masjid Agung
09 September 2024 13:26 WIB