Caleg perlu tonjolkan kepahlawanan saat berkampanye
Sabtu, 10 November 2018 14:25 WIB
Anggota Satlantas Polres Kudus, Jawa Tengah, meminta pengendara yang terjaring razia Operasi Zebra Candi 2017 untuk menebak foto pahlawan serta menebak anggota Satlantas yang memakai pakaian ala pahlawan di Jalan A. Yani Kudus, Kamis (9-11-2018). (Foto: Akhmad Nazaruddin Lathif)
Semarang (Antaranews Jateng) - Hari Pahlawan tidak sekadar diperingati setiap 10 November, tetapi perlu mengambil teladan para pahlawan dengan mengejawantahkan tindakan kepahlawanan. Setidaknya anak bangsa ini menelurkan karya yang bermanfaat bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Begitu pula bagi 7.968 calon anggota legislatif (caleg) yang akan memperebutkan 575 kursi DPR RI di 80 daerah pemilihan (dapil) pada tanggal 17 April 2019, perlu memiliki kemampuan untuk melihat pada persoalan di daerah pemilihannya masing-masing.
Visi mereka seyogianya mengandung sifat pahlawan, seperti keberanian menyampaikan kebenaran, keperkasaan dalam menuntaskan permasalahan di dapilnya, kerelaan berkorban untuk rakyat, dan kekesatriaan dalam bersikap, berucap, dan bertindak.
Mereka perlu menjadikan Hari Pahlawan 2018 momentum untuk berlomba-lomba menawarkan visi, misi, dan program kerja yang mampu memberi solusi mengentaskan rakyat Indonesia dari kemiskinan, meminimalkan angka pengangguran, mempererat tali persaudaraan di tengah kebinekaan, dan masalah bangsa lainnya.
Bukan malah sebaliknya, caleg maupun pasangan calon presiden/wakil presiden beserta tim suksesnya mengisi masa kampanye (23 September 2018 s.d. 13 April 2019) dengan menyebarkan kampanye hitam, kampanye negatif, maupun hoaks (berita bohong) terhadap rival politiknya.
Sebaiknya, pada masa kampanye Pemilu 2019, berbuat positif dan berguna bagi banyak orang serta tidak mementingkan diri sendiri. Jadi, pahlawan itu bukan hanya orang yang berjuang merebut kemerdekaan, kata aktris dan penyanyi Maudy Ayunda (23) dalam acara "Indonesian Womens Forum 2018" di Jakarta, Jumat (9/11).
Bagi pelantun "Tiba Tiba Cinta Datang" itu, sebutan pahlawan tidak hanya diberikan untuk orang yang korban nyawanya demi kemerdekaan. Bahkan, banyak orang di tengah masyarakat yang pantas disebut sebagai pahlawan.
Bintang utama film "Perahu Kertas" itu mencontohkan orang tua bisa menjadi pahlawan, apalagi orang-orang yang berbuat positif dalam skala yang paling besar. Hal ini mengingat jiwa kepahlawanan juga ada di setiap orang.
Bagi Maudy, yang terpenting cara seseorang memberikan apa yang dimiliki tanpa pamrih bisa disebut pahlawan.
Berpeluang Jadi Pahlawan
Batasan pahlawan versi aktris kelahiran Jakarta, 19 Desember 1994, ini membuka peluang siapa saja menjadi pahlawan, termasuk 7.968 calon anggota DPR RI, 807 calon anggota DPD RI yang akan memperebutkan 136 kursi, maupun DPRD provinsi dan kabupaten/kota yang akan memperebutkan 19.817 kursi pada Pemilu 2019.
Sementara itu, makna pahlawan versi Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran. Pahlawan juga bermakna pejuang yang gagah berani.
Namun, kata "pahlawan" bersanding dengan lema "bakiak" atau "pahlawan bakiak" akan bermakna beda, yakni suami yang sangat patuh (takut) kepada istrinya.
Begitu pula, ketika menjadi lema "pahlawan kesiangan" mempunyai arti lain. Bisa berarti orang yang ketika masa perjuangan tidak melakukan apa-apa, tetapi setelah peperangan selesai menyatakan diri pejuang. Bisa pula beramakna orang yang baru mau bekerja (berjuang) setelah peperangan (masa sulit) berakhir.
Di dalam KBBI juga tercatat subentri "kepahlawanan" atau perihal sifat pahlawan, seperti keberanian, keperkasaan, kerelaan berkorban, dan kekesatriaan. Hal ini perlu diimplementasikan oleh peserta Pemilu 2019 pada masa kampanye sekarang ini.
Meraih kemenangan secara terhormat lebih elegan ketimbang menghalalkan segala cara untuk meraih kursi wakil rakyat, misalnya melakukan praktik politik uang dan pelanggaran pemilu lainnya.
Bagi calon anggota DPR RI Dewi Aryani, peringatan Hari Pahlawan di tengah masa kampanye adalah momentum bagi peserta Pemilu 2019 untuk menjunjung sportivitas ketika mengampanyekan visi, misi, dan program kerjanya.
Pada masa kampanye yang akan berakhir 13 April 2019, tidak hanya menjadi ajang pertarungan urusan menang atau kalah, tetapi bagaimana peserta pemilu bisa membangun keyakinan rakyat melalui kegiatan dan pendekatan yang menjunjung sportivitas dan elegansi dalam politik, kata Dewi Aryani.
Dewi Aryani yang juga anggota DPR RI asal Daerah Pemilihan Jateng IX (Kabupaten Brebes, Tegal, dan Kota Tegal) dari Fraksi PDIP mengatakan bahwa upacara peringatan Hari Pahlawan hanya simbol untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan bangsa ini. Namun, kalau anak bangsa ini benar-benar menghormati pahlawan, harus mampu meneruskan perjuangan mereka.
Dewi yang maju kembali pada Pemilu Anggota DPR RI di Dapil 9 Jateng mengemukakan bahwa arti pahlawan sebenarnya adalah orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran.
Selain itu, pejuang yang pantang menyerah dan konsisten apa pun kondisinya, kata anggota Komisi IX (Bidang Kesehatan dan Ketenagakerjaan) DPR RI ini.
Refleksi Hari Pahlawan untuk generasi zaman sekarang (now), menurut Dewi, adalah siapa pun orangnya yang punya niat tulus, jujur, rela berkorban, pantang menyerah, dan memiliki keberanian dalam melakukan segala upaya demi kepentingan masyarakat.
Tidak peduli apa pun profesinya, dialah pahlawan bagi rakyat, kata Dewi yang akan bersaing dengan caleg lainnya asal 16 partai politik peserta Pemilu 2019 untuk memperebutkan delapan kursi DPR RI di dapilnya.
Siapa pun bisa menjadi pahlawan dengan mengambil teladan para pahlawan, kemudian mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Jika hal ini diejawantahkan oleh semua anak bangsa, tidak akan ada perpecahan gara-gara pemilu. Mereka menyadari siklus demokrasi 5 tahunan ini sebagai alat pemersatu untuk memilih pemimpin bangsa.
Begitu pula bagi 7.968 calon anggota legislatif (caleg) yang akan memperebutkan 575 kursi DPR RI di 80 daerah pemilihan (dapil) pada tanggal 17 April 2019, perlu memiliki kemampuan untuk melihat pada persoalan di daerah pemilihannya masing-masing.
Visi mereka seyogianya mengandung sifat pahlawan, seperti keberanian menyampaikan kebenaran, keperkasaan dalam menuntaskan permasalahan di dapilnya, kerelaan berkorban untuk rakyat, dan kekesatriaan dalam bersikap, berucap, dan bertindak.
Mereka perlu menjadikan Hari Pahlawan 2018 momentum untuk berlomba-lomba menawarkan visi, misi, dan program kerja yang mampu memberi solusi mengentaskan rakyat Indonesia dari kemiskinan, meminimalkan angka pengangguran, mempererat tali persaudaraan di tengah kebinekaan, dan masalah bangsa lainnya.
Bukan malah sebaliknya, caleg maupun pasangan calon presiden/wakil presiden beserta tim suksesnya mengisi masa kampanye (23 September 2018 s.d. 13 April 2019) dengan menyebarkan kampanye hitam, kampanye negatif, maupun hoaks (berita bohong) terhadap rival politiknya.
Sebaiknya, pada masa kampanye Pemilu 2019, berbuat positif dan berguna bagi banyak orang serta tidak mementingkan diri sendiri. Jadi, pahlawan itu bukan hanya orang yang berjuang merebut kemerdekaan, kata aktris dan penyanyi Maudy Ayunda (23) dalam acara "Indonesian Womens Forum 2018" di Jakarta, Jumat (9/11).
Bagi pelantun "Tiba Tiba Cinta Datang" itu, sebutan pahlawan tidak hanya diberikan untuk orang yang korban nyawanya demi kemerdekaan. Bahkan, banyak orang di tengah masyarakat yang pantas disebut sebagai pahlawan.
Bintang utama film "Perahu Kertas" itu mencontohkan orang tua bisa menjadi pahlawan, apalagi orang-orang yang berbuat positif dalam skala yang paling besar. Hal ini mengingat jiwa kepahlawanan juga ada di setiap orang.
Bagi Maudy, yang terpenting cara seseorang memberikan apa yang dimiliki tanpa pamrih bisa disebut pahlawan.
Berpeluang Jadi Pahlawan
Batasan pahlawan versi aktris kelahiran Jakarta, 19 Desember 1994, ini membuka peluang siapa saja menjadi pahlawan, termasuk 7.968 calon anggota DPR RI, 807 calon anggota DPD RI yang akan memperebutkan 136 kursi, maupun DPRD provinsi dan kabupaten/kota yang akan memperebutkan 19.817 kursi pada Pemilu 2019.
Sementara itu, makna pahlawan versi Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran. Pahlawan juga bermakna pejuang yang gagah berani.
Namun, kata "pahlawan" bersanding dengan lema "bakiak" atau "pahlawan bakiak" akan bermakna beda, yakni suami yang sangat patuh (takut) kepada istrinya.
Begitu pula, ketika menjadi lema "pahlawan kesiangan" mempunyai arti lain. Bisa berarti orang yang ketika masa perjuangan tidak melakukan apa-apa, tetapi setelah peperangan selesai menyatakan diri pejuang. Bisa pula beramakna orang yang baru mau bekerja (berjuang) setelah peperangan (masa sulit) berakhir.
Di dalam KBBI juga tercatat subentri "kepahlawanan" atau perihal sifat pahlawan, seperti keberanian, keperkasaan, kerelaan berkorban, dan kekesatriaan. Hal ini perlu diimplementasikan oleh peserta Pemilu 2019 pada masa kampanye sekarang ini.
Meraih kemenangan secara terhormat lebih elegan ketimbang menghalalkan segala cara untuk meraih kursi wakil rakyat, misalnya melakukan praktik politik uang dan pelanggaran pemilu lainnya.
Bagi calon anggota DPR RI Dewi Aryani, peringatan Hari Pahlawan di tengah masa kampanye adalah momentum bagi peserta Pemilu 2019 untuk menjunjung sportivitas ketika mengampanyekan visi, misi, dan program kerjanya.
Pada masa kampanye yang akan berakhir 13 April 2019, tidak hanya menjadi ajang pertarungan urusan menang atau kalah, tetapi bagaimana peserta pemilu bisa membangun keyakinan rakyat melalui kegiatan dan pendekatan yang menjunjung sportivitas dan elegansi dalam politik, kata Dewi Aryani.
Dewi Aryani yang juga anggota DPR RI asal Daerah Pemilihan Jateng IX (Kabupaten Brebes, Tegal, dan Kota Tegal) dari Fraksi PDIP mengatakan bahwa upacara peringatan Hari Pahlawan hanya simbol untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan bangsa ini. Namun, kalau anak bangsa ini benar-benar menghormati pahlawan, harus mampu meneruskan perjuangan mereka.
Dewi yang maju kembali pada Pemilu Anggota DPR RI di Dapil 9 Jateng mengemukakan bahwa arti pahlawan sebenarnya adalah orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran.
Selain itu, pejuang yang pantang menyerah dan konsisten apa pun kondisinya, kata anggota Komisi IX (Bidang Kesehatan dan Ketenagakerjaan) DPR RI ini.
Refleksi Hari Pahlawan untuk generasi zaman sekarang (now), menurut Dewi, adalah siapa pun orangnya yang punya niat tulus, jujur, rela berkorban, pantang menyerah, dan memiliki keberanian dalam melakukan segala upaya demi kepentingan masyarakat.
Tidak peduli apa pun profesinya, dialah pahlawan bagi rakyat, kata Dewi yang akan bersaing dengan caleg lainnya asal 16 partai politik peserta Pemilu 2019 untuk memperebutkan delapan kursi DPR RI di dapilnya.
Siapa pun bisa menjadi pahlawan dengan mengambil teladan para pahlawan, kemudian mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Jika hal ini diejawantahkan oleh semua anak bangsa, tidak akan ada perpecahan gara-gara pemilu. Mereka menyadari siklus demokrasi 5 tahunan ini sebagai alat pemersatu untuk memilih pemimpin bangsa.
Pewarta : D.Dj. Kliwantoro
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
SMOM Kilang Cilacap ajak Perwira Pertamina tak lelah teladani-warisi nilai pahlawan
10 November 2024 13:55 WIB