Boyolali (ANTARA) - Petani di Desa Donohudan Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, menggalakkan program Indeks Pertanaman (IP) Padi 400 yang bisa tanam empat kali setahun untuk meningkatkan produksi pangan.

"Program IP Padi 400 merupakan salah satu langkah pemerintah untuk meningkatkan produksi padi nasional," kata Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Boyolali, Bambang Jiyanto, di sela acara panen IP Padi 400 lahan seluas 20 hektare di Desa Donohudan, Ngemplak, Boyolali, Senin.

Bambang menjelaskan lahan untuk program ini harus memenuhi syarat pengairan, mekanisasi, penanggulangan hama penyakit bagus, serta menggunakan benih-benih yang cepat berbuah (Genjah).

Menurut dia, program yang didukung penggunaan benih varietas Inpari 32 dan lahan seluas 20 hektare dengan menggandeng Kelompok Tani Dono Rahayu III ini dapat panen empat kali setahun karena umur benih Genjah yang berumur 90-100 hari.

"Benih varietas itu, berasal dari bantuan Anggaran Pendapatan Belanja Nasional (APBN) dengan total nilai Rp380 juta. Jadi jenis yang ditanam varietas yang genjah umurnya 90-100 hari sehingga satu tahun bisa empat kali. Yang kami buru percepatan waktu dalam satu tahun itu, bisa empat kali panen," katanya.

Baca juga: Petani Banyumas tertarik varietas padi Balitbangtan Kementan

Baca juga: Padi varietas unggul tingkatkan kesejahteraan petani

Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Dono Rahayu III Desa Donohudan, Suwardi mengaku terbantu dengan adanya program IP Padi 400 ini. Dia bisa memanen 8,8 ton gabah kering panen (GKP) per hektare atau 5,2 ton setara beras.

Dari angka tersebut, dia mampu menjual gabah kering panen sebesar Rp4.300 per kilogram dan untuk beras Rp8.000 per kilogram, sehingga menghasilkan Rp42 juta.

"Program ini, sangat mendukung bisa meringankan beban dari petani dengan adanya bantuan dari pemerintah varietas 32 atau yang lainnya. Setiap tanaman ada bantuan bibit harapan petani lebih meningkat lagi untuk tanam padi," katanya

Sementara itu, luas tanam padi di Kabupaten Boyolali hingga Agustus 2021 mencapai seluas 6.957 hektare. Luas panen mencapai 41.288 hektare, produktivitas rata rata mencapai 57,77 kuintal per hektare. Sedangkan produksi padi mampu mencapai 238.542 ton atau setara 136.895 ton beras.

Sedangkan, estimasi produksi gabah di Boyolali hingga akhir 2021, diperkirakan mencapai 286.120 ton atau 164.199 ton setara beras dengan luas lahan 49.270 hektare.

Produktivitas rata-rata mencapai 58,07 kuintal per hektare. Sedangkan kebutuhan pangan untuk konsumsi 118.578 ton beras per tahun, dengan jumlah pendudukan 1.062.713 jiwa, sehingga Boyolali masih surplus beras 45.622 ton.