Magelang (ANTARA) - Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Magelang (UMM), Jawa Tengah, menyelenggarakan kuliah tamu dengan mendatangkan dosen dari Siam University Thailand untuk meningkatkan wawasan mahasiswa.

Ketua Panitia pelaksana kuliah tamu, Setiyo Budi Santoso. di Magelang, Kamis, mengatakan kuliah tamu dengan tema "Antibiotics Dosing In Patient Receiving Renal Replacement Theraphy" dilakanakan di Gedung Rektorat Lantai 3 Kampus 2 UMM.

Ia mengatakan kuliah tamu diadakan sebagai bentuk pengayaan mahasiswa serta dalam rangka meningkatkan kompetensi mahasiswa farmasi UMM.

"Dalam sebuah tim penanganan pasien gagal ginjal, farmasis merupakan seseorang yang tahu bagaimana reaksi obat di dalam tubuh. Oleh karenanya penting kita mengetahui penghitungan dosis yang tepat agar tidak terjadi overdosis pada seorang pasien," katanya.

Budi berharap baik dosen maupun mahasiswa dapat mengambil manfaat dari kegiatan ini.

"Bagi mahasiswa harapannya dapat memiliki wawasan yang luas utamanya wacana farmakologi di tingkat global. Sedang bagi dosen, dengan adanya kuliah tersebut dapat menjadi evaluasi terkait materi yang diajarkan kepada mahasiswa masih relevan atau tidak," katanya.

Baca juga: Mahasiswa UMM temukan formula gel "antiaging" dari kulit semangka

Kegiatan yang diikuti oleh 142 mahasiswa tersebut menghadirkan pemateri dari Siam University Thailand, Assoc. Prof. Weerachai Chaijamon seorang ahli di bidang farmasi klinis yang menekuni farmakoteraphy pada pasien gagal ginjal.

Dalam pemaparannya Weerachai menjelaskan mengenai penyesuaian dosis obat pada pasien gagal ginjal. Pasien penderita gagal ginjal terdiri dari tiga macam, yaitu penyakit gagal ginjal akut, kronis, dan pasien yang memperoleh donor ginjal.

Menurut dia dalam penanganan kasus gagal ginjal, pasien harus mendapatkan obat secara bertahap dan menggunakan beberapa pendekatan.

"Terdapat enam pendekatan bertahap untuk menyesuaikan dosis obat untuk pasien dengan insufisiensi ginjal, yakni memperoleh riwayat dan informasi mengenai demografis/ klinis yang relevan, memperkirakan pembersihan keratin, meninjau penggunaan obat yang sedang dikonsumsi oleh pasien, menghitung regimen pengobatan saat ini, monitor efek penggunaan obat, dan merevisi regimen," katanya.