Sejarawan: Radya Pustaka penting untuk pengembangan kebudayaan
Senin, 4 Mei 2020 20:58 WIB
Salah seorang pengunjung melihat koleksi wayang di Museum Radya Pustaka. (ANTARA/Aris Wasita)
Solo (ANTARA) - Sejarawan asal Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Susanto mengatakan keberadaan Museum Radya Pustaka penting untuk ruang pengembangan kebudayaan yang ada di Kota Solo.
"Akitivitas Radya Pustaka yang paling menonjol adalah di bidang kebudayaan, terutama dalam hal kesusastraan, seni pedalangan, musik Jawa, dan kursus bahasa," kata Kepala Program Studi Ilmu Sejarah UNS tersebut di Solo, Senin.
Ia mengatakan upaya pengembangan tersebut dibuktikan dengan adanya penetapan ejaan Bahasa Jawa yang kemudian dikenal dengan ‘Ejaan Sriwedari’ dan lahirnya forum "Paniten Basa".
"Pada tahun 1922 lahir adanya Ejaan Sriwedari, selanjutnya pada tahun 1941 lahir forum Paniten Basa. Selain itu, masih ada pula peran Radya Pustaka dalam penciptaan naskah pertunjukan Wayang Orang Sriwedari," katanya.
Meskipun saat ini museum tersebut sedang berada di bawah bayang-bayang eksekusi lahan, dikatakannya, keberadaan museum beserta seluruh benda koleksinya tetap perlu dijaga kelestariannya.
"Jangan sampai dengan polemik tersebut mengakibatkan eksistensi Museum Radya Pustaka menjadi hilang," katanya.
Sementara itu, terkait isu eksekusi lahan Sriwedari, Kepala Dinas Kebudayaan Kota Surakarta Kinkin Sultanul Hakim mengatakan secara "de facto" dan "de jure", hak pakai Sriwedari tersebut berada di tangan Pemerintah Kota Surakarta.
"Museum Radya Pustaka milik Kota Surakarta, Hak Pakai (HP) Nomor 40 dan HP Nomor 41. Dulu museum itu adalah milik raja, namun karena kerajaan sudah menjadi bagian NKRI maka seluruh aset publik otomatis menjadi milik pemerintah. Jadi, yang digugat Recht Van Eigendom Verponding Nomor 295 dalam putusan yang inkracht," katanya.
Sebagaimana diketahui, Museum Radya Pustaka berada di dalam kawasan Sriwedari. Sebelumnya, lahan Sriwedari Solo menjadi sengketa antara Pemerintah Kota Surakarta dengan ahli waris RMT Wirjodiningrat yang berujung pada eksekusi pengosongan lahan oleh ahli waris.
"Akitivitas Radya Pustaka yang paling menonjol adalah di bidang kebudayaan, terutama dalam hal kesusastraan, seni pedalangan, musik Jawa, dan kursus bahasa," kata Kepala Program Studi Ilmu Sejarah UNS tersebut di Solo, Senin.
Ia mengatakan upaya pengembangan tersebut dibuktikan dengan adanya penetapan ejaan Bahasa Jawa yang kemudian dikenal dengan ‘Ejaan Sriwedari’ dan lahirnya forum "Paniten Basa".
"Pada tahun 1922 lahir adanya Ejaan Sriwedari, selanjutnya pada tahun 1941 lahir forum Paniten Basa. Selain itu, masih ada pula peran Radya Pustaka dalam penciptaan naskah pertunjukan Wayang Orang Sriwedari," katanya.
Meskipun saat ini museum tersebut sedang berada di bawah bayang-bayang eksekusi lahan, dikatakannya, keberadaan museum beserta seluruh benda koleksinya tetap perlu dijaga kelestariannya.
"Jangan sampai dengan polemik tersebut mengakibatkan eksistensi Museum Radya Pustaka menjadi hilang," katanya.
Sementara itu, terkait isu eksekusi lahan Sriwedari, Kepala Dinas Kebudayaan Kota Surakarta Kinkin Sultanul Hakim mengatakan secara "de facto" dan "de jure", hak pakai Sriwedari tersebut berada di tangan Pemerintah Kota Surakarta.
"Museum Radya Pustaka milik Kota Surakarta, Hak Pakai (HP) Nomor 40 dan HP Nomor 41. Dulu museum itu adalah milik raja, namun karena kerajaan sudah menjadi bagian NKRI maka seluruh aset publik otomatis menjadi milik pemerintah. Jadi, yang digugat Recht Van Eigendom Verponding Nomor 295 dalam putusan yang inkracht," katanya.
Sebagaimana diketahui, Museum Radya Pustaka berada di dalam kawasan Sriwedari. Sebelumnya, lahan Sriwedari Solo menjadi sengketa antara Pemerintah Kota Surakarta dengan ahli waris RMT Wirjodiningrat yang berujung pada eksekusi pengosongan lahan oleh ahli waris.
Pewarta : Aris Wasita
Editor : Heru Suyitno
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Polres Purbalingga salurkan 1.100 buku tingkatkan literasi masyarakat
06 September 2023 16:20 WIB, 2023
Kemenkumham Jateng bersama Ditjen HAM sosialisasikan Pustaka HAM Indonesia Digital
17 November 2022 20:17 WIB, 2022
Tingkatkan literasi para santri, Pertamina Cilacap serahkan perpustakaan digital
31 May 2021 16:43 WIB, 2021