Kudus (ANTARA) - Masyarakat di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mulai terbiasa membeli pertamax untuk konsumsi kendaraan bermotornya, baik untuk kendaraan bermotor tahun pembuatan baru maupun lama, menyusul tersedianya pertashop di berbagai titik sehingga mudah dijangkau.

Menurut Operator Pertashop di Jalan Kiai Muhammad Arwani Kudus Khoirul Insan Verilian di Kudus, Kamis, pembeli pertamax memang tidak hanya didominasi kendaraan bermotor keluaran terbaru, karena ada pula kendaraan bermotor berusia tua yang juga membeli BBM pertamax.

Keberadaan pertashop di Jalan Kiai Muhammad Arwani di Desa Singocandi, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus tersebut, diakui memang cukup strategis karena menjadi perlintasan alternatif bagi pengendara sepeda motor yang hendak berangkat maupun pulang kerja.

Arus lalu lintas di jalan setempat, kata dia, sangat padat, terutama pada pagi harinya ketika banyak warga yang berangkat kerja maupun berangkat sekolah.

Meskipun BBM yang tersedia hanya pertamax, ternyata banyak warga yang berminat membelinya. Bahkan, pemilik kendaraan keluaran tahun 1985-an pun membeli pertamax meskipun di kawasan setempat juga terdapat alternatif membeli BBM jenis lain dengan oktan lebih rendah.

Pada hari biasa, dia mengakui, bisa menjual hingga 400 literan per harinya, sedangkan saat ramai pernah mencapai 600 liter karena selain kendaraan roda dua, mobil juga banyak yang membeli meskipun tak jauh dari lokasi terdapat SPBU.  

Hal serupa juga terjadi pada pertashop di Jalan Kudus-Colo, setiap hari ramai pengendara sepeda motor yang membeli pertamax karena di lokasi setempat memang jauh dari SPBU.

Khoirul Anam, operator pertashop di Jalan Kudus-Colo mengakui setiap hari memang ramai pembeli, terutama saat pekerja pabrik rokok pulang dari kerja banyak yang mampir untuk membeli pertamax.

"Jika sebelumnya enggan membeli pertamax karena lebih mahal dibanding BBM jenis lain, kini mereka mulai terbiasa membeli pertamax karena kadar oktan yang cukup tinggi yakni mencapai nilai 92 tentunya mesin motor lebih awet dan penggunaan bahan bakar lebih efisien," ujarnya.

Ia mencatat banyak sepeda motor tua yang biasa membeli pertamax, selain sepeda motor keluaran terbaru. Bahkan, dalam sehari bisa menghabiskan 1.000 liter pertamax dan pengisian tangki BBM pertashop setiap dua hari ketika stok mulai habis.

Agus Nur Jayanto, salah satu pembeli BBM di pertashop mengakui sering kali membeli pertamax di pertashop Desa Singocandi. Selain lebih berkualitas karena oktannya yang lebih tinggi, tempatnya juga sejalur dengan tempat kerja, dan harga jual pertamaxnya juga sama dengan harga jual di SPBU.

Untuk itulah, kata dia, dirinya tidak perlu susah-susah mencari BBM jenis lain, seperti pertalite karena lokasi terdekat tersedia pertamax di pertashop sebagai penyalur resmi PT Pertamina.

Deni Satriyanto, pemilik sepeda motor keluaran tahun 2002 mengakui lebih memiliki membeli pertamax karena memang lebih berkualitas, sehingga keberadaan pertashop di Jalan Kudus-Colo sangat membantu karena tidak perlu ke SPBU yang lokasinya jauh bisa mendapatkan pertamax dengan harga sama dengan SPBU.

Unit Manager Communication, Relations, dan CSR Pertamina Pemasaran Regional Jawa Bagian Tengah Brasto Galih Nugroho mengungkapkan jumlah pertashop sebagai penyalur resmi Pertamina dengan skala kecil untuk melayani kebutuhan BBM nonsubsidi di wilayah Keresidenan Pati berjumlah 29 perstashop per April 2021. Sedangkan untuk wilayah Jateng dan DIY jumlahnya mencapai 207 titik. 

Padahal, akhir tahun 2020 jumlahnya masih sedikit karena baru 19 titik, sedangkan saat ini sudah bertambah menjadi 29 titik yang tersebar di lima kabupaten.

Kelima kabupaten tersebut, yakni Kabupaten Kudus ada lima pertashop, Kabupaten Pati tiga pertashop, Kabupaten Blora tujuh pertashop, Kabupaten Grobogan enam pertashop dan Kabupaten Jepara yang terbanyak karena ada delapan pertashop, sedangkan Kabupaten Rembang masih nihil.
 
Dengan jumlah pertashop yang ada sekarang, masih terbuka peluang usaha mendirikan pertashop karena target PT Pertamina satu desa/kecamatan tersedia satu outlet pertashop. Hal ini, sejalan dengan program One Village One Outlet (OVOO) atau satu desa/kecamatan tersedia satu outlet Pertashop.