Pati pacu budi daya ikan nila salin
Kamis, 8 November 2018 13:34 WIB
Panen ikan nila salin di Desa Jepat Lor, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. (Foto: Dok. Pemkab Pati)
Pati (Antaranews Jateng) - Pemerintah Kabupaten Pati, Jawa Tengah, bakal menetapkan kawasan budi daya ikan nila salin berkelanjutan sebagai respons atas jerih payah para petambak di Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati yang berhasil mengembangkan budi daya nila salin.
"Untuk tahap awal, kami tengah mengusulkan Surat Keputusan Bupati Pati tentang Penetapan Kawasan Nila Salin Berkelanjutan," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pati Edy Martanto di Pati, Kamis.
Ia mengatakan draf SK tersebut sudah dibuat dan saat ini tengah disodorkan ke Bagian Hukum Setda Pati untuk mendapatkan koreksi.
Selain ditindaklanjuti dengan SK penetapan kawasan nila salin berkelanjutan, Dinas Kelautan dan Perikanan Pati juga berencana menyusun peta jalan (roadmap) pengembangan nila salin serta menyusun rencana induk pengembangan kawasan nila salin.
Budi daya nila salin di Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, katanya, merupakan hasil kerja keras masyarakat setempat yang berupaya mengembangkan nila salin.
Hasilnya, lanjut dia, sudah bisa dilihat saat ini mulai tumbuh berkembang hingga mendorong daerah lain juga ikut mengembangkan nila salin yang memiliki prospek cukup besar.
Luas lahan tambak untuk budi daya ikan nila salin di Kecamatan Tayu saat ini mencapai 600 hektare.
Dari lahan seluas itu, katanya, jumlah pembudidayanya mencapai 400-an orang.
Untuk daerah lain yang mulai mengikuti jejak pembudidaya di Kecamatan Tayu, yakni warga di Kecamatan Dukuhseti serta Margoyoso.
Menurut dia, upaya Pemkab Pati merespons pembudi daya ikan nila sain cukup baik karena sejumlah investor yang menghadiri Pati Business Forum yang diadakan di Hotel Safin Pati juga diajak mengunjungi tempat budi daya nila salin di Desa Jepat Lor, Kecamatan Tayu.
Bahkan, kata dia, Pemkab Pati juga diminta paparan soal nila salin oleh Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan menobatkan Pati sebagai satu-satunya kawasan budi daya nila salin terbesar di Indonesia.
Komoditas nila salin merupakan jenis nila unggul yang sebelumnya telah melalui proses adaptasi dari semula salinitas 0 ppt (tawar) ke salinitas mencapai 20 ppt (payau).
Ikan nila salin pertumbuhannya lebih cepat dan harganya juga lebih baik dan cita rasa dagingnya lebih disukai konsumen, sehingga secara ekonomi ikan nila salin sangat menjanjikan.
"Untuk tahap awal, kami tengah mengusulkan Surat Keputusan Bupati Pati tentang Penetapan Kawasan Nila Salin Berkelanjutan," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pati Edy Martanto di Pati, Kamis.
Ia mengatakan draf SK tersebut sudah dibuat dan saat ini tengah disodorkan ke Bagian Hukum Setda Pati untuk mendapatkan koreksi.
Selain ditindaklanjuti dengan SK penetapan kawasan nila salin berkelanjutan, Dinas Kelautan dan Perikanan Pati juga berencana menyusun peta jalan (roadmap) pengembangan nila salin serta menyusun rencana induk pengembangan kawasan nila salin.
Budi daya nila salin di Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, katanya, merupakan hasil kerja keras masyarakat setempat yang berupaya mengembangkan nila salin.
Hasilnya, lanjut dia, sudah bisa dilihat saat ini mulai tumbuh berkembang hingga mendorong daerah lain juga ikut mengembangkan nila salin yang memiliki prospek cukup besar.
Luas lahan tambak untuk budi daya ikan nila salin di Kecamatan Tayu saat ini mencapai 600 hektare.
Dari lahan seluas itu, katanya, jumlah pembudidayanya mencapai 400-an orang.
Untuk daerah lain yang mulai mengikuti jejak pembudidaya di Kecamatan Tayu, yakni warga di Kecamatan Dukuhseti serta Margoyoso.
Menurut dia, upaya Pemkab Pati merespons pembudi daya ikan nila sain cukup baik karena sejumlah investor yang menghadiri Pati Business Forum yang diadakan di Hotel Safin Pati juga diajak mengunjungi tempat budi daya nila salin di Desa Jepat Lor, Kecamatan Tayu.
Bahkan, kata dia, Pemkab Pati juga diminta paparan soal nila salin oleh Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan menobatkan Pati sebagai satu-satunya kawasan budi daya nila salin terbesar di Indonesia.
Komoditas nila salin merupakan jenis nila unggul yang sebelumnya telah melalui proses adaptasi dari semula salinitas 0 ppt (tawar) ke salinitas mencapai 20 ppt (payau).
Ikan nila salin pertumbuhannya lebih cepat dan harganya juga lebih baik dan cita rasa dagingnya lebih disukai konsumen, sehingga secara ekonomi ikan nila salin sangat menjanjikan.
Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Terpopuler - Makro
Lihat Juga
Perum Bulog dan Kodam/IV Diponegoro bersinergi optimalkan penyerapan gabah
23 January 2025 17:50 WIB