PT INTI bayar gaji karyawan sesuai kemampuan perusahaan
Kamis, 10 September 2020 11:40 WIB
Ilustrasi - Gaji . ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho.
Jakarta (ANTARA) - PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) atau PT INTI menyampaikan manajemen tetap berusaha membayarkan gaji sesuai dengan kemampuan dana perusahaan.
Direktur Utama PT INTI Otong Iip dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Kamis, mengemukakan pembayaran gaji karyawan mulai tertunda sejak Mei 2019.
Kendati demikian, lanjut dia, pembayaran utang gaji secara bulanan terus dilakukan dan tercatat selama kurun waktu tahun 2020. Setiap bulan ada pembayaran angsuran utang gaji hingga Agustus 2020, katanya.
"Pada bulan Agustus 2020, karyawan menerima angsuran utang gaji untuk gaji bulan Februari 2020 senilai Rp1 juta per pegawai," paparnya.
Ia menjelaskan yang melatar belakangi kondisi tersebut adalah Cash Flow Operation (CFO) dan ekuitas perusahaan yang berada di posisi negatif. Kondisi tekanan keuangan yang cukup berat itu sudah terjadi sejak lima tahun terakhir, terhitung sejak 2014 hingga 2019, di mana laba ditahan pada neraca perusahaan sudah negatif.
"Salah satu penyebabnya dikarenakan proyek-proyek masa lalu yang dikerjakan oleh perusahaan mengalami kerugian yang cukup besar. Hal ini terus berlanjut hingga perusahaan memiliki utang non-produktif mencapai 90 persen," katanya.
Pada akhir tahun 2019, lanjut Otong Iip, manajemen baru mulai melakukan program transformasi pada lingkup bisnis, keuangan, SDM, dan proses bisnis serta tatakelola perusahaan, sekaligus melakukan restrukturisasi utang dan optimalisasi aset.
"Hal ini didukung dengan masuknya INTI ke dalam kluster industri telekomunikasi sehingga perusahaan memiliki arah dan fokus bisnis yang lebih jelas dengan lebih memfokuskan pelanggan Telkom Group," katanya.
Ia menambahkan performa perusahaan pada Januari hingga Agustus 2020 berada dalam kondisi yang mulai membaik. Hal ini ditunjukkan dengan posisi pertumbuhan pendapatan, EBITDA, dan net income, tumbuh secara signifikan, meskipun secara CFO masih negatif karena menanggung utang masa lalu yang cukup besar.
"Solusi yang tengah dijalankan manajemen saat ini dalam upaya penyehatan perusahaan dilakukan melalui transformasi bisnis dengan memperbesar pola Business to Business (B2B) dengan Telkom Group, transformasi keuangan dengan melakukan restrukturisasi atas utang perseroan dan perolehan dana talangan dari berbagai sumber dengan tetap berpedoman pada kaidah tata kelola perusahaan yang baik (GCG)," katanya.
Direktur Utama PT INTI Otong Iip dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Kamis, mengemukakan pembayaran gaji karyawan mulai tertunda sejak Mei 2019.
Kendati demikian, lanjut dia, pembayaran utang gaji secara bulanan terus dilakukan dan tercatat selama kurun waktu tahun 2020. Setiap bulan ada pembayaran angsuran utang gaji hingga Agustus 2020, katanya.
"Pada bulan Agustus 2020, karyawan menerima angsuran utang gaji untuk gaji bulan Februari 2020 senilai Rp1 juta per pegawai," paparnya.
Ia menjelaskan yang melatar belakangi kondisi tersebut adalah Cash Flow Operation (CFO) dan ekuitas perusahaan yang berada di posisi negatif. Kondisi tekanan keuangan yang cukup berat itu sudah terjadi sejak lima tahun terakhir, terhitung sejak 2014 hingga 2019, di mana laba ditahan pada neraca perusahaan sudah negatif.
"Salah satu penyebabnya dikarenakan proyek-proyek masa lalu yang dikerjakan oleh perusahaan mengalami kerugian yang cukup besar. Hal ini terus berlanjut hingga perusahaan memiliki utang non-produktif mencapai 90 persen," katanya.
Pada akhir tahun 2019, lanjut Otong Iip, manajemen baru mulai melakukan program transformasi pada lingkup bisnis, keuangan, SDM, dan proses bisnis serta tatakelola perusahaan, sekaligus melakukan restrukturisasi utang dan optimalisasi aset.
"Hal ini didukung dengan masuknya INTI ke dalam kluster industri telekomunikasi sehingga perusahaan memiliki arah dan fokus bisnis yang lebih jelas dengan lebih memfokuskan pelanggan Telkom Group," katanya.
Ia menambahkan performa perusahaan pada Januari hingga Agustus 2020 berada dalam kondisi yang mulai membaik. Hal ini ditunjukkan dengan posisi pertumbuhan pendapatan, EBITDA, dan net income, tumbuh secara signifikan, meskipun secara CFO masih negatif karena menanggung utang masa lalu yang cukup besar.
"Solusi yang tengah dijalankan manajemen saat ini dalam upaya penyehatan perusahaan dilakukan melalui transformasi bisnis dengan memperbesar pola Business to Business (B2B) dengan Telkom Group, transformasi keuangan dengan melakukan restrukturisasi atas utang perseroan dan perolehan dana talangan dari berbagai sumber dengan tetap berpedoman pada kaidah tata kelola perusahaan yang baik (GCG)," katanya.
Pewarta : Zubi Mahrofi
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Jumat berkah, Pertiwi Semarang gandeng PKK dan Sasa Inti bagikan 1.000 porsi nasi goreng
18 September 2021 5:04 WIB, 2021
Semen Gresik Internalisasikan nilai-nilai inti AKHLAK kepada karyawan
24 January 2021 11:05 WIB, 2021