Rembang (Antaranews Jateng) - Sejumlah nelayan di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, mengeluhkan minimnya hasil tangkapan rajungan karena hasilnya belum sebanding dengan biaya operasionalnya.
 
   Menurut nelayan asal Sluke, Kabupaten Rembang, Samsuri Sabtu, hasil tangkapan rajungan hari ini (29/9) hanya 1 kilogram.
     
Dengan hasil tangkapan sebanyak itu, kata dia, hasilnya hanya berkisar Rp100.000, sedangkan biaya operasional melautnya bisa mencapai Rp150 ribuan.
   
 Biaya operasional tersebut, katanya, termasuk biaya bahan bakar minyak (BBM) solar serta umpan rajungan atau bangi.
     
"Karena sekali melaut melibatkan enam orang, tentunya hasil tangkapan hari ini tidak bisa dibagi karena untuk menutup biaya operasional saja tidak cukup," ujarnya.
   
 Ia mengakui hasil kurang memuaskan memang diperoleh sejak beberapa bulan terakhir, meskipun cuaca di laut cenderung cerah.
   
 Kaprawi, nelayan asal Desa Manggar, Kecamatan Sluke mengakui hal yang sama bahwa selama beberapa bulan terakhir hasil tangkapan rajungannya memang cenderung minim.
   
 Hari ini (29/9), kata dia, hasil tangkapan sedikit lebih banyak dibandingkan teman nelayan lainnya karena mendapatkan 2 kilogram rajungan.
   
 Dengan harga jual antara Rp95.000 hingga Rp100.000 per kilogram, maka hasil melaut selama sehari mendapatkan hasil Rp200 ribuan.
   
 "Setelah dikurangi biaya solar sebesar Rp100 ribu dan umpan sebesar Rp50.000, mak masih sisa Rp50.000," ujarnya.
     
Akan tetapi, kata dia, uang sisa sebesar Rp50.000 tidak bisa dibagi dengan enam nelayan lainnya.
     
Ia memprediksi hasil tangkapan rajungan akan melimpah ketika memasuki akhir bulan Desember hingga Februari yang biasanya bertepatan dengan musim baratan.
   
 "Ketika ombak, biasanya rajungan naik ke permukaan untuk mencari makanan," ujarnya.