Semarang (ANTARA) - Menanggapi konflk sosial yang terjadi di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Aksi Cepat Tanggap (ACT), Senin (30/9) membuka crisis center di Kantor ACT Sulawesi Selatan.
Crisis center ini berada di Alauddin Plaza Ruko SSH, Jalan Sultan Alauddin, Gunung Sari, Rappocini, Kota Makassar. Crisis center ditujukan menjadi pusat data atas dampak konflik sosial yang terjadi di Wamena.
Direktur Komunikasi ACT Lukman Azis Kurniawan mengatakan, crisis center yang dibuka di Kantor ACT Sulsel akan memberikan informasi kepada publik tentang data dan situasi terkini dari Papua secara akurat.
Seluruh lapisan masyarakat dapat mengunjungi dan mendapatkan informasi terkini tentang Wamena. Data-data yang crisis center ACT terima berasal dari tim yang berada di Papua saat ini.
“Crisis center ini digawangi oleh tim Masyarakat Relawan Indonesia dengan penguasaan bidang tertentu,” jelasnya, Senin (30/9).
Saat ini, tim ACT juga sudah berada di Sentani dan sebagian lagi akan menuju Wamena. Tim tanggap darurat tersebut akan mengirimkan informasi terkini ke crisis center di Makassar.
Tiap pagi dan sore akan ada pembaruan informasi.
Crisis center ACT di Makassar juga menjadi pusat pengaduan orang hilang atau yang menjadi korban krisis kemanusiaan di Wamena. Pihak-pihak yang nantinya merasa kehilangan keluarga di Wamena dapat menghubungi crisis center ACT.
Tak hanya itu, data dari crisis center juga
dapat menjadi rujukan berbagai pihak. Tiap harinya akan ada pembaruan informasi tentang pengungsi, korban, hingga eksodus yang terjadi di Papua.
Selain itu, crisis center juga menjadi tempat bagi masyarakat yang ingin berdonasi bagi warga terdampak konflik sosial.
Nantinya ACT akan menyalurkan bantuan itu. “ACT juga akan memberikan santunan bagi korban konflik yang meninggal dunia.
Di Makassar, kami juga telah menyiapkan pembukaan dapur umum di titik-titik kedatangan pengungsi dari Papua,” tambah Azis.
Santunan untuk korban jiwa Ahad (29/9) lalu, ACT menyerahkan santunan kepada korban meninggal dunia akibat konflik sosial di Wamena. keluarga Muhammad Iswan dan keluarga Linda yang tinggal di Pesisir Selatan, Sumatra Barat mendapatkan santunan. Santuanan ini diserahterimakan oleh ACT Sumbar.
Aan Saputra dari tim Program ACT Sumbar mengatakan, ada sembilan korban meninggal dunia akibat konflik sosial di Wamena yang berasal dari Pesisir Selatan.
Mereka merantau ke Papua untuk bekerja. “Duka yang sangat mendalam bagi keluarga ketika mendapatkan kabar keluarganya menjadi salah satu korban konflik sosial,” ungkap Aan. (KSM)
ACT buka "Crisis Center" Tragedi Kemanusiaan Wamena di Makassar
Senin, 30 September 2019 19:35 WIB
Crisis center tragedi kemanusiaan Wamena di Makassar. ACT
Pewarta : KSM
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Indonesia should make huge leaps by working around crisis: President Jokowi
14 August 2020 14:22 WIB, 2020
Luhut: "Crisis Center" Segera Dibentuk Tangani Gangguan Keamanan Negara
25 April 2016 10:58 WIB, 2016
Firman Ingatkan Pemerintah untuk Mengantisipasi Adanya Indikasi Multi Crisis
25 August 2015 15:42 WIB, 2015