Gibran: Usia muda modal dan kekuatan berbisnis
Selasa, 5 November 2019 21:06 WIB
Gibran (dua dari kiri) saat mengisi seminar bisnis di Kampus ISI Surakarta. (ANTARA/Aris Wasita
Solo (ANTARA) - Putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka menyatakan usia muda adalah modal dan kekuatan dalam menjalankan bisnis di era digital.
"Saya selalu dorong adik-adik yang lebih muda dari saya. Muda adalah kekuatan, mereka lebih bisa berkreasi, punya inovasi, dan melek teknologi," kata pemilik sejumlah usaha di bidang kuliner ini pada seminar bisnis Jamane Bisnis Kreatif di Kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Selasa.
Baca juga: PDIP Jateng mengaku belum komunikasi dengan Gibran
Ia mengatakan para mahasiswa tidak harus menunggu lulus kuliah untuk bisa menjalankan usaha mereka. Menurut dia, untuk bisa sukses menjalankan usaha anak muda harus memiliki motivasi.
Baca juga: Ratusan "wong" Solo dukung Gibran maju Pilkada 2020
"Motivasinya adalah uang. Namun ketika sudah sukses harus ingat kalau kita harus bisa menginspirasi banyak orang, memberikan CSR (tanggung jawab sosial perusahaan). Kalau tidak ada uang kan tidak bisa," katanya.
Ia mengatakan menjadi pengusaha atau karyawan merupakan pilihan hidup masing-masing individu. Meski demikian, menurut dia, menjadi pengusaha dianggap lebih baik. Oleh karena itu, ia memilih menjadi pengusaha daripada karyawan.
Sementara itu, dikatakannya, perkembangan teknologi yang terjadi saat ini cukup masif. Bahkan, dikatakannya, kondisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi pelaku bisnis ekonomi kreatif.
Terkait hal itu, ia mengimbau para pelaku bisnis untuk dapat berkolaborasi. Bahkan ia juga membuka kemungkinan kolaborasi dengan para mahasiswa yang sedang menjalankan bisnis mereka.
"Kalau harganya cocok saya terbuka," katanya disambut tawa para mahasiswa yang datang di seminar dengan tema Mengembangkan Karya Jadi Bisnis di Era Digital tersebut.
Baca juga: Sempat diberhentikan dari DPRD, ini komentar Rudy terhadap Paundra
Menurut dia, era digital adalah era kolaborasi. Oleh karena itu, setiap perusahaan dituntut dapat berkolaborasi jika ingin berkembang. Selain itu, juga harus diimbangi dengan pemanfaatan teknologi yang memadai agar dapat lebih berkembang.
Disinggung mengenai potensi usaha di Kota Solo yang dapat dikembangkan oleh para pelaku usaha, dikatakannya, salah satunya yaitu sektor kuliner tradisional.
"Di Solo ini potensi kuliner banyak. Kalau bisa dikembangkan dan ditunjang dengan pemanfaatan teknologi yang memadai pasti bisa menaikkan posisi mereka," katanya.
"Saya selalu dorong adik-adik yang lebih muda dari saya. Muda adalah kekuatan, mereka lebih bisa berkreasi, punya inovasi, dan melek teknologi," kata pemilik sejumlah usaha di bidang kuliner ini pada seminar bisnis Jamane Bisnis Kreatif di Kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Selasa.
Baca juga: PDIP Jateng mengaku belum komunikasi dengan Gibran
Ia mengatakan para mahasiswa tidak harus menunggu lulus kuliah untuk bisa menjalankan usaha mereka. Menurut dia, untuk bisa sukses menjalankan usaha anak muda harus memiliki motivasi.
Baca juga: Ratusan "wong" Solo dukung Gibran maju Pilkada 2020
"Motivasinya adalah uang. Namun ketika sudah sukses harus ingat kalau kita harus bisa menginspirasi banyak orang, memberikan CSR (tanggung jawab sosial perusahaan). Kalau tidak ada uang kan tidak bisa," katanya.
Ia mengatakan menjadi pengusaha atau karyawan merupakan pilihan hidup masing-masing individu. Meski demikian, menurut dia, menjadi pengusaha dianggap lebih baik. Oleh karena itu, ia memilih menjadi pengusaha daripada karyawan.
Sementara itu, dikatakannya, perkembangan teknologi yang terjadi saat ini cukup masif. Bahkan, dikatakannya, kondisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi pelaku bisnis ekonomi kreatif.
Terkait hal itu, ia mengimbau para pelaku bisnis untuk dapat berkolaborasi. Bahkan ia juga membuka kemungkinan kolaborasi dengan para mahasiswa yang sedang menjalankan bisnis mereka.
"Kalau harganya cocok saya terbuka," katanya disambut tawa para mahasiswa yang datang di seminar dengan tema Mengembangkan Karya Jadi Bisnis di Era Digital tersebut.
Baca juga: Sempat diberhentikan dari DPRD, ini komentar Rudy terhadap Paundra
Menurut dia, era digital adalah era kolaborasi. Oleh karena itu, setiap perusahaan dituntut dapat berkolaborasi jika ingin berkembang. Selain itu, juga harus diimbangi dengan pemanfaatan teknologi yang memadai agar dapat lebih berkembang.
Disinggung mengenai potensi usaha di Kota Solo yang dapat dikembangkan oleh para pelaku usaha, dikatakannya, salah satunya yaitu sektor kuliner tradisional.
"Di Solo ini potensi kuliner banyak. Kalau bisa dikembangkan dan ditunjang dengan pemanfaatan teknologi yang memadai pasti bisa menaikkan posisi mereka," katanya.
Pewarta : Aris Wasita
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Unsoed tingkatkan keberlanjutan bisnis komunitas pelaku usaha di Banyumas
20 September 2024 16:44 WIB
Terpopuler - Bisnis
Lihat Juga
Hashim Djojohadikusumo pikat pendanaan hijau EUR 1,2 miliar untuk sektor kelistrikan
14 November 2024 21:08 WIB