999 santri di Kudus dilibatkan tulis Quran 30 juz
Selasa, 8 Mei 2018 18:41 WIB
KUDUS - Sejumlah santri tengah khusuk menulis mushaf Alquran dalam rangka Festival Alquran sekaligus menyambut bulan Ramadhan di kompleks Menara Kudus di Desa Kauman, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Selasa (8/5).
Kudus (Antaranews Jateng) - Sebanyak 999 santri di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Selasa, dilibatkan dalam penulisan mushaf Alquran mulai dari juz satu hingga juz terakhir, yakni juz 30.
Penulisan naskah Alquran dalam rangka Festival Alquran sekaligus menyambut bulan Ramadhan tersebut, dilaksanakan di kompleks Menara Kudus di Desa Kauman, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus.
Ratusan santri yang terlibat dalam penulisan naskah Alquran tersebut, juga memakai ikat kepala yang merupakan ciri khas santri tempo dulu di Kudus.
Barunniam, salah satu santri dari Madrasah Aliyah TBS di Kudus, Selasa, mengakui, sangat senang bisa ikut dilibatkan dalam penulisan naskah Alquran karena sebelumnya memang belum pernah.
Ia mengakui untuk menyelesaikan penulisan naskah Alquran ke dalam selembar kertas membutuhkan waktu sekitar lima menit.
Awalnya, kata dia, memang susah karena tanpa alas, namun karena sebelumnya juga terbiasa menulis Alquran akhirnya untuk menuntaskan penulisan 14 ayat hanya membutuhkan waktu lima menit saja.
Pasalnya, kata dia, sudah disediakan ayat yang hendak ditulis sehingga cukup menuliskannya kembali menggunakan spidol.
Faziyatul Husni, peserta lainnya yang merupakan perwakilan dari IPPNU Kota Kudus yang juga masih kuliah di IAIN Kudus mengaku sempat tegang karena baru pertama menuliskan mushaf Alquran, meskipun hanya empat ayat pada juz 10.
Meskipun demikian, kata dia, untuk menyelesaikan penulisan tersebut membutuhkan waktu hingga belasan menit.
"Jika benar nanti akan dipamerkan di festival Masjid Istiqlal Jakarta, tentunya sangat senang," ujarnya.
Ketua Panitia Penulisan Mushaf Alquran Muhammad Ishan mengungkapkan penulisan mushaf Alquran ini merupakan rangkaian kegiatan dari Festival Alquran yang diikuti 999 santri.
Ratusan peserta tersebut, lanjut dia, berasal dari 13 pondok pesantren di Kabupaten Kudus, sebanyak 666 santri laki-laki dan selebihnya perempuan.
Terkait makna 999 tersebut, kata dia, merupakan angka unik sehingga diputuskan hanya melibatkan 999 santri.
"Kami ingin terus mengajarkan kepada masyarakat muslim dan memasyarakatkan tentang Alquran," ujarnya.
Kegiatan tersebut, katanya, sekaligus untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan dan bersamaan dengan tradisi dandangan tentunya tepat dilakukan penulisan Alquran.
Jika penulisan mushaf Alquran sebelumnya hanya melibatkan kalangan santri dari pondok pesantren di bawah naungan Yayasan Qudsiyyah Kudus, maka tahun ini juga melibatkan santri dari luar yayasan.
Alquran hasil penulisan tangan dari 999 santri tersebut, akan dikumpulkan untuk didokumentasikan dan nantinya akan dipamerkan di festival Masjid Istiqlal pada 4-10 Mei 2018.
Selain itu, nantinya hasil penulisan ratusan santri tersebut juga akan menjadi dokumen manuskrip dan menjadi dokumen yang tercatat dalam sejarah.
Penulisan naskah Alquran dalam rangka Festival Alquran sekaligus menyambut bulan Ramadhan tersebut, dilaksanakan di kompleks Menara Kudus di Desa Kauman, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus.
Ratusan santri yang terlibat dalam penulisan naskah Alquran tersebut, juga memakai ikat kepala yang merupakan ciri khas santri tempo dulu di Kudus.
Barunniam, salah satu santri dari Madrasah Aliyah TBS di Kudus, Selasa, mengakui, sangat senang bisa ikut dilibatkan dalam penulisan naskah Alquran karena sebelumnya memang belum pernah.
Ia mengakui untuk menyelesaikan penulisan naskah Alquran ke dalam selembar kertas membutuhkan waktu sekitar lima menit.
Awalnya, kata dia, memang susah karena tanpa alas, namun karena sebelumnya juga terbiasa menulis Alquran akhirnya untuk menuntaskan penulisan 14 ayat hanya membutuhkan waktu lima menit saja.
Pasalnya, kata dia, sudah disediakan ayat yang hendak ditulis sehingga cukup menuliskannya kembali menggunakan spidol.
Faziyatul Husni, peserta lainnya yang merupakan perwakilan dari IPPNU Kota Kudus yang juga masih kuliah di IAIN Kudus mengaku sempat tegang karena baru pertama menuliskan mushaf Alquran, meskipun hanya empat ayat pada juz 10.
Meskipun demikian, kata dia, untuk menyelesaikan penulisan tersebut membutuhkan waktu hingga belasan menit.
"Jika benar nanti akan dipamerkan di festival Masjid Istiqlal Jakarta, tentunya sangat senang," ujarnya.
Ketua Panitia Penulisan Mushaf Alquran Muhammad Ishan mengungkapkan penulisan mushaf Alquran ini merupakan rangkaian kegiatan dari Festival Alquran yang diikuti 999 santri.
Ratusan peserta tersebut, lanjut dia, berasal dari 13 pondok pesantren di Kabupaten Kudus, sebanyak 666 santri laki-laki dan selebihnya perempuan.
Terkait makna 999 tersebut, kata dia, merupakan angka unik sehingga diputuskan hanya melibatkan 999 santri.
"Kami ingin terus mengajarkan kepada masyarakat muslim dan memasyarakatkan tentang Alquran," ujarnya.
Kegiatan tersebut, katanya, sekaligus untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan dan bersamaan dengan tradisi dandangan tentunya tepat dilakukan penulisan Alquran.
Jika penulisan mushaf Alquran sebelumnya hanya melibatkan kalangan santri dari pondok pesantren di bawah naungan Yayasan Qudsiyyah Kudus, maka tahun ini juga melibatkan santri dari luar yayasan.
Alquran hasil penulisan tangan dari 999 santri tersebut, akan dikumpulkan untuk didokumentasikan dan nantinya akan dipamerkan di festival Masjid Istiqlal pada 4-10 Mei 2018.
Selain itu, nantinya hasil penulisan ratusan santri tersebut juga akan menjadi dokumen manuskrip dan menjadi dokumen yang tercatat dalam sejarah.
Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Presiden Jokowi ikut menulis huruf di Al Quran raksasa untuk Masjid Zayyed
21 September 2023 10:44 WIB, 2023
ANTARA Jateng bersama Tanoto Foundation latih para guru menulis feature
20 November 2022 13:11 WIB, 2022
Kemenkominfo ajarkan menulis kreatif dan efektif di website literasi sekolah
23 September 2022 18:51 WIB, 2022