Solo (ANTARA) -
Forum Silaturahmi Sanggar Tari (FSST) Provinsi Jawa Tengah terus mengasah keterampilan dan keahlian para seniman, khususnya di bidang tari sebagai upaya memacu eksistensi agar tetap bisa berkarya saat pandemi COVID-19.

"Sebagai penari perlu terus mengasah kemampuan, meski situasi pandemi seperti ini. Oleh karenanya, kami gelar 'workshop' di Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT) Surakarta, bersama Pemerintah Provinsi Jawa Tengah," kata Ketua FSST Yoyok Bambang Priyambodo di Kota Surakarta, Sabtu (5/6).

Ia menyebutkan para penari yang mengikuti "workshop" Koreografi dan Tari Dwi Putri di TBJT Surakarta tersebut memiliki kesempatan untuk saling bersilaturahmi dan belajar bersama.

Menurut dia, selama satu tahun lebih, nasib seniman tradisional terutama seniman tari sangat terpuruk dengan situasi pandemi COVID-19 karena adanya berbagai pembatasan.

"Oleh karena itu, melalui 'workshop' ini kami silaturahmi, berdialog, dan mencari solusi bersama, bagaimana sanggar tari, khususnya yang tradisi masih bisa eksis dan terus berkarya," ujarnya.

Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Provinsi Jateng Sinung Nugroho Rachmadi mengatakan bahwa meski kondisinya masih seperti ini, namun seniman perlu tetap menjaga eksistensi.

Ia berpendapat, ke depan dapat diwacanakan adanya sertifikasi sebab tidak semua seniman, seniwati, dan budayawan maupun penggiat seni itu stratanya disamaratakan.

"Sayang hingga saat ini belum ada lembaga yang berhak memberikan sertifikasi tersebut. Karena belum ada, maka hal ini yang menjadi bagian dari usulan kepada pemerintah.
Mengingat konsepsi berkebudayaan dan berkesenian, menurut pandangan saya negara harus hadir. Dalam bentuk memfasilitasi, dan mendorong para seniman," katanya.

Pada "workshop" tersebut para peserta diampu oleh Hadawiyah Endah Utami, Yoyok Bambang Priyambodo, dan Eko Supriyanto.