Pelonggaran PPKM Level 4 jangan timbulkan ledakan kasus lagi
Selasa, 27 Juli 2021 13:58 WIB
Ambulans melintas di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (25/7/2021). . ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa.
Semarang (ANTARA) - Perpanjangan PPKM Level 4 di Jawa-Bali dengan sejumlah pelonggaran berpotensi meningkatkan mobilitas warga sehingga kesadaran masyarakat menjalankan protokol kesehatan dan ketegasan pemangku kepentingan menegakkan aturan sangat diperlukan.
"Euforia terhadap pelonggaran di sejumlah sektor mulai terlihat, meski sejatinya kebijakan PPKM Level 4 adalah untuk membatasi mobilitas orang demi mencegah penularan Covid-19. Kondisi ini harus diwaspadai, jangan sampai ledakan kasus terulang lagi," kata Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Selasa (27/7).
Kementerian Kesehatan mencatat varian Delta dari India telah masuk ke sejumlah daerah, salah satunya di Jawa Tengah. Di provinsi ini jumlah kasus meroket hingga 368 persen hanya dua pekan setelah Lebaran tahun ini.
Catatan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) menyebut mobilitas masyarakat di tempat wisata meningkat selama masa libur Lebaran 2021. Peningkatan terjadi di sejumlah daerah dengan persentase mencapai 38 persen hingga 100 persen.
Berdasarkan catatan tersebut, menurut Lestari, kombinasi sebaran Covid-19 varian Delta dan peningkatan mobilitas warga diduga kuat menghasilkan ledakan kasus positif Covid-19 di sejumlah daerah.
Rerie, sapaan akrab Lestari, berharap euforia masyarakat terhadap kebijakan pelonggaran di sejumlah sektor pada PPKM Level 4 ini dapat diantisipasi dengan baik oleh para pemangku kepentingan.
Sejumlah teknis pelaksanaan kebijakan PPKM Level 4 tersebut, tegas Rerie, harus bisa diaplikasikan dengan baik di lapangan sehingga berjalan sesuai dengan ketentuan.
Karena bila pelonggaran di sejumlah sektor tidak bisa diantisipasi dengan baik, menurut anggota Mejelis Tinggi Partai NasDem itu, potensi ledakan kasus positif Covid-19 yang dihadapi sejumlah daerah akan lebih besar, karena keterbatasan jumlah fasilitas kesehatan dimiliki dan tingkat kesadaran masyarakat menjalankan prokes yang masih rendah.
Catatan Kemenkes per 23 Juli 2021, bed occupancy ratio (BOR) di rumah sakit yang melayani pasien Covid-19 di kota-kota di Jawa, Bali, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan berkisar antara 85-70 persen.
Dengan kondisi tersebut, Rerie berharap, para pemangku kepentingan baik di tingkat pusat dan daerah, serta masyarakat harus benar-benar menjalankan kebijakan PPKM level 4 ini sesuai dengan yang ditetapkan.
Kedisiplinan masyarakat menjalankan aturan dan Prokes seperti memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun, menghindari kerumunan, tambahnya, harus menjadi norma dalam keseharian.
Rerie menegaskan kolaborasi yang baik antara para pemangku kepentingan di pusat dan daerah harus benar-benar terjadi dalam pelaksanaan PPKM Level 4 di Tanah Air, agar kita terhindar dari ancaman ledakan kasus positif Covid-19 yang pernah bangsa ini alami.***
"Euforia terhadap pelonggaran di sejumlah sektor mulai terlihat, meski sejatinya kebijakan PPKM Level 4 adalah untuk membatasi mobilitas orang demi mencegah penularan Covid-19. Kondisi ini harus diwaspadai, jangan sampai ledakan kasus terulang lagi," kata Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Selasa (27/7).
Kementerian Kesehatan mencatat varian Delta dari India telah masuk ke sejumlah daerah, salah satunya di Jawa Tengah. Di provinsi ini jumlah kasus meroket hingga 368 persen hanya dua pekan setelah Lebaran tahun ini.
Catatan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) menyebut mobilitas masyarakat di tempat wisata meningkat selama masa libur Lebaran 2021. Peningkatan terjadi di sejumlah daerah dengan persentase mencapai 38 persen hingga 100 persen.
Berdasarkan catatan tersebut, menurut Lestari, kombinasi sebaran Covid-19 varian Delta dan peningkatan mobilitas warga diduga kuat menghasilkan ledakan kasus positif Covid-19 di sejumlah daerah.
Rerie, sapaan akrab Lestari, berharap euforia masyarakat terhadap kebijakan pelonggaran di sejumlah sektor pada PPKM Level 4 ini dapat diantisipasi dengan baik oleh para pemangku kepentingan.
Sejumlah teknis pelaksanaan kebijakan PPKM Level 4 tersebut, tegas Rerie, harus bisa diaplikasikan dengan baik di lapangan sehingga berjalan sesuai dengan ketentuan.
Karena bila pelonggaran di sejumlah sektor tidak bisa diantisipasi dengan baik, menurut anggota Mejelis Tinggi Partai NasDem itu, potensi ledakan kasus positif Covid-19 yang dihadapi sejumlah daerah akan lebih besar, karena keterbatasan jumlah fasilitas kesehatan dimiliki dan tingkat kesadaran masyarakat menjalankan prokes yang masih rendah.
Catatan Kemenkes per 23 Juli 2021, bed occupancy ratio (BOR) di rumah sakit yang melayani pasien Covid-19 di kota-kota di Jawa, Bali, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan berkisar antara 85-70 persen.
Dengan kondisi tersebut, Rerie berharap, para pemangku kepentingan baik di tingkat pusat dan daerah, serta masyarakat harus benar-benar menjalankan kebijakan PPKM level 4 ini sesuai dengan yang ditetapkan.
Kedisiplinan masyarakat menjalankan aturan dan Prokes seperti memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun, menghindari kerumunan, tambahnya, harus menjadi norma dalam keseharian.
Rerie menegaskan kolaborasi yang baik antara para pemangku kepentingan di pusat dan daerah harus benar-benar terjadi dalam pelaksanaan PPKM Level 4 di Tanah Air, agar kita terhindar dari ancaman ledakan kasus positif Covid-19 yang pernah bangsa ini alami.***
Pewarta : Zaenal
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Uji kesigapan penanganan keadaan darurat, Kilang Cilacap gelar MED Level 2
30 November 2023 20:29 WIB
Kilang Cilacap bekali 20 pemuda dengan keterampilan las listrik level tertinggi
19 September 2023 19:00 WIB, 2023
Contact Center PLN sabet 8 medali di Asia Pasifik, lanjut ke level global
31 July 2023 17:11 WIB, 2023