Menristekdikti meresmikan perpustakaan pintar Unnes
Jumat, 27 September 2019 12:12 WIB
Menristek M.Nasir berdialog dengan mahasiswa asing yang menempuh pendidikan di Unnes usao meresmikan perpustakaan Rumah Ilmu, Jumat (ANTARA/ I.C.Senjaya)
Semarang (ANTARA) - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) M.Nasir meresmikan perpustakaan pintar milik Universitas Negeri Semarang (Unnes) yang dinamai Rumah Ilmu.
"'Smart Library' merupakan pintu menuju 'E-learning' di masa depan," kata Nasir saat peresmian di Semarang, Jumat.
Ke depan, lanjut dia, perguruan tinggi harus menuju pada konsep pembelajaran daring.
Baca juga: Menristek mengaku kantongi izin Presiden soal impor rektor
Ia mengungkapkan kampus-kampus tidak bisa hanya bertahan pada model pembelajaran konvensional.
Menurut dia, pembelajaran konvensional tidak bisa menyelesaikan masalah pendidikan, khususnya di kawasan terluar Indonesia.
"Kita tidak bisa bertahan dengan model konvensional. Cara konvensional tidak bisa menyelesaikan masalah pendidikan khususnya di kawasan 3T," katanya.
Melalui perpustakaan pintar ini, kata dia, proses pembelajaran tidak akan dibatasi oleh jarak, ruang, dan waktu.
Terhadap gedung yang dibangun dengan biaya dari masyarakat ini, Nasir meminta harus bermanfaat dan jangan hanya menjadi museum.
"Gedung megah ini jangan hanya jadi museum," tegasnya.
Baca juga: Kebutuhan baterai jadi masalah, Menristekdikti kembangkan pusat penelitian di UNS
Baca juga: KIP kuliah perluas kesempatan tempuh pendidikan tinggi
"'Smart Library' merupakan pintu menuju 'E-learning' di masa depan," kata Nasir saat peresmian di Semarang, Jumat.
Ke depan, lanjut dia, perguruan tinggi harus menuju pada konsep pembelajaran daring.
Baca juga: Menristek mengaku kantongi izin Presiden soal impor rektor
Ia mengungkapkan kampus-kampus tidak bisa hanya bertahan pada model pembelajaran konvensional.
Menurut dia, pembelajaran konvensional tidak bisa menyelesaikan masalah pendidikan, khususnya di kawasan terluar Indonesia.
"Kita tidak bisa bertahan dengan model konvensional. Cara konvensional tidak bisa menyelesaikan masalah pendidikan khususnya di kawasan 3T," katanya.
Melalui perpustakaan pintar ini, kata dia, proses pembelajaran tidak akan dibatasi oleh jarak, ruang, dan waktu.
Terhadap gedung yang dibangun dengan biaya dari masyarakat ini, Nasir meminta harus bermanfaat dan jangan hanya menjadi museum.
"Gedung megah ini jangan hanya jadi museum," tegasnya.
Baca juga: Kebutuhan baterai jadi masalah, Menristekdikti kembangkan pusat penelitian di UNS
Baca juga: KIP kuliah perluas kesempatan tempuh pendidikan tinggi
Pewarta : Immanuel Citra Senjaya
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024