PKL Barito minta "boyongan" awal Desember 2018
Senin, 26 November 2018 19:29 WIB
Petugas mengawasi pembongkaran bangunan kios pedagang di lahan yang terkena proyek normalisasi Sungai Banjir Kanal Timur (BKT), di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (26/7). Sekitar 400 kios pedagang yang berada di kawasan tersebut akan dibongkar untuk percepatan pengerjaan proyek normalisasi sungai BKT yang ditargetkan selesai pada akhir tahun 2018. (Foto: R. Rekotomo/tom/18)
Semarang (Antaranews Jateng) - Pedagang kaki lima (PKL) yang tergabung dalam Paguyuban Karya Mandiri di kawasan Barito meminta "boyongan" ke tempat relokasi dilakukan pada awal Desember 2018.
"Kami tidak menolak direlokasi, justru mendukung normalisasi Sungai Banjir Kanal Timur (BKT) ada percepatan pembangunan," kata Ketua Paguyuban Karya Mandiri Rohmat Yulianto di Semarang, Senin.
Menurut dia, pedagang menghendaki "boyongan" atau kepindahan dilakukan pada Senin (3/12) mendatang, sementara Dinas Perdagangan Kota Semarang menjadwalkan pada Kamis (29/11) mendatang.
Dalam rapat yang digelar PKL dengan Dinas Perdagangan Kota Semarang untuk menentukan jadwal relokasi itu belum tercapai kesepakatan mengenai hari pelaksanaan "boyongan" PKL Karya Mandiri.
"Semua hari memang baik, tetapi untuk prosesi 'boyongan' pedagang Barito ke relokasi MAJT sebaiknya hari Senin (3/12), bukan hari Kamis (29/11). Inginnya kami begitu," katanya.
Sesuai dengan rencana, para PKL Karya Mandiri yang selama ini berada di kawasan bantaran Sungai BKT Semarang akan menempati relokasi di kawasan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Semarang.
Saat ini, kata Rohmat, tempat relokasi di kawasan MAJT juga sudah siap menampung para pedagang dengan keberadaan 108 kios yang dipastikan sudah bisa ditempati.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang Fajar Purwoto mengatakan "boyongan" PKL Karya Mandiri sudah dijadwalkan pada Kamis, 29 November 2018.
"Kebetulan, bertepatan dengan Hari Korpri. Jadi, bisa menjadi kenangan bersejarah bahwa pemindahan pedagang Barito ke MAJT dilakukan pada Hari Korpri," katanya.
Apalagi, kata dia, dirinya akan menghadiri kegiatan selama dua minggu setelah tanggal 29 November 2018 sehingga "boyongan" sebaiknya jangan dilakukan pada awal Desember.
"Nanti, sehari sebelum 'boyongan', kami akan merobohkan kembali 140 kios yang sudah kosong ditinggalkan pedagang. Ya, untuk mempercepat proyek normalisasi Sungai BKT," katanya.
Relokasi PKL di sepanjang bantaran Sungai BKT terus dilakukan secara bertahap, baru saja sebagian PKL Karangtempel "boyongan" menempati Pasar Klithikan Penggaron.
Tempat relokasi yang disediakan Pemerintah Kota Semarang untuk relokasi PKL BKT tersebar di berbagai titik, seperti Pasar Klithikan Penggaron, kawasan MAJT, dan Pasar Waru.
"Kami tidak menolak direlokasi, justru mendukung normalisasi Sungai Banjir Kanal Timur (BKT) ada percepatan pembangunan," kata Ketua Paguyuban Karya Mandiri Rohmat Yulianto di Semarang, Senin.
Menurut dia, pedagang menghendaki "boyongan" atau kepindahan dilakukan pada Senin (3/12) mendatang, sementara Dinas Perdagangan Kota Semarang menjadwalkan pada Kamis (29/11) mendatang.
Dalam rapat yang digelar PKL dengan Dinas Perdagangan Kota Semarang untuk menentukan jadwal relokasi itu belum tercapai kesepakatan mengenai hari pelaksanaan "boyongan" PKL Karya Mandiri.
"Semua hari memang baik, tetapi untuk prosesi 'boyongan' pedagang Barito ke relokasi MAJT sebaiknya hari Senin (3/12), bukan hari Kamis (29/11). Inginnya kami begitu," katanya.
Sesuai dengan rencana, para PKL Karya Mandiri yang selama ini berada di kawasan bantaran Sungai BKT Semarang akan menempati relokasi di kawasan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Semarang.
Saat ini, kata Rohmat, tempat relokasi di kawasan MAJT juga sudah siap menampung para pedagang dengan keberadaan 108 kios yang dipastikan sudah bisa ditempati.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang Fajar Purwoto mengatakan "boyongan" PKL Karya Mandiri sudah dijadwalkan pada Kamis, 29 November 2018.
"Kebetulan, bertepatan dengan Hari Korpri. Jadi, bisa menjadi kenangan bersejarah bahwa pemindahan pedagang Barito ke MAJT dilakukan pada Hari Korpri," katanya.
Apalagi, kata dia, dirinya akan menghadiri kegiatan selama dua minggu setelah tanggal 29 November 2018 sehingga "boyongan" sebaiknya jangan dilakukan pada awal Desember.
"Nanti, sehari sebelum 'boyongan', kami akan merobohkan kembali 140 kios yang sudah kosong ditinggalkan pedagang. Ya, untuk mempercepat proyek normalisasi Sungai BKT," katanya.
Relokasi PKL di sepanjang bantaran Sungai BKT terus dilakukan secara bertahap, baru saja sebagian PKL Karangtempel "boyongan" menempati Pasar Klithikan Penggaron.
Tempat relokasi yang disediakan Pemerintah Kota Semarang untuk relokasi PKL BKT tersebar di berbagai titik, seperti Pasar Klithikan Penggaron, kawasan MAJT, dan Pasar Waru.
Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Nur Istibsaroh
Copyright © ANTARA 2024