72 pimpinan Kokam digembleng di Yonif 412/Raider Purworejo
Minggu, 31 Oktober 2021 21:05 WIB
Pimpinan Kokam mengikuti Diklatsuspim. Dok. Lovita/Kokam Jateng
Semarang (ANTARA) - Sebanyak 72 pimpinan Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam) Jawa Tengah digembleng selama 3 hari di Batalyon Infanteri 412/Raider Purworejo.
Kokam adalah ortom kepemudaan di bawah PW Muhammadiyah. Mereka mengikuti pendidikan, pelatihan khusus pimpinan (Diklatsuspim), dan bela negara pada 29-31 Oktober 2021.
Dalam siaran pers yang diterima di Semarang, Minggu malam, disebutkan bahwa kegiatan tersebut dihadiri mantan Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak, yang sekarang menjadi Jubir Kemenhan.
Hadir pula Yuli Hastuti (Wakil Bupati Purworejo), Letkol Inf. Lukman Hakim (Dandim Kab. Purworejo), Letkol Inf. Mochammad Renaldy Herbowo (Komandan Batalyon Infantri 412), Kapolres Purworejo, Eko Pujiatmoko (Ketua PWPM Jawa Tengah), serta Kapten Yohanes (pelatih Diklatsuspim).
Pendidikan dan pelatihan khusus pimpinan Kokam tahun ini dirasakan berbeda karena bekerja sama dengan Batalyon Infantri 412/Raider.
Dalam pendidikan dan pelatihan ini, peserta diajarkan makna kedisiplinan, ketangguhan, ketangkasan, kekompakan, militansi, serta kecerdasan memimpin sebuah organisasi.
Dalam latihan tersebut ada peristiwa yang mengagetkan peserta. Pada Diklatsuspim, peserta sempat dikejutkan dengan suara tembakan senapan serbu AK 5,56 mm (SS1-V1) pada pukul 02.00 WIB tanggal 31 Oktober 2021.
Semua peserta Diklatsuspim dini hari ini sangat terkejut bahkan sampai berhamburan keluar dari tenda, untuk menghindari suara tembakan yang berulang-ulang di samping tenda.
Lovita Ivan Hidayatullah, peserta yang juga staf Ristek PWPM Jateng, mengatakan, "Suara tembakan terdengar berulang-ulang di samping kanan kiri tenda."
Seluruh peserta kaget, "Ada apa ini?" Bahkan ada yang berseru "Allahu Akbar".
Kemudian muncul suara keras dari samping tenda ada perintah tegas, "Keluar cepat, jangan tidur saja, dalam hitungan 10 detik, harus sudah keluar semua!"
Semua peserta juga diminta mengenakan baju PDS lengkap (tanpa baret) dan langsung keluar dari tenda.
Setelah keluar tenda, suara tembakan masih terdengar. Pada saat kondisi masih belum stabil dan tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, semua peserta diminta merayap tiarap yang jaraknya kurang lebih setengah lapangan sepak bola.
Suara tembakan terus terdengar, di kanan kiri peserta, sampai pada tengah lapangan diminta untuk melakukan rolling ke depan, sampai garis ujung lapangan.
"Rasanya luar biasa, butuh ketenangan, dan tarik napas berulang-ulang untuk mengembalikan kondisi tenaga kami," kata Lovita.
Pada akhir sesi itu, "Kami diminta untuk lari dari ujung sebelah barat sampai ujung sebelah timur lapangan. Kita dibariskan dan mendapatkan arahan dari Kapten Yohannes selaku Koordinator Pelatih Diklatsuspim."
Setelah selesai pengarahan sekaligus pengecekan, diteruskan agenda Janji Setia Melati Kokam dan penyalaan api unggun.
Kapten Yohannes berpesan dalam sesi pengarahan pagi. "Latihan ini bukan dimaksudkan untuk penyiksaan tetapi
untuk melatih kecekatan, ketangguhan, kekompakan, serta solidaritas antaranggota tim."
"Pemimpin harus cerdas. Ingat pesan Ki Hajar Dewantara; Tut Wuri Handayani (dari belakang seorang pemimpin harus bisa memberikan dorongan dan arahan), Ing Madia Mangun Karsa (di tengah atau di antara anggota, pemimpin harus menciptakan prakarsa dan ide), dan Ing Ngarsa Sung Tulada (di depan, seorang pemimpin harus memberi teladan atau contoh tindakan). Oleh karenanya, kalian adalah pemimpin di setiap daerah masing-masing, ingat, pemimpin harus cerdas, tidak boleh lemah, dan harus kuat dalam kondisi apa pun," katanya.
"Jadilah seperti Jenderal Soedirman, biar pun sakit, beliau tetap menjalankan tugas sebagaimana yang menjadi tanggung jawab beliau," pesan Kapten Yohannes.
Setelah agenda pengarahan pagi oleh pelatih, dilanjutkan agenda Sumpah Janji Setia Melati, yang dibarengi acara api unggun.
Dalam kesempatan itu, semua peserta secara serentak mengucap Janji Setia Melati sekaligus mencium bendera Merah Putih dan bendera Muhammadiyah secara bergantian
Pada akhir acara, Ketua PW Pemuda Muhammadiyah Jateng Eko Pujiatmoko mengingatkan kepada kader tentang Trilogi Kokam yaitu Kemanusiaan, Kebencanaan, dan Ekologi.
Kokam adalah ortom kepemudaan di bawah PW Muhammadiyah. Mereka mengikuti pendidikan, pelatihan khusus pimpinan (Diklatsuspim), dan bela negara pada 29-31 Oktober 2021.
Dalam siaran pers yang diterima di Semarang, Minggu malam, disebutkan bahwa kegiatan tersebut dihadiri mantan Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak, yang sekarang menjadi Jubir Kemenhan.
Hadir pula Yuli Hastuti (Wakil Bupati Purworejo), Letkol Inf. Lukman Hakim (Dandim Kab. Purworejo), Letkol Inf. Mochammad Renaldy Herbowo (Komandan Batalyon Infantri 412), Kapolres Purworejo, Eko Pujiatmoko (Ketua PWPM Jawa Tengah), serta Kapten Yohanes (pelatih Diklatsuspim).
Pendidikan dan pelatihan khusus pimpinan Kokam tahun ini dirasakan berbeda karena bekerja sama dengan Batalyon Infantri 412/Raider.
Dalam pendidikan dan pelatihan ini, peserta diajarkan makna kedisiplinan, ketangguhan, ketangkasan, kekompakan, militansi, serta kecerdasan memimpin sebuah organisasi.
Dalam latihan tersebut ada peristiwa yang mengagetkan peserta. Pada Diklatsuspim, peserta sempat dikejutkan dengan suara tembakan senapan serbu AK 5,56 mm (SS1-V1) pada pukul 02.00 WIB tanggal 31 Oktober 2021.
Semua peserta Diklatsuspim dini hari ini sangat terkejut bahkan sampai berhamburan keluar dari tenda, untuk menghindari suara tembakan yang berulang-ulang di samping tenda.
Lovita Ivan Hidayatullah, peserta yang juga staf Ristek PWPM Jateng, mengatakan, "Suara tembakan terdengar berulang-ulang di samping kanan kiri tenda."
Seluruh peserta kaget, "Ada apa ini?" Bahkan ada yang berseru "Allahu Akbar".
Kemudian muncul suara keras dari samping tenda ada perintah tegas, "Keluar cepat, jangan tidur saja, dalam hitungan 10 detik, harus sudah keluar semua!"
Semua peserta juga diminta mengenakan baju PDS lengkap (tanpa baret) dan langsung keluar dari tenda.
Setelah keluar tenda, suara tembakan masih terdengar. Pada saat kondisi masih belum stabil dan tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, semua peserta diminta merayap tiarap yang jaraknya kurang lebih setengah lapangan sepak bola.
Suara tembakan terus terdengar, di kanan kiri peserta, sampai pada tengah lapangan diminta untuk melakukan rolling ke depan, sampai garis ujung lapangan.
"Rasanya luar biasa, butuh ketenangan, dan tarik napas berulang-ulang untuk mengembalikan kondisi tenaga kami," kata Lovita.
Pada akhir sesi itu, "Kami diminta untuk lari dari ujung sebelah barat sampai ujung sebelah timur lapangan. Kita dibariskan dan mendapatkan arahan dari Kapten Yohannes selaku Koordinator Pelatih Diklatsuspim."
Setelah selesai pengarahan sekaligus pengecekan, diteruskan agenda Janji Setia Melati Kokam dan penyalaan api unggun.
Kapten Yohannes berpesan dalam sesi pengarahan pagi. "Latihan ini bukan dimaksudkan untuk penyiksaan tetapi
untuk melatih kecekatan, ketangguhan, kekompakan, serta solidaritas antaranggota tim."
"Pemimpin harus cerdas. Ingat pesan Ki Hajar Dewantara; Tut Wuri Handayani (dari belakang seorang pemimpin harus bisa memberikan dorongan dan arahan), Ing Madia Mangun Karsa (di tengah atau di antara anggota, pemimpin harus menciptakan prakarsa dan ide), dan Ing Ngarsa Sung Tulada (di depan, seorang pemimpin harus memberi teladan atau contoh tindakan). Oleh karenanya, kalian adalah pemimpin di setiap daerah masing-masing, ingat, pemimpin harus cerdas, tidak boleh lemah, dan harus kuat dalam kondisi apa pun," katanya.
"Jadilah seperti Jenderal Soedirman, biar pun sakit, beliau tetap menjalankan tugas sebagaimana yang menjadi tanggung jawab beliau," pesan Kapten Yohannes.
Setelah agenda pengarahan pagi oleh pelatih, dilanjutkan agenda Sumpah Janji Setia Melati, yang dibarengi acara api unggun.
Dalam kesempatan itu, semua peserta secara serentak mengucap Janji Setia Melati sekaligus mencium bendera Merah Putih dan bendera Muhammadiyah secara bergantian
Pada akhir acara, Ketua PW Pemuda Muhammadiyah Jateng Eko Pujiatmoko mengingatkan kepada kader tentang Trilogi Kokam yaitu Kemanusiaan, Kebencanaan, dan Ekologi.
Pewarta : Zaenal
Editor : Wisnu Adhi Nugroho
Copyright © ANTARA 2024