Semarang (ANTARA) -
Panglima Santri Gayeng Nusantara yang juga Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin) menegaskan bahwa organisasi yang dipimpinnya tidak memiliki afiliasi politik dengan parpol manapun.

"Tidak (berafiliasi) ya, Santri Gayeng Nusantara itu murni gerakan sosial, peranannya sudah sangat besar dan dirasakan masyarakat. Inikan strategis sekali sehingga ada partai yang mengklaim, nama partainya tidak perlu saya sebutkan," kata Gus Yasin di Semarang, Jumat.

Hal tersebut ditegaskan Gus Yasin setelah mengetahui adanya isu pembagian kursi pengurus salah satu parpol dan Santri Gayeng Nusantara.

Baca juga: Jateng prioritaskan yatim piatu karena COVID-19 dapat pelatihan keahlian

Gus Yasin juga menginstruksikan kepada pengurus Santri Gayeng Nusantara agar fokus pada kegiatan sosial kemasyarakatan dan tidak terpengaruh dengan jabatan struktural di partai politik.

"Gerakan seperti pemberdayaan ekonomi pesantren, bantuan RTLH dan lainnya itu dananya dari sumbangan anggota. Selama ini dibangun swadaya, itu sangat berarti bagi masyarakat," ujarnya.

Menurut dia, gerakan yang dibangun Santri Gayeng Nusantara selama ini sudah efektif dan harus dilanjutkan tanpa godaan bernuansa politik agar hasil pekerjaan yang dihasilkan bermanfaat kepada masyarakat secara tulus dan ikhlas.

"Saya sudah mengunjungi (mengecek) hasil kerjanya pada berbagai kota di Jateng ini, masyarakatnya mengaku sangat terbantu. Jadi saya minta pengurus Santri Gayeng Nusantara fokus saja membantu masyarakat," ujarnya.

Koordinator Santri Gayeng Nusantara Jawa Tengah Chamzah Hasan menambahkan pihaknya tidak hanya di Jawa Tengah saja, namun telah terbentuk di berbagai kota di Indonesia.

Beberapa bentuk kegiatan yang dilakukan Santri Gayeng Nusantara adalah pendampingan dan pemberdayaan UMKM, bantuan keluarga miskin, bantuan pendidikan, pengadaan saluran air bersih dan sebagainya.

"Termasuk kami adakan kursus-kursus dan seminar untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia masyarakat," kata Gus Chamzah sapaan akrab pengasuh Pondok Pesantren Tanbihul Ghofilin, Kabupaten Banjarnegara itu.

Pengurus lembaga wakaf PBNU itu juga menjelaskan Santri Gayeng Nusantara di masing-masing kabupaten/kota di Jawa Tengah telah berdiri dan memiliki program kerja yang terarah pada masyarakat.

"Kami tidak pernah meminta bantuan dari partai manapun untuk program kerja. Semuanya murni swadaya dan ini terbukti sudah berhasil," ujarnya.

Baca juga: Jateng latih santri kembangkan kemasan produk
Baca juga: Pemprov Jateng beri pendampingan ponpes dorong ekonomi syariah