Jubir: Kebiasaan baru bukan euforia untuk bebas
Selasa, 2 Juni 2020 18:30 WIB
Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 Achmad Yurianto dalam keterangan resmi di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Jakarta, Sabtu (30/5/2020). ANTARA/Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional/pri.
Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto mengatakan pelaksanaan kebiasaan baru jangan dimaknai sebagai euforia untuk bebas bertindak dengan mengabaikan protokol kesehatan.
"Saat sudah ada pusat perbelanjaan yang dibuka, bukan berarti kita bisa membawa keluarga kita yang rentan, orang tua, dan anak untuk berbondong-bondong menuju ke sana," kata Yurianto dalam jumpa pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 yang dipantau melalui akun Youtube BNPB Indonesia di Jakarta, Selasa.
Yurianto mengatakan adaptasi kebiasaan baru mutlak dijalankan. Basis perubahan menuju kebiasaan baru tersebut adalah edukasi yang terus menerus kepada masyarakat dan keluarga menjadi ujung tombaknya.
Karena itu, Yurianto berharap para kepala keluarga mengambil peran untuk mempersiapkan anggota keluarganya beradaptasi dengan kebiasaan baru untuk bisa hidup produktif yang aman dari COVID-19.
"Beberapa saat yang akan datang, akan semakin banyak daerah yang secara bertahap mengimplementasikan kebiasaan baru sejalan dengan kegiatan-kegiatan produktif yang mulai dijalankan kembali," tuturnya.
Yurianto mengatakan COVID-19 disebabkan virus yang tumbuh dan menjadi semakin banyak di sepanjang dinding saluran pernafasan mulai dari rongga hidung, rongga mulut, hingga paru-paru.
Seseorang yang terjangkit virus corona penyebab COVID-19 bisa sakit berat, sakit sedang, sakit ringan, bahkan tanpa gejala. Orang yang terjangkit COVID-19 tanpa gejala, bisa jadi berada di tengah masyarakat sehingga menjadi sumber penularan bagi orang di sekitarnya.
"Karena itu, yang hasil tesnya terkonfirmasi positif harus melakukan karantina diri secara ketat agar tidak menularkan, terutama kepada orang-orang yang rentan," katanya.
Baca juga: Update COVID-19 di Indonesia: 7.935 pasien sembuh dan 27.549 kasus positi
Menurut Yurianto, anak-anak termasuk kelompok yang rentan terinfeksi COVID-19. Meskipun mungkin selalu di rumah, tetapi karena orang tua atau saudaranya ada yang aktif berada di luar tanpa menyadari membawa virus corona ke dalam rumah, anak bisa terinfeksi COVID-19.
"Saat sudah ada pusat perbelanjaan yang dibuka, bukan berarti kita bisa membawa keluarga kita yang rentan, orang tua, dan anak untuk berbondong-bondong menuju ke sana," kata Yurianto dalam jumpa pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 yang dipantau melalui akun Youtube BNPB Indonesia di Jakarta, Selasa.
Yurianto mengatakan adaptasi kebiasaan baru mutlak dijalankan. Basis perubahan menuju kebiasaan baru tersebut adalah edukasi yang terus menerus kepada masyarakat dan keluarga menjadi ujung tombaknya.
Karena itu, Yurianto berharap para kepala keluarga mengambil peran untuk mempersiapkan anggota keluarganya beradaptasi dengan kebiasaan baru untuk bisa hidup produktif yang aman dari COVID-19.
"Beberapa saat yang akan datang, akan semakin banyak daerah yang secara bertahap mengimplementasikan kebiasaan baru sejalan dengan kegiatan-kegiatan produktif yang mulai dijalankan kembali," tuturnya.
Yurianto mengatakan COVID-19 disebabkan virus yang tumbuh dan menjadi semakin banyak di sepanjang dinding saluran pernafasan mulai dari rongga hidung, rongga mulut, hingga paru-paru.
Seseorang yang terjangkit virus corona penyebab COVID-19 bisa sakit berat, sakit sedang, sakit ringan, bahkan tanpa gejala. Orang yang terjangkit COVID-19 tanpa gejala, bisa jadi berada di tengah masyarakat sehingga menjadi sumber penularan bagi orang di sekitarnya.
"Karena itu, yang hasil tesnya terkonfirmasi positif harus melakukan karantina diri secara ketat agar tidak menularkan, terutama kepada orang-orang yang rentan," katanya.
Baca juga: Update COVID-19 di Indonesia: 7.935 pasien sembuh dan 27.549 kasus positi
Menurut Yurianto, anak-anak termasuk kelompok yang rentan terinfeksi COVID-19. Meskipun mungkin selalu di rumah, tetapi karena orang tua atau saudaranya ada yang aktif berada di luar tanpa menyadari membawa virus corona ke dalam rumah, anak bisa terinfeksi COVID-19.
Pewarta : Dewanto Samodro
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Update COVID-19 di Indonesia: 46.977 pasien sembuh, dan 88.214 kasus positif
20 July 2020 16:40 WIB, 2020
Update COVID-19 di Indonesia: 45.401 pasien sembuh, dan 86.521 kasus positif
19 July 2020 16:10 WIB, 2020
Pasien sembuh COVID-19 di Indonesia 43.268 orang, dan 84.882 kasus positif
18 July 2020 16:29 WIB, 2020
Update COVID-19 di Indonesia: 39.050 pasien sembuh, 80.094 kasus positif
15 July 2020 16:36 WIB, 2020
Update COVID-19 di Indonesia: 36.686 sembuh, 3.656 meninggal, dan 76.981 positif
13 July 2020 16:54 WIB, 2020
Update COVID-19 di Indonesia: 34.719 pasien sembuh, 74.018 kasus positif
11 July 2020 17:17 WIB, 2020
Update COVID-19 di Indonesia: 70.736 kasus positif, 32.651 pasien sembuh
09 July 2020 17:27 WIB, 2020