Makassar (ANTARA) - Pastor Gereja Katedral Makassar Wilhelmus Tulak meniadakan ibadah paskah yang semula berlangsung hingga malam menyusul adanya dugaan bom bunuh diri.

"Karena ada insiden bom bunuh diri, kami sepakat untuk meniadakan dulu," ujar Pastor Wilhelmus Tulak di Makassar, Ahad.

Ia mengatakan bahwa insiden bom bunuh diri itu terjadi ketika jemaat sesi pagi baru menyelesaikan ibadahnya sekitar pukul 10.30 WITA.

Pada saat kejadian, dia masih berada di dalam bilik, atau sedang mengganti pakaiannya, kemudian terdengar suara ledakan yang cukup kencang.

Ketika itu, lanjut Pastor Wilhelmus, sebagian jemaatnya masih berada dalam gereja karena sebelumnya dia meminta mereka begitu selesai ibadah langsung pulang ke rumah.

"Saat itu 'kan baru selesai ibadah sesi kedua, baru akan dilanjutkan misa ibadah sesi ketiga pukul 11.00 WITA. Karena adanya insiden itu, akhirnya ibadah kami tiadakan dan anggota jemaat lainnya kalau mau lanjutkan bisa mencari gereja lainnya," katanya.

Menurut Pastor Wilhelmus, ledakan yang terjadi cukup keras karena Hotel Singgasana yang ada di bagian selatan gereja terlihat kaca-kacanya berhamburan.

"Saya pastikan itu ledakan besar karena terjadi di pintu gerbang gereja. Saya menoleh keluar dan melihat banyak pecahan kaca hotel dan itu saya pastikan jika ledakan itu sangat besar," ucapnya.

Dalam peristiwa itu, Kapolda Sulsel Irjen Pol. Merdisyam mengatakan bahwa korban sementara yang terhitung ada sembilan orang, lima di antaranya adalah sekuriti gereja dan empat lainnya adalah anggota jemaat.

Baca juga: 9 korban meninggal akibat ledakan bom di Gereja Ketedral Makassar

Baca juga: Saksi mata pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar duga seorang perempuan