Enam dosen UMP ikuti ICLEC di Istanbul
Sabtu, 6 Juli 2019 19:43 WIB
Delegasi UMP yang mengikuti kegiatan International Conference on Language, Education, and Culture (ICLEC) yang digelar di Istanbul, Turki, 27-29 Juni 2019. (Foto: Dok. UMP)
Purwokerto (ANTARA) - Sebanyak enam dosen Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mengikuti International Conference on Language, Education, and Culture (ICLEC) di Universitas Medipol, Istanbul, Turki, pada tanggal 27-29 Juni 2019.
"ICLEC merupakan konferensi tahunan yang diselenggarakan tujuh lembaga di empat negara, yakni Siprus, Turki, Macedonia, dan Amerika Serikat. Tahun ini merupakan penyelenggaraan kedua setelah kegiatan perdana yang digelar di Siprus, dan suatu keberuntungan karena UMP kali ini dapat mengirimkan enam dosen untuk berpartisipasi aktif pada acara tersebut," kata salah seorang delegasi UMP, Khristianto di Purwokerto, Sabtu.
Ia mengatakan konferensi yang berlangsung selama tiga hari itu dihadiri oleh pembicara pleno yang sangat berbobot serta merupakan guru besar dari berbagai negara, antara lain Turki, Irak, Arab Saudi, dan Macedonia.
Baca juga: Kuliah umum Kedokteran UMP hadirkan narasumber dari Kanada
Menurut dia, para pembicara pleno menyajikan isu-isu mutakhir dalam bidang kajian mereka, sedangkan para penyaji yang ikut berbagi pengalaman dan keahliannya jauh lebih beragam.
"Mereka hampir mewakili seluruh benua yang ada. Yang paling mendominasi secara jumlah adalah para pembicara dari Eropa," kata Dosen Fakultas Sastra UMP itu.
Terkait dengan enam dosen yang menjadi delegasi UMP, Khristianto mengatakan mereka berasal dari berbagai bidang ilmu, yakni tiga dosen Fakultas Sastra yang masing-masing menyajikan makalah tentang English Language Teaching (ILT), linguistik lanskap, dan pemanfaatan WAG untuk produksi karya literasi.
Selain itu, satu orang delegasi yang merupakan Dosen PPKn berbagi isu tentang pentingnya akta pemufakatan dalam sengketa waris sebagai bentuk legalisasi kearifan lokal, sedangkan seorang dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis menyoroti faktor-faktor yang berpengaruh terhadap individu untuk menjadi seorang wirausahawan.
Sementara dosen Fakultas Agama Islam menjelaskan tentang program pengembangan kesejahteraan rohani bagi warga lanjut usia melalui kegiatan berbasis masjid dalam konteks budaya Islam.
Baca juga: Dosen UMP manfaatkan teknologi kultur jaringan kembangkan kelapa kopyor
"Panitia penyelenggara begitu kooperatif dalam melayani peserta yang datang dari jarak yang begitu jauh, khususnya delegasi UMP. Terbang selama 15 jam adalah pengalaman pertama bagi kebanyakan anggota, ditambah perjalanan darat yang cukup di Indonesia menjadikan rute ini cukup melelahkan," kata Khristianto.
Ia mengatakan panitia sangat membantu delegasi UMP karena dengan senang hati mengatur agar enam dosen Perguruan Tinggi Muhammadiyah itu dapat menyajikan makalahnya pada hari yang sama.
"Materi yang mutakhir dan berbobot dari para pembicara dan penyaji, serta workshop-workshop yang sangat praktikal untuk diterapkan di lapangan menjadi oasis bagi kelelahan yang terasa. Keindahan alam Istanbul dan keramahan saudara muslim di sana menggoreskan kesan biru yang mendalam tentang ICLEC 2019. Semoga ke depan UMP dapat mengirimkan delegasi kembali untuk hadir di Turki, Macedonia, atau Amerika Serikat," katanya. *
"ICLEC merupakan konferensi tahunan yang diselenggarakan tujuh lembaga di empat negara, yakni Siprus, Turki, Macedonia, dan Amerika Serikat. Tahun ini merupakan penyelenggaraan kedua setelah kegiatan perdana yang digelar di Siprus, dan suatu keberuntungan karena UMP kali ini dapat mengirimkan enam dosen untuk berpartisipasi aktif pada acara tersebut," kata salah seorang delegasi UMP, Khristianto di Purwokerto, Sabtu.
Ia mengatakan konferensi yang berlangsung selama tiga hari itu dihadiri oleh pembicara pleno yang sangat berbobot serta merupakan guru besar dari berbagai negara, antara lain Turki, Irak, Arab Saudi, dan Macedonia.
Baca juga: Kuliah umum Kedokteran UMP hadirkan narasumber dari Kanada
Menurut dia, para pembicara pleno menyajikan isu-isu mutakhir dalam bidang kajian mereka, sedangkan para penyaji yang ikut berbagi pengalaman dan keahliannya jauh lebih beragam.
"Mereka hampir mewakili seluruh benua yang ada. Yang paling mendominasi secara jumlah adalah para pembicara dari Eropa," kata Dosen Fakultas Sastra UMP itu.
Terkait dengan enam dosen yang menjadi delegasi UMP, Khristianto mengatakan mereka berasal dari berbagai bidang ilmu, yakni tiga dosen Fakultas Sastra yang masing-masing menyajikan makalah tentang English Language Teaching (ILT), linguistik lanskap, dan pemanfaatan WAG untuk produksi karya literasi.
Selain itu, satu orang delegasi yang merupakan Dosen PPKn berbagi isu tentang pentingnya akta pemufakatan dalam sengketa waris sebagai bentuk legalisasi kearifan lokal, sedangkan seorang dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis menyoroti faktor-faktor yang berpengaruh terhadap individu untuk menjadi seorang wirausahawan.
Sementara dosen Fakultas Agama Islam menjelaskan tentang program pengembangan kesejahteraan rohani bagi warga lanjut usia melalui kegiatan berbasis masjid dalam konteks budaya Islam.
Baca juga: Dosen UMP manfaatkan teknologi kultur jaringan kembangkan kelapa kopyor
"Panitia penyelenggara begitu kooperatif dalam melayani peserta yang datang dari jarak yang begitu jauh, khususnya delegasi UMP. Terbang selama 15 jam adalah pengalaman pertama bagi kebanyakan anggota, ditambah perjalanan darat yang cukup di Indonesia menjadikan rute ini cukup melelahkan," kata Khristianto.
Ia mengatakan panitia sangat membantu delegasi UMP karena dengan senang hati mengatur agar enam dosen Perguruan Tinggi Muhammadiyah itu dapat menyajikan makalahnya pada hari yang sama.
"Materi yang mutakhir dan berbobot dari para pembicara dan penyaji, serta workshop-workshop yang sangat praktikal untuk diterapkan di lapangan menjadi oasis bagi kelelahan yang terasa. Keindahan alam Istanbul dan keramahan saudara muslim di sana menggoreskan kesan biru yang mendalam tentang ICLEC 2019. Semoga ke depan UMP dapat mengirimkan delegasi kembali untuk hadir di Turki, Macedonia, atau Amerika Serikat," katanya. *
Pewarta : KSM
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
UMP targetkan terima 6.000 mahasiswa baru program reguler pada tahun 2025
03 November 2024 14:03 WIB
Kisah Tim Kesehatan UMP di Jambore Panti Asuhan Muhammadiyah dan 'Aisyiyah se-Jawa Tengah
28 June 2024 13:35 WIB
Sekum PP Muhammadiyah: Jadi anak yatim tidak boleh menjadi generasi peminta-minta
25 June 2024 22:50 WIB