PPKM Level 2, Bupati Temanggung "ngopi" bersama puluhan kiai
Jumat, 1 Oktober 2021 22:04 WIB
Bupati Temanggung M Al Khadziq "ngopi" bersama para kiai dalam kegiatan Ngopi Sore Temanggungan di Pendopo Pengayoman Kabupaten Temanggung. ANTARA/Heru Suyitno
Temanggung (ANTARA) - Bupati Temanggung M. Al Khadziq "ngopi" (minum kopi) bersama puluhan kiai dan pengasuh pondok pesantren pada kegiatan "Ngopi Sore Temanggungan" yang bertepatan dengan Hari Kopi Sedunia.
Khadziq di Temanggung, Jumat, mengatakan kegiatan minum kopi bersama sebenarnya sudah berlangsung setiap hari Jumat, namun terhenti dengan adanya pandemi COVID-19.
"Karena sekarang Temanggung masuk PPKM level 2 maka sejak Jumat pekan lalu kegiatan ngopi bareng dimulai lagi," katanya.
Baca juga: Gelar "Ngopi Jumat" untuk promosikan kopi Temanggung
Baca juga: Masih level 3, Banyumas ajukan penambahan objek wisata untuk simulasi pembukaan
Ia menyampaikan kegiatan ngopi bareng merupakan ngobrol santai sambil diskusi yang secara tidak langsung juga untuk mempromosikan kopi Temanggung.
Kegiatan Ngopi bareng yang berlangsung di Pendopo Pengayoman Kabupaten Temanggung ini diikuti oleh 20 kiai atau pengasuh pondok pesantren penerima bantuan dana hibah dari Pemkab Temanggung.
Khadziq menyampaikan di tengah situasi COVID-19 seperti sekarang ini Pemkab Temanggung merasa sangat terbantu oleh peranan para kiai ponpes dan organisasi keagamaan termasuk NU.
"Pemkab Temanggung terbantu dalam mengendalikan kegiatan masyarakat yang dilakukan para kiai," katanya.
Ia mencontohkan kemarin ketika ada ketentuan dari pusat Idul Adha tidak bisa dilaksanakan shalat id maka para kiai juga yang menyampaikan kepada masyarakat sehingga Temanggung tetap kondusif. Ketika MUI, PBNU, dan PP Muhammadiyah meminta tidak berjamaah di masjid para kiai, pesantren, dan NU merupakan garda paling depan menjelaskan kepada masyarakat tentang pentingnya menghindari penyebaran COVID-19 di rumah ibadah.
Ia menuturkan Pemkab Temanggung merasa sangat terbantu dan sangat berutang budi kepada para kiai, ponpes, dan organisasi-organisasi keagamaan yang menjadi barisan terdepan dalam ikut mengendalikan kegiatan masyarakat.
"Kalau tenaga medis menjadi barisan terdepan di rumah sakit, satgas COVID-19 menjadi barisan terdepan di jalan-jalan selama mengatur kegiatan masyarakat, maka para kiai ini barisan terdepan dalam mengendalikan COVID-19 di lingkungan umat sehingga pemerintah sangat berterima kasih," katanya.
Baca juga: Kaum milenial di Temanggung mulai tertarik geluti kopi
Baca juga: Produk mesin sangrai Temanggung diminati para pelaku kopi
Khadziq di Temanggung, Jumat, mengatakan kegiatan minum kopi bersama sebenarnya sudah berlangsung setiap hari Jumat, namun terhenti dengan adanya pandemi COVID-19.
"Karena sekarang Temanggung masuk PPKM level 2 maka sejak Jumat pekan lalu kegiatan ngopi bareng dimulai lagi," katanya.
Baca juga: Gelar "Ngopi Jumat" untuk promosikan kopi Temanggung
Baca juga: Masih level 3, Banyumas ajukan penambahan objek wisata untuk simulasi pembukaan
Ia menyampaikan kegiatan ngopi bareng merupakan ngobrol santai sambil diskusi yang secara tidak langsung juga untuk mempromosikan kopi Temanggung.
Kegiatan Ngopi bareng yang berlangsung di Pendopo Pengayoman Kabupaten Temanggung ini diikuti oleh 20 kiai atau pengasuh pondok pesantren penerima bantuan dana hibah dari Pemkab Temanggung.
Khadziq menyampaikan di tengah situasi COVID-19 seperti sekarang ini Pemkab Temanggung merasa sangat terbantu oleh peranan para kiai ponpes dan organisasi keagamaan termasuk NU.
"Pemkab Temanggung terbantu dalam mengendalikan kegiatan masyarakat yang dilakukan para kiai," katanya.
Ia mencontohkan kemarin ketika ada ketentuan dari pusat Idul Adha tidak bisa dilaksanakan shalat id maka para kiai juga yang menyampaikan kepada masyarakat sehingga Temanggung tetap kondusif. Ketika MUI, PBNU, dan PP Muhammadiyah meminta tidak berjamaah di masjid para kiai, pesantren, dan NU merupakan garda paling depan menjelaskan kepada masyarakat tentang pentingnya menghindari penyebaran COVID-19 di rumah ibadah.
Ia menuturkan Pemkab Temanggung merasa sangat terbantu dan sangat berutang budi kepada para kiai, ponpes, dan organisasi-organisasi keagamaan yang menjadi barisan terdepan dalam ikut mengendalikan kegiatan masyarakat.
"Kalau tenaga medis menjadi barisan terdepan di rumah sakit, satgas COVID-19 menjadi barisan terdepan di jalan-jalan selama mengatur kegiatan masyarakat, maka para kiai ini barisan terdepan dalam mengendalikan COVID-19 di lingkungan umat sehingga pemerintah sangat berterima kasih," katanya.
Baca juga: Kaum milenial di Temanggung mulai tertarik geluti kopi
Baca juga: Produk mesin sangrai Temanggung diminati para pelaku kopi
Pewarta : Heru Suyitno
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024