Semarang (ANTARA) - Akibat pandemi Covid-19 menjadikan nuansa bulan Ramadhan kali ini berbeda dan dampak sosial ekonomi pun kian hari semakin terasa, terlebih bagi warga prasejahtera yang menggantungkan nafkah dengan bekerja harian.

Ikhtiar untuk membantu meringankan kebutuhan pangan masyarakat terdampak wabah corona dilakukan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jawa Tengah dengan program Operasi Makan Gratis (OMG).

Tahap pertama, sebanyak 100 paket makanan iftar / berbuka puasa dibagikan secara gratis di Warung Makan Raos Eco, Jalan Majapahit No.44, Karangtempel, Semarang Timur pada Kamis (30/4).

Giyanto, Kepala Cabang ACT Jateng, mengatakan OPG sudah dimulai sejak 30 April sampai 6 Mei 2020 mendatang.

“Kami menyasar para pekerja harian yang sangat terdampak adanya pandemi ini hingga 500 paket sajian iftar. Data yang sudah masuk sebagai penerima manfaat di antaranya tukang ojek daring, supir becak, sopir angkot, pedagang asongan, petugas kebersihan, dan sebagainya,” ungkap Giyanto.

Setiap warga yang ingin mendapatkan makan gratis cukup dengan menunjukkan identitas diri untuk dicatat oleh tim relawan ACT.

“Harapannya program OMG ini juga akan memberikan stimulan bagi pengusaha warung makan. Kita tahu banyak warung makan tutup saat ini karena sepinya aktivitas masyarakat akibat Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM),” tambah Giyanto.
  Warga terdampak wabah corona di Semarang menerima pembagian iftar gratis dari lembaga kemanusiaan ACT, Kamis (30/4). Dok. ACT
Untuk meluaskan penerima manfaat, kata Giyanto, sebaran warung makan dalam program OMG terbagi di enam lokasi berbeda.

Setelah bekerja sama dengan warung makan Raos Eco di Kecamatan Semarang Timur, selanjutnya tim ACT akan menyasar warung makan yang berada di Kecamatan Gajahmungkur, Candisari, Tembalang, dan Kecamatan Tugu.

Warung Makan yang bermitra dengan ACT akan menyediakan hidangan berbuka puasa mulai pukul 16.00 WIB hingga menjelang berbuka puasa.

Suranta selaku pemilik warung makan Raos Eco mengaku sangat terbantu dengan hadirnya program OMG.

“Selain dapat membantu masyarakat, saya pribadi juga merasa sangat terbantu. Selama pandemi ckorona, warung sangat sepi. Dalam sehari paling hanya satu atau dua orang yang mampir untuk makan. Kalau terus begini berat juga untuk kami bertahan,” kata Suranta. ***