Ombak tinggi, HNSI Cilacap imbau nelayan tidak melaut
Senin, 1 Februari 2021 12:53 WIB
Perahu-perahu nelayan ditambatkan di daratan Pantai Teluk Penyu, Kabupaten Cilacap, karena pemiliknya tidak melaut akibat adanya cuaca buruk di laut selatan Jawa Tengah. ANTARA/HO-KN Pandanarang
Cilacap (ANTARA) - Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, mengimbau nelayan setempat agar tidak melaut untuk sementara waktu karena ombak di laut tinggi berpotensi terjadi di laut selatan Jateng.
"Saat ini sedang berlangsung musim angin baratan dan hampir semua nelayan istirahat, mereka tidak melaut karena sudah satu minggu terjadi cuaca buruk," kata Ketua DPC HNSI Kabupaten Cilacap Sarjono di Cilacap, Senin.
Ia mengatakan sebagian besar nelayan yang tidak melaut adalah nelayan yang menggunakan kapal berukuran di atas 10 gross tonage (GT).
Baca juga: Nelayan Pekalongan nekat melaut meski kondisi cuaca buruk
Sementara untuk sebagian nelayan yang menggunakan kapal berukuran 1-2 GT, kata dia, masih ada yang nekat melaut meskipun hanya dalam radius 1-2 mil laut.
"Itu pun harus harus melihat situasi cuaca. Kalau kira-kira sudah mendung, nelayan yang nekat melaut itu akan segera kembali ke daratan," katanya.
Ia mengakui saat musim angin baratan, tidak banyak ikan yang dapat ditemukan di laut selatan Jateng. "Tapi kalau cuacanya bagus, ikan layur masih bisa ditangkap meskipun sedikit," katanya.
Menurut dia, ikan layur saat sekarang merupakan salah satu potensi terbesar perikanan tangkap di Kabupaten Cilacap.
Terkait dengan harga ikan layur saat sekarang, dia mengatakan hal itu bervariasi mulai dari Rp10 ribu per kilogram hingga Rp35 ribu per kilogram yang bergantung pada ukurannya.
Disinggung mengenai ikan bawal putih yang banyak dibutuhkan masyarakat Tionghoa menjelang Tahun Baru Imlek, Sarjono mengatakan ikan tersebut saat sekarang sedang sulit didapatkan oleh nelayan.
"Bawal putih biasanya banyak, tapi kali ini sedang agak susah, sedikit-sedikit tetap ada. Harganya bergantung pada ukuran, mulai dari Rp100 ribu per kilogram hingga Rp300 ribu per kilogram," katanya.
Ia memerkirakan harga ikan bawal putih akan melonjak saat mendekati Imlek karena banyak yang membutuhkan karena pasokannya sedikit.
Bahkan berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, kata dia, harga ikan bawal putih bisa mencapai di atas Rp500 ribu per kilogram saat mendekati Imlek.
Kendati demikian, dia mengimbau nelayan yang nekat melaut untuk tetap berhati-hati dengan melihat situasi maupun kondisi cuaca dan harus waspada terhadap kemungkinan terjadinya gelombang tinggi.
"Kami imbau supaya kalau bisa jangan melaut dulu karena ini (musim angin baratan, red.) sangat berbahaya. Angin barat ini datangnya secara tiba-tiba, terus membawa gelombang (tinggi), apalagi kalau ada hujannya. Harapan kami, usahakan jangan melaut dulu," katanya menegaskan.
Sementara berdasarkan prakiraan cuaca yang dikeluarkan BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, gelombang tinggi hingga sangat tinggi masih berpotensi terjadi di laut selatan Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 1-3 Februari 2021.
Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Teguh Wardoyo mengatakan tinggi gelombang pada tanggal 1 Februari 2021 di perairan Sukabumi-Cianjur, perairan Garut-Pangandaran, perairan Cilacap, perairan Kebumen-Purworejo, dan perairan Yogyakarta diprakirakan berkisar 2,5-4 meter atau masuk kategori tinggi, sedangkan di Samudra Hindia selatan Jawa Barat hingga Jawa Tengah diprakirakan mencapai 4-6 meter atau sangat tinggi.
"Sementara pada tanggal 2-3 Februari 2021, tinggi gelombang di perairan Sukabumi-Cianjur, perairan Garut-Pangandaran, perairan Cilacap, dan perairan Yogyakarta diprakirakan berkisar 2,5-4 meter, sedangkan di Samudra Hindia selatan Jabar, perairan Kebumen-Purworejo, dan Samudra Hindia selatan Jateng diprakirakan berkisar 4-6 meter atau sangat tinggi," katanya.
Baca juga: Nelayan Rembang terkendala alat tangkap untuk berburu ikan
"Saat ini sedang berlangsung musim angin baratan dan hampir semua nelayan istirahat, mereka tidak melaut karena sudah satu minggu terjadi cuaca buruk," kata Ketua DPC HNSI Kabupaten Cilacap Sarjono di Cilacap, Senin.
Ia mengatakan sebagian besar nelayan yang tidak melaut adalah nelayan yang menggunakan kapal berukuran di atas 10 gross tonage (GT).
Baca juga: Nelayan Pekalongan nekat melaut meski kondisi cuaca buruk
Sementara untuk sebagian nelayan yang menggunakan kapal berukuran 1-2 GT, kata dia, masih ada yang nekat melaut meskipun hanya dalam radius 1-2 mil laut.
"Itu pun harus harus melihat situasi cuaca. Kalau kira-kira sudah mendung, nelayan yang nekat melaut itu akan segera kembali ke daratan," katanya.
Ia mengakui saat musim angin baratan, tidak banyak ikan yang dapat ditemukan di laut selatan Jateng. "Tapi kalau cuacanya bagus, ikan layur masih bisa ditangkap meskipun sedikit," katanya.
Menurut dia, ikan layur saat sekarang merupakan salah satu potensi terbesar perikanan tangkap di Kabupaten Cilacap.
Terkait dengan harga ikan layur saat sekarang, dia mengatakan hal itu bervariasi mulai dari Rp10 ribu per kilogram hingga Rp35 ribu per kilogram yang bergantung pada ukurannya.
Disinggung mengenai ikan bawal putih yang banyak dibutuhkan masyarakat Tionghoa menjelang Tahun Baru Imlek, Sarjono mengatakan ikan tersebut saat sekarang sedang sulit didapatkan oleh nelayan.
"Bawal putih biasanya banyak, tapi kali ini sedang agak susah, sedikit-sedikit tetap ada. Harganya bergantung pada ukuran, mulai dari Rp100 ribu per kilogram hingga Rp300 ribu per kilogram," katanya.
Ia memerkirakan harga ikan bawal putih akan melonjak saat mendekati Imlek karena banyak yang membutuhkan karena pasokannya sedikit.
Bahkan berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, kata dia, harga ikan bawal putih bisa mencapai di atas Rp500 ribu per kilogram saat mendekati Imlek.
Kendati demikian, dia mengimbau nelayan yang nekat melaut untuk tetap berhati-hati dengan melihat situasi maupun kondisi cuaca dan harus waspada terhadap kemungkinan terjadinya gelombang tinggi.
"Kami imbau supaya kalau bisa jangan melaut dulu karena ini (musim angin baratan, red.) sangat berbahaya. Angin barat ini datangnya secara tiba-tiba, terus membawa gelombang (tinggi), apalagi kalau ada hujannya. Harapan kami, usahakan jangan melaut dulu," katanya menegaskan.
Sementara berdasarkan prakiraan cuaca yang dikeluarkan BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, gelombang tinggi hingga sangat tinggi masih berpotensi terjadi di laut selatan Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 1-3 Februari 2021.
Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Teguh Wardoyo mengatakan tinggi gelombang pada tanggal 1 Februari 2021 di perairan Sukabumi-Cianjur, perairan Garut-Pangandaran, perairan Cilacap, perairan Kebumen-Purworejo, dan perairan Yogyakarta diprakirakan berkisar 2,5-4 meter atau masuk kategori tinggi, sedangkan di Samudra Hindia selatan Jawa Barat hingga Jawa Tengah diprakirakan mencapai 4-6 meter atau sangat tinggi.
"Sementara pada tanggal 2-3 Februari 2021, tinggi gelombang di perairan Sukabumi-Cianjur, perairan Garut-Pangandaran, perairan Cilacap, dan perairan Yogyakarta diprakirakan berkisar 2,5-4 meter, sedangkan di Samudra Hindia selatan Jabar, perairan Kebumen-Purworejo, dan Samudra Hindia selatan Jateng diprakirakan berkisar 4-6 meter atau sangat tinggi," katanya.
Baca juga: Nelayan Rembang terkendala alat tangkap untuk berburu ikan
Pewarta : Sumarwoto
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Sambut Natal 2024, Bakorumkris RU IV Cilacap salurkan donasi pendidikan senilai Rp22 juta
04 December 2024 15:55 WIB
Kilang Cilacap raih penghargaan tertinggi di ICA ISDA 2024 berkat Kampung Berkualitas "GADIS"
01 December 2024 15:13 WIB
Kunjungi Kampoeng Kepiting, Dirut KPI dorong semangat kemandirian dan ketahanan energi
29 November 2024 18:16 WIB