Semarang (ANTARA) - Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah Atikoh Ganjar Pranowo berbagi tips dan strategi menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Jateng pada webinar peringatan Hari Ibu 2020 bertajuk "Peran Lintas Sektor Dalam Penyelamatan Ibu" yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan.

"Keselamatan ibu hamil dan melahirkan bukan hanya tanggung jawab ibu, tetapi juga keluarga, masyarakat, dan sangat penting pemerintah harus hadir," kata Atikoh di Semarang, Selasa.

Sejumlah tips dan strategi untuk menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi, lanjut Atikoh, yakni Jawa Tengah mencanangkan Program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng atau 5NG untuk keselamatan ibu dan bayi mulai hamil hingga melahirkan dan program tersebut cukup efektif mengurangi angka kematian ibu dari tahun ke tahun.

"Sebelum ada program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng angka kematian ibu di Jawa Tengah cukup tinggi, namun belakangan trennya menurun," kata Atikoh.

Selain itu, ada empat peran PKK dalam mengurangi angka kematian ibu yakni sebagai penyuluh, penggerak, pencatat, dan pendamping, tugas tersebut dilakukan dengan mengaktifkan tim penggerak maupun kader hingga tingkatan dasa wisma.

"Karena dasa wisma yang paling paham dengan hal ini. Jadi, program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng itu diaplikasikan PKK langsung terjun ke masyarakat, sejak sebelum hamil, masa hamil dan bersalin, hingga masa nifas," kata Atikoh.

Atikoh menyebut kematian ibu hamil dan melahirkan cukup tinggi terjadi pada 2014 dengan jumlah 711 kasus dan angka itu terus turun menjadi 619 kasus pada 2015, 602 kasus pada 2016, 475 kasus pada 2017, 421 kasus pada 2018, dan turun lagi menjadi 416 kasus pada 2019. 

Baca juga: Tangani pernikahan dini, Pemprov Jateng gandeng 5 unsur

Penurunan angka kematian tersebut berhasil dengan adanya sinergi semua pihak dalam melakukan Program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5NG), termasuk peran PKK Jawa Tengah yang aktif melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, terkait keselamatan ibu.

Langkah lainnya untuk menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi yakni dengan terobosan yang dilakukan di daerah salah satunya program ambulans desa, di mana ada warga yang menyiagakan mobilnya 24 jam, untuk mengantar ibu hamil ke fasilitas kesehatan, khususnya menjelang persalinan karena transportasi sangat diperlukan agar tidak terjadi keterlambatan penanganan ibu melahirkan.

Keluarga, tambah Atikoh, juga terus diedukasi agar memiliki kepedulian tinggi terhadap ibu hamil dan melahirkan, termasuk saat masa nifas, sebab kematian saat nifas juga masih menjadi ancaman, mengingat usai melahirkan kondisi ibu masih lemah, dan membutuhkan waktu untuk pemulihan.

Baca juga: Hari Ibu, Jateng berkomitmen genjot kualitas perempuan

Deputi Bidang Kesetaraan Gender KemenPPPA RI Agustina Erni menambahkan perempuan harus berdaya dengan meningkatkan kualitas hidupnya baik dari sisi kesehatan, intelektualitas, dan ekonomi.

"Kualitas hidup perempuan harus ditingkatkan dan itu perlu sehat, pintar, dan terampil, serta terjamin ekonominya," kata Agustina.

Baca juga: Ganjar: Perempuan harus berdaya termasuk di sektor politik

Agustina menambahkan indeks kesetaraan gender di Indonesia, keterlibatan perempuan di parlemen 20,8 persen, perempuan sebagai tenaga professional 47,02 persen, dan sumber pendapatan perempuan 36,70 persen.

"Ada beberapa kursi parlemen yang diisi oleh perempuan, ini dapat menjadi pengambil kebijakan untuk perempuan," kata Agustina.

Peringatan Hari Ibu ke-92 di Jawa Tengah dilakukan secara online dan offline yang dipusatkan di Kelurahan Purwosari, Kecamatan Mijen, Kota Semarang dengan dihadiri Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bersama stakeholder terkait.