Sejumlah negara berebut vaksin setelah pembatasan ekspor India
Selasa, 30 Maret 2021 15:01 WIB
Para pegawai mengoperasikan mesin pengisi di dalam sebuah laboratorium di Serum Institute of India, di Pune, India, Senin (30/11/2020). Foto diambil tanggal 30 November 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Francis Mascarenhas/rwa/cfo
Seoul/Manila (ANTARA) - Beberapa negara Asia bergegas mencari sumber alternatif untuk mendapatkan vaksin COVID-19 setelah India membatasi ekspor, yang menyebabkan program berbagi vaksin global COVAX kekurangan pasokan.
Korea Selatan, Indonesia, dan Filipina termasuk di antara negara-negara yang terkena penundaan pengiriman vaksin yang telah dijanjikan di bawah program COVAX, yang dibuat terutama untuk memastikan pasokan ke negara-negara miskin.
"Peningkatan vaksinasi harian kami yang telah direncanakan akan terpengaruh," kata Carlito Galvez, kepala program vaksinasi Filipina, kepada wartawan, Selasa.
India, pembuat vaksin terbesar di dunia, menghentikan sementara ekspor vaksin AstraZeneca yang diproduksi oleh Serum Institute of India (SII), karena para pejabat fokus untuk memenuhi permintaan domestik yang meningkat.
The Serum Insitute akan mengirimkan 90 juta dosis vaksin untuk COVAX selama Maret dan April. Meskipun belum jelas berapa banyak dosis yang akan dialihkan untuk penggunaan domestik, fasilitator program memperingatkan bahwa penundaan pengiriman tidak bisa dihindari.
Korea Selatan mengonfirmasi hanya akan menerima 432.000 dosis dari 690.000 dosis yang telah dijanjikan dan pengirimannya akan ditunda hingga sekitar minggu ketiga bulan April.
"Ada ketidakpastian atas pasokan vaksin global tetapi kami sedang mengerjakan rencana untuk memastikan tidak ada gangguan pada kuartal kedua dan melakukan upaya untuk mengamankan lebih banyak vaksin," ujar Kim Ki-nam, kepala tim satuan tugas vaksinasi COVID-19 Korea Selatan.
Para pejabat mengatakan mereka sedang dalam pembicaraan dengan AstraZeneca untuk mempercepat pengiriman yang diperoleh melalui kesepakatan terpisah.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte melonggarkan pembatasan pemerintah pada impor vaksin sektor swasta, memohon kepada perusahaan untuk mendapatkan pasokan terlepas dari biayanya, saat negaranya berjuang melawan kebangkitan pandemi.
Di Vietnam, para pejabat juga meminta sektor swasta untuk turun tangan setelah pasokan COVAX mereka dipangkas 40 persen menjadi 811.200 dosis dan pengiriman diundur beberapa minggu.
Di Indonesia, pejabat kementerian kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan kepada Reuters bahwa 10,3 juta dosis dari COVAX kemungkinan ditunda hingga Mei.
India belum memberikan perincian tentang lamanya pembatasan ekspornya, tetapi UNICEF yang menjadi mitra distribusi COVAX, mengatakan pada akhir pekan bahwa pengiriman diperkirakan akan dilanjutkan pada Mei.
Keputusan India adalah yang terbaru dari serangkaian kemunduran terkait Fasilitas COVAX, yang diandalkan oleh 64 negara miskin, setelah gangguan produksi dan kurangnya kontribusi pendanaan dari negara-negara kaya.
Sumber: Reuters
Korea Selatan, Indonesia, dan Filipina termasuk di antara negara-negara yang terkena penundaan pengiriman vaksin yang telah dijanjikan di bawah program COVAX, yang dibuat terutama untuk memastikan pasokan ke negara-negara miskin.
"Peningkatan vaksinasi harian kami yang telah direncanakan akan terpengaruh," kata Carlito Galvez, kepala program vaksinasi Filipina, kepada wartawan, Selasa.
India, pembuat vaksin terbesar di dunia, menghentikan sementara ekspor vaksin AstraZeneca yang diproduksi oleh Serum Institute of India (SII), karena para pejabat fokus untuk memenuhi permintaan domestik yang meningkat.
The Serum Insitute akan mengirimkan 90 juta dosis vaksin untuk COVAX selama Maret dan April. Meskipun belum jelas berapa banyak dosis yang akan dialihkan untuk penggunaan domestik, fasilitator program memperingatkan bahwa penundaan pengiriman tidak bisa dihindari.
Korea Selatan mengonfirmasi hanya akan menerima 432.000 dosis dari 690.000 dosis yang telah dijanjikan dan pengirimannya akan ditunda hingga sekitar minggu ketiga bulan April.
"Ada ketidakpastian atas pasokan vaksin global tetapi kami sedang mengerjakan rencana untuk memastikan tidak ada gangguan pada kuartal kedua dan melakukan upaya untuk mengamankan lebih banyak vaksin," ujar Kim Ki-nam, kepala tim satuan tugas vaksinasi COVID-19 Korea Selatan.
Para pejabat mengatakan mereka sedang dalam pembicaraan dengan AstraZeneca untuk mempercepat pengiriman yang diperoleh melalui kesepakatan terpisah.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte melonggarkan pembatasan pemerintah pada impor vaksin sektor swasta, memohon kepada perusahaan untuk mendapatkan pasokan terlepas dari biayanya, saat negaranya berjuang melawan kebangkitan pandemi.
Di Vietnam, para pejabat juga meminta sektor swasta untuk turun tangan setelah pasokan COVAX mereka dipangkas 40 persen menjadi 811.200 dosis dan pengiriman diundur beberapa minggu.
Di Indonesia, pejabat kementerian kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan kepada Reuters bahwa 10,3 juta dosis dari COVAX kemungkinan ditunda hingga Mei.
India belum memberikan perincian tentang lamanya pembatasan ekspornya, tetapi UNICEF yang menjadi mitra distribusi COVAX, mengatakan pada akhir pekan bahwa pengiriman diperkirakan akan dilanjutkan pada Mei.
Keputusan India adalah yang terbaru dari serangkaian kemunduran terkait Fasilitas COVAX, yang diandalkan oleh 64 negara miskin, setelah gangguan produksi dan kurangnya kontribusi pendanaan dari negara-negara kaya.
Sumber: Reuters
Pewarta : Yashinta Difa Pramudyani
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Sejumlah warga Rowosari tolak imunisasi polio, Pemkot Semarang lakukan pendekatan khusus
18 January 2024 7:44 WIB