Museum Jenang Kudus diharapkan jadi wahana edukasi masyarakat
Kamis, 26 Desember 2019 17:28 WIB
Sejumlah pengunjung tengah melihat koleksi baru di ruang Trilogi Ukhuwah di Museum Jenang Kudus, Jawa Tengah, Kamis (26/12). ANTARA / Akhmad Nazaruddin Lathif
Kudus (ANTARA) - Museum Jenang Kudus, Jawa Tengah, yang menampilkan berbagai miniatur objek wisata di Kota Kretek ini kembali menambah koleksi baru berupa trilogi ukhuwah, yang diharapkan dapat menjadi wadah edukasi untuk masyarakat dan para wisatawan.
"Koleksi yang ada sekarang makin banyak karena sebelumnya sudah ada miniatur Menara Kudus, diorama Pasar Bubar, rumah adat kudus, dan yang belum lama diperkenalkan galeri Alquran, miniatur rumah kembar, rumah kapal, koleksi media promosi Nitisemito serta beberapa koleksi lainnya," kata Manajer Marketing Mubarok Food Muhammad Kirom di Kudus, Kamis.
Ia mengungkapkan komitmen Mubarok Food memberikan ruang edukasi kepada masyarakat karena semua koleksi yang ada memiliki nuansa edukatif, mulai dari tokoh organisasi Islam hingga pengusaha sukses di era tahun 1938 juga tersaji di museum jenang.
"Kami ingin menginformasikan seluas-luasnya tentang benda-benda maupun bangunan bersejarah yang di Kudus maupun di Tanah Air yang dimungkinkan banyak orang yang belum mengetahuinya, termasuk sejarah keberadaannya," ujarnya.
Ruang Trilogi Ukhuwah, lanjut dia, memuat tentang ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan basyariyah dengan slogan pondasi pembangunan negeri menguatkan NKRI dan jadi perekat umat.
Di dalam gedung tersebut, menggambarkan kerekatan yang diwakili oleh ormas keagamaan terbesar di Indonesia, yakni Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.
"Ruang ini menggambarkan persaudaraan dan ikatan keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan," ujarnya.
Ruang trilogi ukhuwah juga berisi foto besar pendidi NU dan Muhammadiyah, foto-foto pengurus PBNU dan PP Muhammadiyah dari masa ke masa.
Ruangan tersebut, lanjut dia, dibuka untuk umum sejak tanggal 25 Desember 2019.
Meskipun koleksi yang ada cukup menarik dan memberikan edukasi kadapa pengunjung, pengelola Museum Jenang Kudus tetap berupaya menampilkan setiap koleksinya menjadi lebih menarik.
Di antaranya, ruang kaligrafi dikembangkan lagi dengan menambah jumlah koleksi karya kaligrafi dari seniman bertaraf nasional dan internasional, perpustakaan dan ruang santai Sosrokartono, serta replika stasiun kereta api Wergu Kudus.
"Kami juga memiliki rencana pengembangan ruang auditorium atau ruang audio visual museum guna memudahkan masyarakat yang ingin mendapatkan penjelasan soal masing-masing koleksinya serta ruang praktik manasik haji," ujarnya.
Belum lama berselang, Mubarookfood meresmikan bangunan Gusjigang X-Building yang berada di dalam kompleks Museum Jenang.
Koleksi baru yang tersedia, di antaranya kerajinan ukir, membuat rokok kretek, terbang papat, kerajinan batik tulis, proses pembuatan jenang, pakaian adat yang bisa digunakan untuk berswafoto serta beberapa koleksi menarik lainnya.
Museum Jenang juga memiliki koleksi foto bupati dari masa ke masa, foto kuno Kota Kudus, dan diorama pasar bubar. ***3***
"Koleksi yang ada sekarang makin banyak karena sebelumnya sudah ada miniatur Menara Kudus, diorama Pasar Bubar, rumah adat kudus, dan yang belum lama diperkenalkan galeri Alquran, miniatur rumah kembar, rumah kapal, koleksi media promosi Nitisemito serta beberapa koleksi lainnya," kata Manajer Marketing Mubarok Food Muhammad Kirom di Kudus, Kamis.
Ia mengungkapkan komitmen Mubarok Food memberikan ruang edukasi kepada masyarakat karena semua koleksi yang ada memiliki nuansa edukatif, mulai dari tokoh organisasi Islam hingga pengusaha sukses di era tahun 1938 juga tersaji di museum jenang.
"Kami ingin menginformasikan seluas-luasnya tentang benda-benda maupun bangunan bersejarah yang di Kudus maupun di Tanah Air yang dimungkinkan banyak orang yang belum mengetahuinya, termasuk sejarah keberadaannya," ujarnya.
Ruang Trilogi Ukhuwah, lanjut dia, memuat tentang ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan basyariyah dengan slogan pondasi pembangunan negeri menguatkan NKRI dan jadi perekat umat.
Di dalam gedung tersebut, menggambarkan kerekatan yang diwakili oleh ormas keagamaan terbesar di Indonesia, yakni Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.
"Ruang ini menggambarkan persaudaraan dan ikatan keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan," ujarnya.
Ruang trilogi ukhuwah juga berisi foto besar pendidi NU dan Muhammadiyah, foto-foto pengurus PBNU dan PP Muhammadiyah dari masa ke masa.
Ruangan tersebut, lanjut dia, dibuka untuk umum sejak tanggal 25 Desember 2019.
Meskipun koleksi yang ada cukup menarik dan memberikan edukasi kadapa pengunjung, pengelola Museum Jenang Kudus tetap berupaya menampilkan setiap koleksinya menjadi lebih menarik.
Di antaranya, ruang kaligrafi dikembangkan lagi dengan menambah jumlah koleksi karya kaligrafi dari seniman bertaraf nasional dan internasional, perpustakaan dan ruang santai Sosrokartono, serta replika stasiun kereta api Wergu Kudus.
"Kami juga memiliki rencana pengembangan ruang auditorium atau ruang audio visual museum guna memudahkan masyarakat yang ingin mendapatkan penjelasan soal masing-masing koleksinya serta ruang praktik manasik haji," ujarnya.
Belum lama berselang, Mubarookfood meresmikan bangunan Gusjigang X-Building yang berada di dalam kompleks Museum Jenang.
Koleksi baru yang tersedia, di antaranya kerajinan ukir, membuat rokok kretek, terbang papat, kerajinan batik tulis, proses pembuatan jenang, pakaian adat yang bisa digunakan untuk berswafoto serta beberapa koleksi menarik lainnya.
Museum Jenang juga memiliki koleksi foto bupati dari masa ke masa, foto kuno Kota Kudus, dan diorama pasar bubar. ***3***
Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024