Sekjen PBB kecam negara-negara penolak fakta COVID-19 dan pedoman WHO

Jumat, 4 Desember 2020 12:54 WIB
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres mengenakan maskernya sebelum meninggalkan konferensi pers di markas besar PBB di New York City, New York, AS, 20 November 2020. ANTARA/REUTERS / Eduardo Munoz/pri.
PBB (ANTARA) - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Kamis (3/12) mengecam negara-negara, tanpa menyebut nama, yang menolak fakta seputar pandemi virus corona dan mengabaikan pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Guterres berpidato di sidang khusus Majelis Umum PBB beranggotakan 193 negara mengenai virus corona, yang muncul di Kota Wuhan China pada Desember lalu dan menjangkit ke seluruh dunia. Hingga kini hampir 65 juta orang terinfeksi COVID-19 dan hampir 1,5 orang lainnya meninggal.

"Sejak awal, Organisasi Kesehatan Dunia menyajikan informasi faktual dan pedoman ilmiah yang harusnya menjadi acuan dalam penangganan global yang terkoordinasi," kata Guterres.

Baca juga: Ahli HAM PBB ingatkan negara-negara tidak timbun vaksin COVID-19
Baca juga: Sekjen PBB: Dunia gagal hadapi ujian COVID-19


"Sayangnya, banyak rekomendasi ini tidak diikuti. Dan dalam sejumlah situasi, terdapat penolakan dan pengabaian pedoman. Dan ketika negara-negara menuju arahnya sendiri, virus menuju ke segala penjuru," katanya.

Presiden AS Donald Trump memangkas dana untuk WHO awal tahun ini dan mengumumkan rencana untuk mundur dari badan yang bermarkas di Jenewa tersebut. Trump menuduh WHO sebagai boneka China. Tuduhan yang ditepis oleh WHO.

Pengunduran diri AS akan berlaku pada Juli 2021, namun Presiden terpilih Joe Biden menyatakan akan membatalkan rencana tersebut.

"Dalam krisis global, kita harus memenuhi harapan orang-orang yang kita layani dengan persatuan, solidaritas, dan tindakan global multilateral yang terkoordinasi," kata Guterres, yang mendesak agar vaksin COVID-19 tersedia bagi semua pihak. Guterres juga meminta supaya negara kaya membantu negara berkembang melawan dan bangkit dari pandemi.

Ketegangan yang bergejolak antara AS dan China mencapai puncaknya saat membahas pandemi di PBB, di mana perselisihan selama berbulan-bulan antara negara besar menyoroti upaya Beijing atas pengaruh multilateral yang lebih besar menjadi sebuah tantangan bagi pengaruh global Washington.

"Bukan saatnya untuk menyalahkan orang lain. Kita berkumpul di sini untuk menempa jalan ke depan dan mengakhiri penderitaan orang-orang yang kita layani," kata Presiden Majelis Umum PBB Volkan Bozkir. "PBB harus memimpin ini."

Sumber: Reuters

Baca juga: Biden, Sekjen PBB bahas 'penguatan kemitraan' tangani COVID-19
Baca juga: Indonesia perkuat kerja sama mitigasi pandemi melalui forum PBB

 

Pewarta : Asri Mayang Sari
Editor : Mugiyanto
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

PBB kecam aksi kudeta militer di Myanmar

01 February 2021 13:23 WIB, 2021

Sekjen PBB: Dunia gagal hadapi ujian COVID-19

18 October 2020 12:59 WIB, 2020