180 pelajar tujuh negara ikuti KTT di SMA Taruna Nusantara Magelang
Kamis, 17 Januari 2019 18:54 WIB
Para pelajar dari sejumlah negara memainkan angklung pada pembukaan Global Youth Summit (GYS) 2019 di SMA Taruna Nusantara Kabupaten Magelang. (Foto: Heru Suyitno)
Magelang (Antaranews Jateng) - Sebanyak 180 pelajar setingkat SMA dari tujuh negara mengikuti Konferensi Pelajar Global (Global Youth Summit - GYS) 2019 di SMA Taruna Nusantara Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
GYS 2019 yang dibuka oleh Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan Kementerian Kehutanan Nur Sumedi di Balairung SMA Taruna Nusantara ini bakal berlangsung hingga 20 Januari 2019.
Kegiatan GYS 2019 diikuti pelajar dari Indonesia, Singapura, Vietnam, Kamboja, Filipina, Oman, dan Australia.
Usai pembukaan GYS 2019, Sumedi menuturkan acara ini sangat penting dan menarik, karena melibatkan pelajar dari sejumlah negara.
"Anak-anak SMA bertemu, berinovasi untuk mitigasi sampah," katanya.
Ia menuturkan mereka adalah penyelamatan lingkungan di masa depan. Orang dewasa banyak mengeksploitasi dan anak-anak ini menjadi harapan.
"Ada istlah klasik, sebenarnya lingkungan ini milik mereka itu, kita hanya meminjam sehingga kita harus mewariskan kepada mereka tidak boleh lebih jelek dibanding sekarang," katanya.
Menurut dia mereka akan mempunyai paradigma tentang lingkungan lebih kuat, sehingga apa pun pekerjaan mereka, jadi birokrat, pengusaha atau lainnya, tetapi semangat menjaga lingkungan itu tetap kuat.
Ia menuturkan kegiatan ini diikuti pelajar dari sejumlah negara karena masalah lingkungan tidak bisa dibatasi oleh batas-batas administratif, provinsi bahkan negara sehingga banyak persoalan lingkungan itu lewat batas negara, seperti asap, polusi sampah di laut.
"Sampah yang dibuang dari Singapura itu bisa sampai ke Selat Sunda, maka permasalahan tersebut harus diselesaikan bersama," katanya.
Ia menuturkan budaya ramah terhadap lingkungan itu harus terus digalakkan dan harus dimulai dari rumah, dari anak-anak, lama-lama budaya ramah lingkungan akan terbentuk.
GYS 2019 yang dibuka oleh Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan Kementerian Kehutanan Nur Sumedi di Balairung SMA Taruna Nusantara ini bakal berlangsung hingga 20 Januari 2019.
Kegiatan GYS 2019 diikuti pelajar dari Indonesia, Singapura, Vietnam, Kamboja, Filipina, Oman, dan Australia.
Usai pembukaan GYS 2019, Sumedi menuturkan acara ini sangat penting dan menarik, karena melibatkan pelajar dari sejumlah negara.
"Anak-anak SMA bertemu, berinovasi untuk mitigasi sampah," katanya.
Ia menuturkan mereka adalah penyelamatan lingkungan di masa depan. Orang dewasa banyak mengeksploitasi dan anak-anak ini menjadi harapan.
"Ada istlah klasik, sebenarnya lingkungan ini milik mereka itu, kita hanya meminjam sehingga kita harus mewariskan kepada mereka tidak boleh lebih jelek dibanding sekarang," katanya.
Menurut dia mereka akan mempunyai paradigma tentang lingkungan lebih kuat, sehingga apa pun pekerjaan mereka, jadi birokrat, pengusaha atau lainnya, tetapi semangat menjaga lingkungan itu tetap kuat.
Ia menuturkan kegiatan ini diikuti pelajar dari sejumlah negara karena masalah lingkungan tidak bisa dibatasi oleh batas-batas administratif, provinsi bahkan negara sehingga banyak persoalan lingkungan itu lewat batas negara, seperti asap, polusi sampah di laut.
"Sampah yang dibuang dari Singapura itu bisa sampai ke Selat Sunda, maka permasalahan tersebut harus diselesaikan bersama," katanya.
Ia menuturkan budaya ramah terhadap lingkungan itu harus terus digalakkan dan harus dimulai dari rumah, dari anak-anak, lama-lama budaya ramah lingkungan akan terbentuk.
Pewarta : Heru Suyitno
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Ini cerita SMAN 11 Semarang bisa sabet gelar juara Regional AXIS Nation Cup 2024
18 October 2024 12:37 WIB
Sebanyak 880 siswa madrasah ikut Kompetisi Sains Madrasah 2024 di Ternate
02 September 2024 15:06 WIB