2.000 tumpeng untuk "Slametan Wiwit Tembakau" di Temanggung
Sabtu, 27 April 2019 14:05 WIB
Gunungan terbuat dari tembakau dan palawija diarak dari Halaman Setda Temanggung menuju Alun-Alun Temanggung dalam "Slametan Wiwit Tembakau Merti Bhumi Phala 2019", Sabtu (27/04/2019). (ANTARA/Heru Suyitno)
Temanggung (ANTARA) - Sekitar 2.000 tumpeng dan ingkung ayam disajikan pada acara "Slametan Wiwit Tembakau Merti Bhumi Phala 2019" diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Temanggung di Alun-Alun Temanggung, Sabtu.
Puluhan ribu petani memenuhi Alun-Alun Temanggung dan setiap kelompok membawa tumpeng dan ingkung secara swadaya. Mereka dengan khidmad mengikuti doa bersama yang dipimpin mantan Bupati Temanggung Hasyim Affandi.
Usai doa bersama, mereka makan barsama dengan menu tumpeng yang mereka bawa dan dua gunungan besar yang terbuat dari hasil bumi, termasuk tembakau, menjadi rebutan para pengunjung.
Hasyim Affandi dalam tausiyah mengatakan kalau ingin mengembalikan kejayaan tembakau Temanggung petani harus memperhatikan alam dan ikhtiar dengan sungguh-sungguh.
Ia mengatakan tanam tembakau bergantung pada alam. Waktu menanam membutuhkan hujan tetapi sedikit, kemudian masa panen membutuhkan matahari. Hal itu semua merupakan hukum alam.
Ia menuturkan melalui doa bersama itu mudah-mudahan Allah memberikan berkah dengan panen tembakau yang bagus.
"Waktu menanam bagus, tumbuh subur, dan dauannya bagus, serta nanti waktu panen harganya mahal," katanya.
Bupati Temanggung M. Al Khadziq mengatakan kegiatan itu bertujuan membangun kebersamaan antara para petani, pedagang, dan "grader" atau pabrikan, karena di dunia pertembakauan itu antara satu dan lainnya saling terkait.
"Petani membutuhkan pedagang dan 'grader', pedagang juga membutuhkan petani dan 'grader', sebaliknya pabrik rokok juga membutuhkan petani dan pedagang," katanya.
Ia menuturkan tidak bisa satu sama lain tidak saling bekerja sama. Hal yang selama ini terjadi di Temanggung, kualitas tembakau semakin hari semakin menurun karena adanya saling menyalahkan di antara para pihak.
"Kami ingin ayo bareng-bareng introspeksi mungkin ada di kalangan petaninya yang tidak pas kita luruskan, di kalangan para pedagang dan pabrikan mungkin ada praktik-praktik yang tidak pas kita luruskan bersama-sama. Intinya adalah membangun kesadaran bersama-sama untuk kembali pada jalan yang lurus untuk tembakau Temanggung seperti masa kejayaannya dulu tahun 1970-1980," katanya.
Ia berharap, dengan acara itu para petani dan pedagang serta "grader" bersama-sama mempunyai niat, tekat, dan sama-sama mempunya langkah konkret untuk memurnikan tembakau Temanggung.
Menurut dia, selama ini banyak tembakau Temanggung dicampur dengan tembakau dari luar Temanggung, dicampur dengan tembakau lama, dan dicampur dengan gula yang terlalu banyak sehingga kualitasnya tidak seperti zaman dahulu.
Ia menuturkan peran Pemkab Temanggung sebagai poros dalam pergerakan dunia pertembakuan di Temanggung.
"Kita jadi pihak yang mempersatukan, pihak yang menyelesaikan masalah mana kala ada masalah dan tempat masyarakat untuk mengadu, kita yang menjaga agar kepentingan para pihak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Kepentingan petani terwujud, kepentingan pedagang terwujud, kepentingan 'grader'/pabrik terwujud. Kita tidak ingin hanya kepentingan industri saja yang terwujud tetapi petani dikalahkan, pedagang dikalahkan atau sebaliknya hanya petani kepentingannya terwujud tetapi kepentingan pedagang dan 'grader' dikalahkan," katanya.
Puluhan ribu petani memenuhi Alun-Alun Temanggung dan setiap kelompok membawa tumpeng dan ingkung secara swadaya. Mereka dengan khidmad mengikuti doa bersama yang dipimpin mantan Bupati Temanggung Hasyim Affandi.
Usai doa bersama, mereka makan barsama dengan menu tumpeng yang mereka bawa dan dua gunungan besar yang terbuat dari hasil bumi, termasuk tembakau, menjadi rebutan para pengunjung.
Hasyim Affandi dalam tausiyah mengatakan kalau ingin mengembalikan kejayaan tembakau Temanggung petani harus memperhatikan alam dan ikhtiar dengan sungguh-sungguh.
Ia mengatakan tanam tembakau bergantung pada alam. Waktu menanam membutuhkan hujan tetapi sedikit, kemudian masa panen membutuhkan matahari. Hal itu semua merupakan hukum alam.
Ia menuturkan melalui doa bersama itu mudah-mudahan Allah memberikan berkah dengan panen tembakau yang bagus.
"Waktu menanam bagus, tumbuh subur, dan dauannya bagus, serta nanti waktu panen harganya mahal," katanya.
Bupati Temanggung M. Al Khadziq mengatakan kegiatan itu bertujuan membangun kebersamaan antara para petani, pedagang, dan "grader" atau pabrikan, karena di dunia pertembakauan itu antara satu dan lainnya saling terkait.
"Petani membutuhkan pedagang dan 'grader', pedagang juga membutuhkan petani dan 'grader', sebaliknya pabrik rokok juga membutuhkan petani dan pedagang," katanya.
Ia menuturkan tidak bisa satu sama lain tidak saling bekerja sama. Hal yang selama ini terjadi di Temanggung, kualitas tembakau semakin hari semakin menurun karena adanya saling menyalahkan di antara para pihak.
"Kami ingin ayo bareng-bareng introspeksi mungkin ada di kalangan petaninya yang tidak pas kita luruskan, di kalangan para pedagang dan pabrikan mungkin ada praktik-praktik yang tidak pas kita luruskan bersama-sama. Intinya adalah membangun kesadaran bersama-sama untuk kembali pada jalan yang lurus untuk tembakau Temanggung seperti masa kejayaannya dulu tahun 1970-1980," katanya.
Ia berharap, dengan acara itu para petani dan pedagang serta "grader" bersama-sama mempunyai niat, tekat, dan sama-sama mempunya langkah konkret untuk memurnikan tembakau Temanggung.
Menurut dia, selama ini banyak tembakau Temanggung dicampur dengan tembakau dari luar Temanggung, dicampur dengan tembakau lama, dan dicampur dengan gula yang terlalu banyak sehingga kualitasnya tidak seperti zaman dahulu.
Ia menuturkan peran Pemkab Temanggung sebagai poros dalam pergerakan dunia pertembakuan di Temanggung.
"Kita jadi pihak yang mempersatukan, pihak yang menyelesaikan masalah mana kala ada masalah dan tempat masyarakat untuk mengadu, kita yang menjaga agar kepentingan para pihak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Kepentingan petani terwujud, kepentingan pedagang terwujud, kepentingan 'grader'/pabrik terwujud. Kita tidak ingin hanya kepentingan industri saja yang terwujud tetapi petani dikalahkan, pedagang dikalahkan atau sebaliknya hanya petani kepentingannya terwujud tetapi kepentingan pedagang dan 'grader' dikalahkan," katanya.
Pewarta : Heru Suyitno
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Tradisi "Tumpeng Jangka" bangkitkan semangat tani warga Gunung Andong
28 September 2022 18:28 WIB, 2022