Dokter sarankan pasien COVID-19 olah napas demi jaga kebugaran paru
Kamis, 21 Januari 2021 17:43 WIB
Konsultan Rehabilitasi Respirasi RSUP Persahabatan dr. Siti Chandra Widjanantie SpKFR (K). ANTARA/HO-Tangkapan layar
Jakarta (ANTARA) - Dokter dari RSUP Persahabatan menyarankan pasien COVID-19 untuk sering melakukan olah napas guna menjaga kebugaran paru-paru agar tetap berfungsi optimal setelah masa pemulihan nantinya.
Konsultan Rehabilitasi Respirasi RSUP Persahabatan dr. Siti Chandra Widjanantie SpKFR (K) dalam keterangannya pada bincang-bincang mengenai kesehatan paru-paru yang dipantau di Jakarta, Kamis, menekankan pentingnya menjaga kebugaran paru-paru pada masa pemulihan COVID-19 agar tidak berdampak pada kondisi tubuh setelah benar-benar sembuh.
"COVID-19 kan menyerang paru-paru, efeknya akan mengganggu pengembangan paru-paru tersebut, paru-paru akan mengkeret, kita harus jaga pengembangannya. Jangan cuma santai, kalau sakit harus fighting jaga kebugarannya, kembangkan paru-parunya," kata Siti.
Dia menekankan pasien COVID-19 harus sering-sering melatih pernapasannya. Caranya, tarik napas panjang dalam-dalam dan embuskan secara perlahan-lahan. Selain itu, Siti juga menyarankan agar menjaga postur tubuh tetap baik.
Dengan cara menarik napas panjang akan membuat paru-paru mengembang dengan optimal. Olahraga ini akan lebih baik apabila dilakukan secara rutin. Menurutnya, pasien COVID-19 yang pulih berpotensi memiliki kondisi paru-paru yang tidak optimal.
Paru-paru yang tidak mengembang sempurna pasca COVID-19 tersebut, kata Siti, akan berdampak pada kebugaran pasien seperti tubuh yang menjadi cepat letih, ataupun bernapas yang tidak seperti sebelumnya.
"Kalau tidak, nanti setelah COVID-19 dampaknya jadi cepat lelah, itu karena pasca COVID-19 paru-parunya kadung tidak mengembang dengan baik," kata dia.
Selain itu, Siti juga menyarankan pasien COVID-19 yang dalam proses pemulihan untuk lebih sering mencuci hidung, kalau bisa menggunakan cairan NaCl.
Konsultan Rehabilitasi Respirasi RSUP Persahabatan dr. Siti Chandra Widjanantie SpKFR (K) dalam keterangannya pada bincang-bincang mengenai kesehatan paru-paru yang dipantau di Jakarta, Kamis, menekankan pentingnya menjaga kebugaran paru-paru pada masa pemulihan COVID-19 agar tidak berdampak pada kondisi tubuh setelah benar-benar sembuh.
"COVID-19 kan menyerang paru-paru, efeknya akan mengganggu pengembangan paru-paru tersebut, paru-paru akan mengkeret, kita harus jaga pengembangannya. Jangan cuma santai, kalau sakit harus fighting jaga kebugarannya, kembangkan paru-parunya," kata Siti.
Dia menekankan pasien COVID-19 harus sering-sering melatih pernapasannya. Caranya, tarik napas panjang dalam-dalam dan embuskan secara perlahan-lahan. Selain itu, Siti juga menyarankan agar menjaga postur tubuh tetap baik.
Dengan cara menarik napas panjang akan membuat paru-paru mengembang dengan optimal. Olahraga ini akan lebih baik apabila dilakukan secara rutin. Menurutnya, pasien COVID-19 yang pulih berpotensi memiliki kondisi paru-paru yang tidak optimal.
Paru-paru yang tidak mengembang sempurna pasca COVID-19 tersebut, kata Siti, akan berdampak pada kebugaran pasien seperti tubuh yang menjadi cepat letih, ataupun bernapas yang tidak seperti sebelumnya.
"Kalau tidak, nanti setelah COVID-19 dampaknya jadi cepat lelah, itu karena pasca COVID-19 paru-parunya kadung tidak mengembang dengan baik," kata dia.
Selain itu, Siti juga menyarankan pasien COVID-19 yang dalam proses pemulihan untuk lebih sering mencuci hidung, kalau bisa menggunakan cairan NaCl.
Pewarta : Aditya Ramadhan
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
PDPI nyatakan asap rokok jadi faktor utama terjadinya penyakit paru
24 September 2021 13:04 WIB, 2021