Tujuh tenaga kesehatan RS Muhammadiyah meninggal karena COVID-19
Kamis, 27 Agustus 2020 18:28 WIB
Ketua Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) Agus Samsudin. Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC)
Jakarta (ANTARA) - Ketua Muhammadiyah COVID-19 Command Center (MCCC) Agus Samsudin mengatakan tujuh tenaga kesehatan Rumah Sakit Muhammadiyah dan Aisyiyah (RSMA) meninggal dunia akibat terpapar COVID-19, yaitu satu dokter spesialis dan enam perawat.
"Kalau kita lihat tren di Indonesia memang cukup tinggi kematian dokter akhir-akhir ini. Bulan Juli ada 30 dokter meninggal, trennya itu meningkat," kata Agus dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis.
Sementara Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyebut terdapat 89 dokter meninggal karena terpapar COVID-19.
Agus mengatakan perlindungan bagi para nakes di Indonesia harus menjadi perhatian bersama karena saat ini banyak yang tanpa gejala, sehingga orang tidak tahu mengenai kapan dan di mana penularan terjadi.
"Kami mohon yang pertama kepada semuanya saja untuk tetap mematuhi protokol kesehatan mulai dari yang sederhana memakai masker, cuci tangan dan jaga jarak fisik ataupun protokol yang disiapkan khusus oleh para tenaga kesehatan dengan seluruh APD yang harus dikenakan," katanya.
"Yang kedua, masih tetap harus menghindari kerumunan," katanya.
Dia juga meminta direksi rumah sakit memperhatikan kedisiplinan pelaksanaan protokol kesehatan dan segera mengambil tindakan yang diperlukan seandainya terjadi penularan mulai dari tes usap para nakes, pelacakan kasus dan membantu melakukan isolasi mandiri jika ada yang terpapar.
Agus menghimbau pemerintah untuk membuat kajian khusus dan prosedur tambahan jika diperlukan untuk mencegah penularan COVID-19 di kalangan tenaga kesehatan.
"Perlindungan terhadap tenaga kesehatan menjadi keniscayaan bagi kita semua. Dengan demikian, berarti kita melindung tidak hanya masyarakat secara umum, tapi juga khususnya para tenaga kesehatan di seluruh fasilitas kesehatan di republik ini. Wabah belum berakhir, kita harus tetap berusaha, kuat dan konsisten untuk melawan COVID-19," ujarnya.
"Kalau kita lihat tren di Indonesia memang cukup tinggi kematian dokter akhir-akhir ini. Bulan Juli ada 30 dokter meninggal, trennya itu meningkat," kata Agus dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis.
Sementara Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyebut terdapat 89 dokter meninggal karena terpapar COVID-19.
Agus mengatakan perlindungan bagi para nakes di Indonesia harus menjadi perhatian bersama karena saat ini banyak yang tanpa gejala, sehingga orang tidak tahu mengenai kapan dan di mana penularan terjadi.
"Kami mohon yang pertama kepada semuanya saja untuk tetap mematuhi protokol kesehatan mulai dari yang sederhana memakai masker, cuci tangan dan jaga jarak fisik ataupun protokol yang disiapkan khusus oleh para tenaga kesehatan dengan seluruh APD yang harus dikenakan," katanya.
"Yang kedua, masih tetap harus menghindari kerumunan," katanya.
Dia juga meminta direksi rumah sakit memperhatikan kedisiplinan pelaksanaan protokol kesehatan dan segera mengambil tindakan yang diperlukan seandainya terjadi penularan mulai dari tes usap para nakes, pelacakan kasus dan membantu melakukan isolasi mandiri jika ada yang terpapar.
Agus menghimbau pemerintah untuk membuat kajian khusus dan prosedur tambahan jika diperlukan untuk mencegah penularan COVID-19 di kalangan tenaga kesehatan.
"Perlindungan terhadap tenaga kesehatan menjadi keniscayaan bagi kita semua. Dengan demikian, berarti kita melindung tidak hanya masyarakat secara umum, tapi juga khususnya para tenaga kesehatan di seluruh fasilitas kesehatan di republik ini. Wabah belum berakhir, kita harus tetap berusaha, kuat dan konsisten untuk melawan COVID-19," ujarnya.
Pewarta : Anom Prihantoro
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
SMK Muhammadiyah 1 Prambanan dan PLN Icon Plus Jateng teken MoU Kelas Industri
14 November 2024 8:53 WIB
UMP targetkan terima 6.000 mahasiswa baru program reguler pada tahun 2025
03 November 2024 14:03 WIB
Edukasi dasar jurnalistik ANTARA sasar lima Universitas di Kalimantan Barat
09 September 2024 16:17 WIB