27.906 bungkus nasi dibagikan dalam tradisi buka luwur Sunan Kudus
Sabtu, 29 Agustus 2020 17:19 WIB
Sejumlah warga mendapatkan nasi buka luwur saat melintasi kompleks Makam dan Menara Sunan Kudus, Jawa Tengah, Sabtu (29/8/2020). (ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif)
Kudus (ANTARA) - Tradisi pembagian nasi buka luwur di kompleks Menara dan Makam Sunan Kudus, Jawa Tengah, masih tetap dilakukan meskipun pandemi COVID-19, namun pembagiannya di masing-masing kecamatan dengan menyiapkan 27.906 bungkus nasi buka luwur.
"Tradisi buka luwur tahun ini memang meniadakan antrean untuk mendapatkan nasi buka luwur menyusul masih dalam masa pandemi COVID-19. Gantinya dibagikan ke masing-masing kecamatan," kata Ketua Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus Muhammad Nadjib Hassan di Kudus, Sabtu.
Ia mengungkapkan nasi buka luwur yang dikenal dengan nasi uyah asem didistribusikan ke sejumlah daerah yang terdapat sumber mata air di sembilan kecamatan.
Mereka, kata dia, yang sebelumnya mengikuti kirab "banyu panguripan" beberapa waktu lalu untuk dibagikan kepada masyarakat.
Atas kondisi tersebut, dia berharap, pengertian masyarakat Kudus terkait dengan tidak adanya antrean di seputar menara, mengingat masih dalam masa pandemi.
"Dengan pembagian 'brekat' (berkat) yang tersebar di sembilan kecamatan dan tempat lainnya, kami harapkan hubungan baik masyarakat Kudus terus terjaga," ujarnya.
Juru Bicara Panitia Buka Luwur Sunan Kudus Muhammad Kharis menambahkan dari total 27.906 bungkus nasi buka luwur yang dibagikan, meliputi 26.074 nasi bungkusan untuk masyarakat umum dan nasi buka luwur yang berjumlah 1.832 keranjang diberikan kepada tokoh masyarakat, kiai, pejabat, tamu undangan, pekerja, dan panitia.
Total nasi buka luwur yang tahun ini, disebutkan memang berkurang dari tahun sebelumnya karena tahun 2019 mencapai 33.662 bungkusan dan 2.396 keranjang.
Alokasi nasi buka luwur untuk masing-masing kecamatan bervariasi, seperti Kecamatan Bae mendapatkan sebanyak 830 bungkus, Kecamatan Dawe sebanyak 1.955 bungkus, Kecamatan Gebog sebanyak 3.055 bungkus, Kecamatan Jati sebanyak 2.880 bungkus, Kecamatan Jekulo sebanyak 930 bungkus, Kecamatan Kaliwungu sebanyak 2.105 bungkus, Kecamatan Kota sebanyak 1.405 bungkus, Kecamatan Mejobo sebanyak 880 bungkus dan Kecamatan Undaan sebanyak 1.105 bungkus.
"Selebihnya untuk lain-lain, termasuk yang bersedekah," ujarnya.
Tradisi buka luwur diselenggarakan setiap 10 Muharam atau pada Sabtu (29/8), merupakan ritual keagamaan untuk menandai penggantian kelambu di Makam Sunan Kudus.
Sementara tradisi buka luwur dengan membagi-bagikan nasi uyah asem sudah berlangsung sejak ratusan tahun silam dan pembagian bungkus nasi uyah asem disimbolkan sebagai kesejahteraan masyarakat.
"Tradisi buka luwur tahun ini memang meniadakan antrean untuk mendapatkan nasi buka luwur menyusul masih dalam masa pandemi COVID-19. Gantinya dibagikan ke masing-masing kecamatan," kata Ketua Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus Muhammad Nadjib Hassan di Kudus, Sabtu.
Ia mengungkapkan nasi buka luwur yang dikenal dengan nasi uyah asem didistribusikan ke sejumlah daerah yang terdapat sumber mata air di sembilan kecamatan.
Mereka, kata dia, yang sebelumnya mengikuti kirab "banyu panguripan" beberapa waktu lalu untuk dibagikan kepada masyarakat.
Atas kondisi tersebut, dia berharap, pengertian masyarakat Kudus terkait dengan tidak adanya antrean di seputar menara, mengingat masih dalam masa pandemi.
"Dengan pembagian 'brekat' (berkat) yang tersebar di sembilan kecamatan dan tempat lainnya, kami harapkan hubungan baik masyarakat Kudus terus terjaga," ujarnya.
Juru Bicara Panitia Buka Luwur Sunan Kudus Muhammad Kharis menambahkan dari total 27.906 bungkus nasi buka luwur yang dibagikan, meliputi 26.074 nasi bungkusan untuk masyarakat umum dan nasi buka luwur yang berjumlah 1.832 keranjang diberikan kepada tokoh masyarakat, kiai, pejabat, tamu undangan, pekerja, dan panitia.
Total nasi buka luwur yang tahun ini, disebutkan memang berkurang dari tahun sebelumnya karena tahun 2019 mencapai 33.662 bungkusan dan 2.396 keranjang.
Alokasi nasi buka luwur untuk masing-masing kecamatan bervariasi, seperti Kecamatan Bae mendapatkan sebanyak 830 bungkus, Kecamatan Dawe sebanyak 1.955 bungkus, Kecamatan Gebog sebanyak 3.055 bungkus, Kecamatan Jati sebanyak 2.880 bungkus, Kecamatan Jekulo sebanyak 930 bungkus, Kecamatan Kaliwungu sebanyak 2.105 bungkus, Kecamatan Kota sebanyak 1.405 bungkus, Kecamatan Mejobo sebanyak 880 bungkus dan Kecamatan Undaan sebanyak 1.105 bungkus.
"Selebihnya untuk lain-lain, termasuk yang bersedekah," ujarnya.
Tradisi buka luwur diselenggarakan setiap 10 Muharam atau pada Sabtu (29/8), merupakan ritual keagamaan untuk menandai penggantian kelambu di Makam Sunan Kudus.
Sementara tradisi buka luwur dengan membagi-bagikan nasi uyah asem sudah berlangsung sejak ratusan tahun silam dan pembagian bungkus nasi uyah asem disimbolkan sebagai kesejahteraan masyarakat.
Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Mugiyanto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Pro-lingkungan, UIN Walisongo bungkus 1.200 daging kurban dengan besek bambu
01 July 2023 9:42 WIB, 2023
Jumat Berkah, Polres Pekalongan Kota bagikan 100 nasi bungkus dan masker
22 October 2021 21:02 WIB, 2021
24.605 bungkus nasi dibagikan dalam tradisi buka luwur di Makam Sunan Kudus
19 August 2021 15:16 WIB, 2021
Bantu korban banjir Semarang, Gerindra dirikan dapur umum dan bagikan nasi bungkus
07 February 2021 0:17 WIB, 2021
Pascagempa, harga bensin di Mamuju Rp30.000/liter, mi instan Rp10.000/bungkus
16 January 2021 22:54 WIB, 2021
Dapur Umum Temanggung bagikan 450 nasi bungkus kepada warga terdampak pandemi
29 December 2020 19:05 WIB, 2020
Peringati HDI 2020, warga disabilitas di Solo berbagi masker-nasi bungkus
03 December 2020 13:30 WIB, 2020
Tenaga kesehatan RSD Wisma Atlet dihadiahi 2.500 bungkus kopi 14 varian
02 October 2020 9:05 WIB, 2020