Ternak dari kawasan Merapi bakal diberi "barcode"
Kamis, 10 Desember 2020 18:39 WIB
Bupati Magelang Zaenal Arifin. ANTARA/Heru Suyitno
Magelang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, bakal memberikan barcode (kode batang) bagi ternak dari kawasan Gunung Merapi yang diungsikan sebagai identitas.
Bupati Magelang Zaenal Arifin di Magelang, Kamis, mengatakan untuk menangani data terkait dengan pengungsian Merapi secara cepat dan akurat harus mengedepankan digitalisasi, salah satunya dengan pemberian kode batang pada ternak yang nantinya ikut diungsikan.
"Saya sudah berdiskusi dengan Kominfo kaitannya dengan digitalisasi. Kalau hewan ternak ini nanti juga akan ada barcode-nya, punya siapa, di mana, bagaimana kondisinya, diungsikan di pasar mana juga harus jelas," katanya.
Selain itu, pengungsian warga juga harus didata melalui digital, antara lain asal pengungsi, lokasi tujuan pengungsian, dan kebutuhan mereka.
Langkah itu, kata dia, ditempuh agar bisa menangani lebih optimal kalau terjadi erupsi Gunung Merapi.
Ia juga mengatakan tentang adanya kelompok rentan yang perlu mendapatkan perhatian khusus, antara lain orang tua (manula), ibu hamil, ibu menyusui, anak-anak, dan disabilitas.
Ia mengharapkan aplikasi Janoko yang telah dibuat oleh Dinas Kominfo juga dapat menjangkau data terkait dengan pengungsi kelompok rentan tersebut.
Zaenal mengatakan berdasarkan data terakhir Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, aktivitas Gunung Merapi saat ini masih tinggi dengan deformasi dari yang sebelumnya tiga meter (waktu meletus 2006), pada 7 Desember 2020 sudah mencapai lima meter namun belum terjadi erupsi.
"Kita memang tidak pernah tahu rahasia Tuhan dan Merapi itu, tetapi setidaknya kita sudah mempersiapkan terlebih dahulu. Saya harap zero korban," katanya.
Ia meminta dinas terkait bersama jajaran Forkopimda Kabupaten Magelang meningkatkan serta menjalin sinergi dalam menangani kondisi Merapi.
Menurut dia, dalam menghadapi kondisi Merapi, belum ditambah lagi dengan pandemi COVID-19 di masyarakat, bukanlah hal yang mudah, sedangkan komunikasi yang baik merupakan salah satu kunci penting dilakukan, untuk berkoordinasi antara satu dinas dengan instansi lainnya.
"Saya mengapresiasi atas dukungan berbagai pihak, baik TNI, Polri, BPBD, Satpol PP dan Damkar, Dinas Kesehatan, para relawan dan unsur masyarakat lainnya yang selama ini sudah bersama-sama mendukung Pemerintah Kabupaten Magelang dalam menangani pengungsian Merapi dan pencegahan penyebaran COVID-19," katanya.
Ia berharap, sinergi dan komunikasi itu dapat terus berjalan dengan baik, sehingga bisa bersama-sama dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Bupati Magelang Zaenal Arifin di Magelang, Kamis, mengatakan untuk menangani data terkait dengan pengungsian Merapi secara cepat dan akurat harus mengedepankan digitalisasi, salah satunya dengan pemberian kode batang pada ternak yang nantinya ikut diungsikan.
"Saya sudah berdiskusi dengan Kominfo kaitannya dengan digitalisasi. Kalau hewan ternak ini nanti juga akan ada barcode-nya, punya siapa, di mana, bagaimana kondisinya, diungsikan di pasar mana juga harus jelas," katanya.
Selain itu, pengungsian warga juga harus didata melalui digital, antara lain asal pengungsi, lokasi tujuan pengungsian, dan kebutuhan mereka.
Langkah itu, kata dia, ditempuh agar bisa menangani lebih optimal kalau terjadi erupsi Gunung Merapi.
Ia juga mengatakan tentang adanya kelompok rentan yang perlu mendapatkan perhatian khusus, antara lain orang tua (manula), ibu hamil, ibu menyusui, anak-anak, dan disabilitas.
Ia mengharapkan aplikasi Janoko yang telah dibuat oleh Dinas Kominfo juga dapat menjangkau data terkait dengan pengungsi kelompok rentan tersebut.
Zaenal mengatakan berdasarkan data terakhir Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, aktivitas Gunung Merapi saat ini masih tinggi dengan deformasi dari yang sebelumnya tiga meter (waktu meletus 2006), pada 7 Desember 2020 sudah mencapai lima meter namun belum terjadi erupsi.
"Kita memang tidak pernah tahu rahasia Tuhan dan Merapi itu, tetapi setidaknya kita sudah mempersiapkan terlebih dahulu. Saya harap zero korban," katanya.
Ia meminta dinas terkait bersama jajaran Forkopimda Kabupaten Magelang meningkatkan serta menjalin sinergi dalam menangani kondisi Merapi.
Menurut dia, dalam menghadapi kondisi Merapi, belum ditambah lagi dengan pandemi COVID-19 di masyarakat, bukanlah hal yang mudah, sedangkan komunikasi yang baik merupakan salah satu kunci penting dilakukan, untuk berkoordinasi antara satu dinas dengan instansi lainnya.
"Saya mengapresiasi atas dukungan berbagai pihak, baik TNI, Polri, BPBD, Satpol PP dan Damkar, Dinas Kesehatan, para relawan dan unsur masyarakat lainnya yang selama ini sudah bersama-sama mendukung Pemerintah Kabupaten Magelang dalam menangani pengungsian Merapi dan pencegahan penyebaran COVID-19," katanya.
Ia berharap, sinergi dan komunikasi itu dapat terus berjalan dengan baik, sehingga bisa bersama-sama dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Pewarta : Heru Suyitno
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024