Semarang (Antaranews Jateng) - Bank Jateng per tanggal 27 Desember 2018 telah menyalurkan sebanyak Rp19 miliar dana CSR sebagai upaya untuk mendukung program pemerintah daerah dalam pengentasan kemiskinan dan masalah sosial di masyarakat.

Penyerahan dana CSR tersebut di antaranya disalurkan untuk penanganan rumah tidak layak huni (RTLH) sebanyak 814 unit rumah, pemberian perlindungan BPJS Ketenagakerjaan bagi 187.000 pekerja informal, restorasi gedung cagar budaya di Kota Lama Semarang, dan bantuan para korban bencana alam.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Kantor Bank Jateng Jalan Pemuda Semarang, Jumat berkesempatan menyerahkan secara simbolis sembilan bantuan dana sosial Bank Jateng dengan total Rp8,34 miliar.

Direktur Bank Jateng Supriyatno menjelaskan sembilan bantuan dana sosial Bank Jateng antara lain untuk bantuan 100 unit RTLH di Kota Pekalongan senilai Rp1,5 miliar; bantuan bencana gempa bumi Lombok-NTB senilai Rp200 juta.

Kemudian bantuan revitalisasi Gedung ITC menjadi Galeri Industri Kreatif Kota Lama Semarang senilai Rp1,61 miliar, bantuan perbaikan 100 unit RTLH Kabupaten Klaten senilai Rp1 miliar, bantuan satu unit mobil ambulance Masjid Agung Al-Aqsha Kabupaten Klaten senilai Rp241,5 juta.

Lainnya untuk bantuan 75 unit RTLH Kabupaten Grobogan senilai Rp1,12 miliar, bantuan pembangunan Masjid Al Maqfiroh Pondok Pesantren Ahlussunah Wal Jama'ah Kabupaten Pemalang senilai Rp150 juta, dan bantuan perlindungan BPJS Ketenagakerjaan bagi 180.000 pekerja rentan melalui program GN Lingkaran sebilai Rp3 miliar.

"Total dana sosial Bank Jateng yang diserahkan hari ini sebanyak Rp10.359.050.000. Penyerahan dana sosial ini wujud Bank jateng turut andil menyejahterakan masyarakat dan semoga bermanfaat bagi masyarakat serta lingkungan," katanya.

Supriyatno menambahkan bahwa kinerja Bank Jateng terus meningkat yakni dua kali lipat dalam lima tahun terakhir dengan total aset sebanyak Rp68,81 triliun. Akhir 2013 total aset Bank Jateng sebesar Rp30,70 triliun berada di posisi keempat dan saat ini menjadi terbesar kedua dari 27 BPD se-Indonesia.

Selain itu, lanjut Supriyatno, pertumbuhan dana dan kredit selama lima tahun juga tumbuh di kisaran 16 persen atua lebih tinggi dibandingkan BPD yang lain. Sementara untuk penyaluran usaha kredit meningkat dari 15,35 persen menjadi 38,86 persen.