Bolivia kerahkan alat berat gali kuburan massal korban COVID-19
Sabtu, 4 Juli 2020 17:09 WIB
Para pelayat berdiri di luar sebuah tempat pemakaman umum di Lapaz, Bolivia, Jumat (3/7/2020), di tengah penyebaran wabah virus corona (COVID-19). ANTARA/REUTERS/David Mercado/TM
La Paz (ANTARA) - Pihak berwenang sedang menggali kuburan massal di seluruh Bolivia guna menampung gelombang baru jenazah korban COVID-19, yang membuat takut warga Bolivia saat wabah corona merebak di negara Pegunungan Andes tersebut.
Boliva hingga kini mencatat 35.500 kasus COVID-19 dan 1.200 kematian.
Kendati jumlahnya sedikit dibandingkan dengan negara-negara tetangganya, seperti Peru, Chile dan Brazil, kasus baru melonjak dalam beberapa pekan belakangan hingga membuat sistem pelayanan kesehatan di sejumlah daerah kewalahan.
Cochabamba, kota di Bolivia tengah, sangat terdampak wabah COVID-19. Alat berat dan truk di kota tersebut menggali lubang besar guna menguburkan orang-orang yang meninggal baru-baru ini.
Perwakilan rumah duka setempat, Raquel Loaiza, mengatakan warga yang meninggal secara alami telah dimakamkan namun berbeda dengan mereka yang meninggal akibat COVID-19.
"Belum ada satu pun yang dimakamkan," kata Loaiza kepada awak media. Ia mengungkapkan bahwa sebanyak 135 jasad masih menunggu untuk dimakamkan.
Kondisi berbahaya tersebut meresahkan masyarakat setempat, yang khawatir kuburan massal dapat memicu infeksi baru di lingkungan sekitar pemakaman.
Negara berpenduduk 11,7 juta itu pertama kali melaporkan kasus virus corona pada 10 Maret. Kasus itu melonjak sejak pemerintah melonggarkan pembatasan guna membangkitkan kembali perekonomian.
Sumber: Reuters
Boliva hingga kini mencatat 35.500 kasus COVID-19 dan 1.200 kematian.
Kendati jumlahnya sedikit dibandingkan dengan negara-negara tetangganya, seperti Peru, Chile dan Brazil, kasus baru melonjak dalam beberapa pekan belakangan hingga membuat sistem pelayanan kesehatan di sejumlah daerah kewalahan.
Cochabamba, kota di Bolivia tengah, sangat terdampak wabah COVID-19. Alat berat dan truk di kota tersebut menggali lubang besar guna menguburkan orang-orang yang meninggal baru-baru ini.
Perwakilan rumah duka setempat, Raquel Loaiza, mengatakan warga yang meninggal secara alami telah dimakamkan namun berbeda dengan mereka yang meninggal akibat COVID-19.
"Belum ada satu pun yang dimakamkan," kata Loaiza kepada awak media. Ia mengungkapkan bahwa sebanyak 135 jasad masih menunggu untuk dimakamkan.
Kondisi berbahaya tersebut meresahkan masyarakat setempat, yang khawatir kuburan massal dapat memicu infeksi baru di lingkungan sekitar pemakaman.
Negara berpenduduk 11,7 juta itu pertama kali melaporkan kasus virus corona pada 10 Maret. Kasus itu melonjak sejak pemerintah melonggarkan pembatasan guna membangkitkan kembali perekonomian.
Sumber: Reuters
Pewarta : Asri Mayang Sari
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Sukses gali potensi pertanian dan wisata, ini cerita Desa Cikaso yang raih juara Desa BRILian
01 August 2024 7:46 WIB
UMP-AIPNI gali peluang kerja sama internasional dengan Acibadem University Istanbul
30 November 2023 20:43 WIB