Semarang (Antaranews Jateng) - Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah mengungkapkan bahwa banyak warga Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara yang buang air besar (BAB) secara sembarangan atau tidak di jamban.

"Di provinsi ini masih ada sekitar empat juta orang yang BAB sembarangan, dan paling banyak di daerah pegunungan yakni di Wonosobo dan Banjarnegara," kata Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Arfian Nevi di Semarang, Jumat.

Ia mengungkapkan banyak warga di dua daerah tersebut yang memilih BAB di sungai maupun di kebun atau di atas empang atau kolam ikan daripada di jamban, meskipun di daerahnya tidak kekurangan air.

"Mereka menganggap BAB sembarangan itu sebagai hal yang biasa," ujarnya.

Lebih lanjut Arfian menjelaskan, BAB sembarangan ini sangat berbahaya bagi kesehatan lingkungan sekitarnya, tidak hanya saat musim kemarau atau musim hujan karena kotoran yang dibuang sembarangan itu akan memunculkan penyakit menular.

Menurut dia, akar permasalahan dari warga yang BAB sembarangan ini bukan ketidakmampuan dari finansial, tapi lebih pada arah perilaku dan kebiasaan.

"Bukan berarti kedua daerah itu banyak warga miskinnya. Jadi, bagaimana memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa BAB sembarangan di samping merugikan diri sendiri dan keluarga, juga merugikan orang lain," katanya.

Sebagai upaya pengurangan jumlah warga yang BAB sembarangan, Dinkes Jateng akan merangkul tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk bergerak bersama menyadarkan masyarakat agar BAB di jamban.

"Salah satu program yang kami laksanakan adalah dengan sanitasi total berbasis masyarakat," ujarnya.