Teguh Yuwono: Soeharto Tak Berpengaruh terhadap Partai Berkarya
Selasa, 2 Oktober 2018 6:49 WIB
Ketua Program Magister Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Semarang Dr. Drs. Teguh Yuwono, M.Pol.Admin. (Foto: Dok. pribadi)
Semarang (Antaranews Jateng) - Pemasangan foto presiden ke-2 RI Soeharto di setiap atribut kampanye Partai Berkarya tidak berpengaruh terhadap elektabilitas parpol peserta Pemilu 2019 itu, kata analis politik Teguh Yuwono di Semarang, Selasa pagi.
Teguh Yuwono mengakui bahwa loyalis Pak Harto (sapaan akrab presiden ke-2 RI H.M. Soeharto) hingga sekarang masih ada. Namun, mereka tersebar ke sejumlah partai politik, termasuk Golongan Karya (Golkar) yang didirikan oleh Pak Harto.
"Tinggal Tommy Soeharto (sapaan akrab Hutomo Mandala Putra) sebagai Ketua Umum Partai Berkarya memanggil pulang para loyalis itu," kata Teguh Yuwono yang juga Ketua Program Magister Ilmu Politik FISIP Universitas Diponegoro Semarang.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Berkarya Priyo Budi Santoso mengatakan bahwa partainya berencana secara masif memasang foto presiden ke-2 RI Soeharto di setiap atribut kampanye partainya.
"Kalau tidak dilarang undang-undang, kami berencana secara masif memasang foto Pak Harto di baliho, spanduk, videotron, dan billboard di seluruh Indonesia," kata Priyo usai diskusi di Jakarta, Jumat (28/9).
Sementara itu, dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, ada larangan bagi pelaksana, peserta, dan tim kampanye pemilu membawa atau menggunakan tanda gambar dan/atau atribut selain dari tanda gambar dan/atau atribut peserta pemilu yang bersangkutan (vide Pasal 280 Ayat 1 Huruf i).
Larangan tersebut juga termaktub di dalam Pasal 69 Ayat (1) Huruf i Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 23 Tahun 2018 tentang Kampanye Pemilihan Umum sebagaimana telah diubah dengan PKPU No. 28/2018.
Terkait dengan rencana Partai Berkarya yang akan menggelar acara nonton bareng film G-30-S/PKI setiap 30 September, Teguh Yuwono mengatakan bahwa dampaknya terhadap partai tersebut biasa saja.
"Ini bukan isu baru. Jadi, efek politiknya sudah terlihat," kata Teguh Yuwono.
Teguh Yuwono mengakui bahwa loyalis Pak Harto (sapaan akrab presiden ke-2 RI H.M. Soeharto) hingga sekarang masih ada. Namun, mereka tersebar ke sejumlah partai politik, termasuk Golongan Karya (Golkar) yang didirikan oleh Pak Harto.
"Tinggal Tommy Soeharto (sapaan akrab Hutomo Mandala Putra) sebagai Ketua Umum Partai Berkarya memanggil pulang para loyalis itu," kata Teguh Yuwono yang juga Ketua Program Magister Ilmu Politik FISIP Universitas Diponegoro Semarang.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Berkarya Priyo Budi Santoso mengatakan bahwa partainya berencana secara masif memasang foto presiden ke-2 RI Soeharto di setiap atribut kampanye partainya.
"Kalau tidak dilarang undang-undang, kami berencana secara masif memasang foto Pak Harto di baliho, spanduk, videotron, dan billboard di seluruh Indonesia," kata Priyo usai diskusi di Jakarta, Jumat (28/9).
Sementara itu, dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, ada larangan bagi pelaksana, peserta, dan tim kampanye pemilu membawa atau menggunakan tanda gambar dan/atau atribut selain dari tanda gambar dan/atau atribut peserta pemilu yang bersangkutan (vide Pasal 280 Ayat 1 Huruf i).
Larangan tersebut juga termaktub di dalam Pasal 69 Ayat (1) Huruf i Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 23 Tahun 2018 tentang Kampanye Pemilihan Umum sebagaimana telah diubah dengan PKPU No. 28/2018.
Terkait dengan rencana Partai Berkarya yang akan menggelar acara nonton bareng film G-30-S/PKI setiap 30 September, Teguh Yuwono mengatakan bahwa dampaknya terhadap partai tersebut biasa saja.
"Ini bukan isu baru. Jadi, efek politiknya sudah terlihat," kata Teguh Yuwono.
Pewarta : Kliwon
Editor : Kliwon
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Teguh Yuwono: UUD tak mengatur detail soal tanggal pelaksanaan pemilu
23 September 2021 13:17 WIB, 2021
Pertamina Cilacap dan PWI Banyumas salurkan bantuan sembako untuk panti asuhan
04 May 2021 15:51 WIB, 2021
Polri sebut pelaku bom Makassar pasangan suami istri baru menikah 6 bulan
29 March 2021 13:18 WIB, 2021
Argo Yuwono: Tersangka aktivis KAMI belum bisa dijenguk karena masih diperiksa
15 October 2020 18:08 WIB, 2020