AS bisa saja tangguhkan pelatihan F-35 bagi pilot Turki
Rabu, 29 Mei 2019 19:15 WIB
Sebuah jet tempur F/A-18E Super Hornet . (REUTERS)
Washington (ANTARA) - Amerika Serikat sangat serius mempertimbangkan untuk menangguhkan pelatihan jet tempur canggih F-35 bagi pilot-pilot Turki karena Ankara tetap dengan rencananya membeli sistem pertahanan rudal dari Rusia kendati Washington menyatakan keberatan, kata beberapa sumber, Selasa (28/5).
AS dan Turki, yang sama-sama adalah anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), selama berbulan-bulan beradu pendapat soal pembelian sistem pertahanan S-400 buatan Rusia itu.
Washington menganggap S-400 berlawanan dengan jaringan pertahanan negara-negara Barat anggota NATO serta bisa mengancam jet-jet tempur siluman F-35 buatan AS, yang juga ingin dibeli Turki.
Dua sumber yang mengetahui peranan Turki pada program F-35 mengatakan Washington belum mengambil keputusan akhir. Pertimbangan dilakukan setelah Turki menunjukkan tanda-tanda akan terus dengan rencananya membeli S-400.
Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar mengatakan pada 22 Mei bahwa para personel militer Turki sedang menjalani pelatihan di Rusia untuk mengoperasikan S-400. Ia juga mengatakan Rusia kemungkinan akan mengirimkan personelnya juga ke Turki.
Pilot-pilot Turki juga sedang mengikuti pelatihan di Pangkalan Udara Luke di Arizona. Tidak ada kejelasan soal apakah keputusan untuk menangguhkan pelatihan tersebut akan berarti bahwa pilot-pilot Turki itu diharuskan meninggalkan AS atau akan diizinkan tetap berada di pangkalan sampai keputusan akhir soal masa depan Turki dalam program F-35 diambil.
AS telah secara terang-terangan mengatakan bahwa Turki tidak boleh memiliki S-400 dan menjadi bagian dari program F-35. Pesawat F-35 dibuat oleh Lockheed Martin Corp.
Jika Turki dikeluarkan dari program tersebut, langkah itu akan menjadi pemutusan terparah dalam sejarah hubungan kedua sekutu NATO itu, kata para pakar.
"Washington sedang memberikan pesan bahwa pihaknya lebih baik tidak memutuskan hubungan militer dengan Turki tapi, pada saat yang sama, memperlihatkan bahwa pihaknya siap melakukan langkah itu jika Ankara tidak mengubah rencananya soal pembelian S-400," kata Soner Cagaptay, direktur kajian Turki pada Washington Institute.
Hubungan yang menegang antara Washington dan Ankara tidak hanya menyangkut F-35 tetapi juga antara lain terkait strategi yang berlawanan soal Suriah, sanksi Iran serta penahanan staf konsuler AS di Turki.
Sumber: Reuters
AS dan Turki, yang sama-sama adalah anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), selama berbulan-bulan beradu pendapat soal pembelian sistem pertahanan S-400 buatan Rusia itu.
Washington menganggap S-400 berlawanan dengan jaringan pertahanan negara-negara Barat anggota NATO serta bisa mengancam jet-jet tempur siluman F-35 buatan AS, yang juga ingin dibeli Turki.
Dua sumber yang mengetahui peranan Turki pada program F-35 mengatakan Washington belum mengambil keputusan akhir. Pertimbangan dilakukan setelah Turki menunjukkan tanda-tanda akan terus dengan rencananya membeli S-400.
Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar mengatakan pada 22 Mei bahwa para personel militer Turki sedang menjalani pelatihan di Rusia untuk mengoperasikan S-400. Ia juga mengatakan Rusia kemungkinan akan mengirimkan personelnya juga ke Turki.
Pilot-pilot Turki juga sedang mengikuti pelatihan di Pangkalan Udara Luke di Arizona. Tidak ada kejelasan soal apakah keputusan untuk menangguhkan pelatihan tersebut akan berarti bahwa pilot-pilot Turki itu diharuskan meninggalkan AS atau akan diizinkan tetap berada di pangkalan sampai keputusan akhir soal masa depan Turki dalam program F-35 diambil.
AS telah secara terang-terangan mengatakan bahwa Turki tidak boleh memiliki S-400 dan menjadi bagian dari program F-35. Pesawat F-35 dibuat oleh Lockheed Martin Corp.
Jika Turki dikeluarkan dari program tersebut, langkah itu akan menjadi pemutusan terparah dalam sejarah hubungan kedua sekutu NATO itu, kata para pakar.
"Washington sedang memberikan pesan bahwa pihaknya lebih baik tidak memutuskan hubungan militer dengan Turki tapi, pada saat yang sama, memperlihatkan bahwa pihaknya siap melakukan langkah itu jika Ankara tidak mengubah rencananya soal pembelian S-400," kata Soner Cagaptay, direktur kajian Turki pada Washington Institute.
Hubungan yang menegang antara Washington dan Ankara tidak hanya menyangkut F-35 tetapi juga antara lain terkait strategi yang berlawanan soal Suriah, sanksi Iran serta penahanan staf konsuler AS di Turki.
Sumber: Reuters
Pewarta : Tia Mutiasari
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
BPJS Ketenagakerjaan bersama Disnakertrans duduk bareng serikat pekerja se-Jateng
24 July 2024 20:39 WIB
Spesifikasi helikopter yang ditumpangi Presiden Iran Ebrahim Raisi, berusia 30 tahun
21 May 2024 10:32 WIB
Sekar Bank Jateng salurkan bantuan ke warga terdampak banjir di Pati, Kudus, dan Demak
08 April 2024 15:52 WIB
Serikat Pekerja Pertamina Cilacap gelar Lomba Karya Tulis Ilmiah se-Jawa
13 June 2023 17:20 WIB, 2023