Tingkatkan daya saing, Kemenkop dan UKM gagas rumah produksi bersama furnitur
Jumat, 24 Januari 2020 15:04 WIB
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki saat berkunjung ke Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu di Kendal, Jumat. (ANTARA/ I.C.Senjaya)
Semarang (ANTARA) - Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) menggagas pembentukan rumah produksi bersama di sentra-sentra UMKM furnitur sebagai salah satu upaya meningkatkan daya saing untuk mendongkrak ekspor komoditas tersebut.
Gagasan tersebut disampaikan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki saat berkunjung ke Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu di Kendal, Jawa Tengah, Jumat.
"Kalau mau bersaing dengan produk luar maka 'supply chain' harus dibereskan agar lebih efisien, pasokan bahan baku lancar, kemudian harus masuk ke teknologi tinggi," katanya.
Baca juga: Didorong lebih profesional, UKM diminta manfaatkan teknologi
Gagasan rumah produksi bersama ini, kata dia, bertujuan agar para pelaku UMKM furnitur yang tidak memiliki peralatan modern bisa terfasilitasi.
"Bisa juga rumah produksi yang menghasilkan kayu siap pakai. Perajin tinggal pakai, sehingga punya standar kayu yang modern," katanya.
Ia menyebutkan rumah produksi bersama ini bisa dibangun oleh pemerintah.
Ia juga mengharapkan sekolah-sekolah kejuruan bisa melengkapi diri dengan program pembelajaran perkayuan.
Baca juga: Aplikasi Lamikro permudah UMKM sajikan pembukuan layak
Menurut dia, hal tersebut merupakan salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di UMKM furnitur.
"UMKM furnitur ini mengeluh kesulitan tenaga kerja. Melalui kerja sama dengan SMK pasti akan terserap, ada kebutuhan yang banyak," katanya.
Ia menambahkan sektor furnitur Indonesia saat ini baru memiliki sekitar 2 persen pangsa pasar di tingkat dunia.
Baca juga: Pemerintah aktifkan peringatan dini koperasi bermasalah
Gagasan tersebut disampaikan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki saat berkunjung ke Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu di Kendal, Jawa Tengah, Jumat.
"Kalau mau bersaing dengan produk luar maka 'supply chain' harus dibereskan agar lebih efisien, pasokan bahan baku lancar, kemudian harus masuk ke teknologi tinggi," katanya.
Baca juga: Didorong lebih profesional, UKM diminta manfaatkan teknologi
Gagasan rumah produksi bersama ini, kata dia, bertujuan agar para pelaku UMKM furnitur yang tidak memiliki peralatan modern bisa terfasilitasi.
"Bisa juga rumah produksi yang menghasilkan kayu siap pakai. Perajin tinggal pakai, sehingga punya standar kayu yang modern," katanya.
Ia menyebutkan rumah produksi bersama ini bisa dibangun oleh pemerintah.
Ia juga mengharapkan sekolah-sekolah kejuruan bisa melengkapi diri dengan program pembelajaran perkayuan.
Baca juga: Aplikasi Lamikro permudah UMKM sajikan pembukuan layak
Menurut dia, hal tersebut merupakan salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di UMKM furnitur.
"UMKM furnitur ini mengeluh kesulitan tenaga kerja. Melalui kerja sama dengan SMK pasti akan terserap, ada kebutuhan yang banyak," katanya.
Ia menambahkan sektor furnitur Indonesia saat ini baru memiliki sekitar 2 persen pangsa pasar di tingkat dunia.
Baca juga: Pemerintah aktifkan peringatan dini koperasi bermasalah
Pewarta : Immanuel Citra Senjaya
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Terpopuler - Makro
Lihat Juga
FKS Foundation bersama PT Tiga Pilar Sejahtera bangun sarana air bersih untuk warga Sragen
14 December 2024 13:04 WIB
PLN pastikan kesiapan infrastruktur layanan kelistrikan andal jelang Nataru
09 December 2024 20:50 WIB