Wuhan dorong WHO lacak kaitan COVID-19 dengan Pekan Olahraga Militer Dunia
Senin, 18 Januari 2021 12:32 WIB
Patung militer China yang dikerahkan untuk mengatasi COVID-19 Wuhan dipajang di Museum Anti-COVID-19 di Wuhan, Provinsi Hubei. Sejak pertama dibuka pada 15 Oktober 2020, museum tersebut dikunjungi lebih dari 3.000 orang per hari. ANTARA/M. Irfan Ilmie
Beijing (ANTARA) - Ahli patogen di Wuhan mendorong tim Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang melakukan penelitian COVID-19 di Ibu Kota Provinsi Hubei, China, untuk melacak keterkaitan wabah tersebut dengan kegiatan Pekan Olahraga Militer Dunia.
Investigasi epidemiologis bisa dilakukan dengan memeriksa 10 atau 20 kasus pertama yang terjadi di Wuhan sehingga bisa membantu bagaimana virus tersebut menular dan dari mana asalnya, demikian Deputi Direktur Departemen Biologi Patogen Wuhan University, Yang Zhanqiu, dikutip Global Times, Senin (18/1).
Jika investigasi epidemiologis yang dilakukan WHO mendapati adanya penularan dari orang-orang yang bepergian ke luar negeri, lanjut dia, maka harus segera ditindaklanjuti.
Baca juga: Tim WHO tiba di Wuhan selidiki asal-usul COVID-19
Demikian halnya kalau ada dugaan personel militer Amerika Serikat yang datang ke Wuhan untuk ambil bagian dalam Pekan Olahraga Militer Dunia (MWG) membawa COVID-19 ke China hingga menyebar ke seluruh dunia, maka WHO harus menyelidikinya dengan mengaitkan kasus pertama yang terjadi di Wuhan, demikian Yang.
MWG digelar di Wuhan pada 18-27 Oktober 2019 yang diikuti oleh 9.308 atlet dari 110 negara.
Sebelumnya beberapa media di China ramai-ramai mengaitkan COVID-19 yang pertama kali kasusnya ditemukan di Wuhan pada Desember 2019 itu dengan penyelenggaraan MWG tersebut.
Sebanyak 13 ahli dari WHO tiba di Wuhan pada Kamis (14/1) untuk melakukan investigasi COVID-19 dan saat ini masih menjalani karantina selama 14 hari.
Semula anggota tim WHO berjumlah 15 orang, namun yang dua hasil tes usapnya positif saat transit di Singapura sehingga gagal berangkat ke Wuhan.
Baca juga: Beijing sambut kunjungan tim penyelidik COVID-19 ke China
Investigasi epidemiologis bisa dilakukan dengan memeriksa 10 atau 20 kasus pertama yang terjadi di Wuhan sehingga bisa membantu bagaimana virus tersebut menular dan dari mana asalnya, demikian Deputi Direktur Departemen Biologi Patogen Wuhan University, Yang Zhanqiu, dikutip Global Times, Senin (18/1).
Jika investigasi epidemiologis yang dilakukan WHO mendapati adanya penularan dari orang-orang yang bepergian ke luar negeri, lanjut dia, maka harus segera ditindaklanjuti.
Baca juga: Tim WHO tiba di Wuhan selidiki asal-usul COVID-19
Demikian halnya kalau ada dugaan personel militer Amerika Serikat yang datang ke Wuhan untuk ambil bagian dalam Pekan Olahraga Militer Dunia (MWG) membawa COVID-19 ke China hingga menyebar ke seluruh dunia, maka WHO harus menyelidikinya dengan mengaitkan kasus pertama yang terjadi di Wuhan, demikian Yang.
MWG digelar di Wuhan pada 18-27 Oktober 2019 yang diikuti oleh 9.308 atlet dari 110 negara.
Sebelumnya beberapa media di China ramai-ramai mengaitkan COVID-19 yang pertama kali kasusnya ditemukan di Wuhan pada Desember 2019 itu dengan penyelenggaraan MWG tersebut.
Sebanyak 13 ahli dari WHO tiba di Wuhan pada Kamis (14/1) untuk melakukan investigasi COVID-19 dan saat ini masih menjalani karantina selama 14 hari.
Semula anggota tim WHO berjumlah 15 orang, namun yang dua hasil tes usapnya positif saat transit di Singapura sehingga gagal berangkat ke Wuhan.
Baca juga: Beijing sambut kunjungan tim penyelidik COVID-19 ke China
Pewarta : M. Irfan Ilmie
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Investigasi perundungan mahasiswi PPDS Undip, Kemenkes-RSUP dr Kariadi ikut bertanggung jawab
08 September 2024 16:31 WIB
TNI AU bentuk tim investigasi prajurit Kopasgat jatuh saat terjun payung
06 April 2023 13:45 WIB, 2023