Moeldoko ungkap dirinya temui pengunjuk rasa di Semarang
Jumat, 19 November 2021 10:37 WIB
Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, menemui pengunjuk rasa Aksi Kamisan di Semarang, bersama anggota Komnas HAM Beka Ulung Hapsara dan Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi. ANTARA/HO-KSP
Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko menjelaskan tentang kehadiran dia menemui pengunjuk rasa di tengah penyelengaraan Festival HAM 2021 di Semarang, Kamis (18/11).
Penjelasan itu dia katakan melalui tayangan video yang dibagikan Kantor Staf Presiden di Jakarta, Jumat.
"Pada saat saya selesai memberikan pidato kunci, saya mendapatkan laporan dari Pak Wali Kota bahwa di luar ada demo, teman-teman yang menyuarakan persoalan HAM di Indonesia. Saya putuskan, oke saya akan datang," kata dia.
Saat itu, kata dia, turut hadir menemui pengunjuk rasa yakni anggota Komnas HAM Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara, dan Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi.
"Intinya saya ingin memahami apa yang sedang disampaikan kepada pemerintah atas berbagai persoalan HAM masa lalu. Saya datang ke sana untuk melihat berbagai spanduknya, terus saya mencoba berbicara kepada mereka," jelas Moeldoko.
Namun, kata dia, berbagai suara dari pengunjuk rasa tidak menginginkan mendengar apa yang disampaikan dirinya di sana. Ia mengaku menghargai hal itu.
"Bagi saya itu sesuatu yang biasa, saya menghormati dan menghargai yang disampaikan. Untuk itu saya beserta rombongan meninggalkan tempat," jelasnya.
Ia menyampaikan bahwa tujuan penyelenggaraan Festival HAM adalah mengangkat berbagai inovasi dan inisiatif baru oleh pemda dalam menjaga dan memajukan tentang persoalan-persoalan HAM.
"Tidak hanya memikirkan persoalan masa lalu tapi bagaimana kita menata persoalan HAM masa depan yang semakin baik, beriringan dengan apa yang dilakukan pemerintah baik dari sisi kebijakan maupun implementasinya," jelas dia.
Ia menegaskan pemerintah sama sekali tidak menghindar serta tidak menutup mata dan telinga dari persoalan HAM, namun juga memberikan kepedulian untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
"Pertanyaannya, kenapa saya datang (menemui pengunjuk rasa)? Itulah sebuah wujud. Kalau kami tidak peduli, kami tidak datang melihat dan mendengarkan," ujarnya.
Penjelasan itu dia katakan melalui tayangan video yang dibagikan Kantor Staf Presiden di Jakarta, Jumat.
"Pada saat saya selesai memberikan pidato kunci, saya mendapatkan laporan dari Pak Wali Kota bahwa di luar ada demo, teman-teman yang menyuarakan persoalan HAM di Indonesia. Saya putuskan, oke saya akan datang," kata dia.
Saat itu, kata dia, turut hadir menemui pengunjuk rasa yakni anggota Komnas HAM Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara, dan Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi.
"Intinya saya ingin memahami apa yang sedang disampaikan kepada pemerintah atas berbagai persoalan HAM masa lalu. Saya datang ke sana untuk melihat berbagai spanduknya, terus saya mencoba berbicara kepada mereka," jelas Moeldoko.
Namun, kata dia, berbagai suara dari pengunjuk rasa tidak menginginkan mendengar apa yang disampaikan dirinya di sana. Ia mengaku menghargai hal itu.
"Bagi saya itu sesuatu yang biasa, saya menghormati dan menghargai yang disampaikan. Untuk itu saya beserta rombongan meninggalkan tempat," jelasnya.
Ia menyampaikan bahwa tujuan penyelenggaraan Festival HAM adalah mengangkat berbagai inovasi dan inisiatif baru oleh pemda dalam menjaga dan memajukan tentang persoalan-persoalan HAM.
"Tidak hanya memikirkan persoalan masa lalu tapi bagaimana kita menata persoalan HAM masa depan yang semakin baik, beriringan dengan apa yang dilakukan pemerintah baik dari sisi kebijakan maupun implementasinya," jelas dia.
Ia menegaskan pemerintah sama sekali tidak menghindar serta tidak menutup mata dan telinga dari persoalan HAM, namun juga memberikan kepedulian untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
"Pertanyaannya, kenapa saya datang (menemui pengunjuk rasa)? Itulah sebuah wujud. Kalau kami tidak peduli, kami tidak datang melihat dan mendengarkan," ujarnya.
Pewarta : Rangga Jingga
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Moeldoko tegaskan UMKM masih jadi tulang punggung perekonomian nasional
28 December 2022 22:09 WIB, 2022
Moeldoko saat KSP Mendengar ke nelayan Tegal : Sampaikan 'sak karepmu'
09 November 2022 13:42 WIB, 2022
Moeldoko bersyukur ekonomi Indonesia cukup baik di tengah ketidakpastian global
09 November 2022 14:22 WIB, 2022
Presiden Jokowi tandatangani Inpres mobil listrik jadi kendaraan dinas pemerintah
15 September 2022 12:15 WIB, 2022
World Coconut Day, Moeldoko dan Rektor nikmati Klapa di kebun Kopyor UMP
02 September 2022 18:25 WIB, 2022