"Jawa Tengah memiliki kekompakan yang luar biasa, kami mengapresiasi apa yang sudah dilakukan secara 'rigid' dalam rangka persiapan libur Natal dan Tahun Baru (khususnya dalam mengantisipasi penularan COVID-19, red.)," kata Menhub Budi Karya pada Rapat Koordinasi Pengendalian Transportasi Saat Libur Natal dan Tahun Baru di Gedung Gradhika Bhakti Praja, kompleks kantor Gubernur Jateng di Semarang, Kamis.
Ia menjelaskan Presiden Joko Widodo sudah memerintahkan seluruh kepala daerah untuk mengelola persiapan libur Natal dan Tahun Baru dengan pengetatan protokol kesehatan untuk mengantisipasi penularan COVID-19.
"Jateng itu paling diminati pemudik, jumlahnya banyak. Mereka mayoritas menggunakan kendaraan pribadi dan motor, maka tentu Jateng harus mengelola pergerakan lalu lintas dengan baik. Dan apa yang dilakukan Jateng sampai saat ini sudah sangat bagus," ujarnya.
Ia menyebut akan ada empat juta jiwa lebih warga yang akan mudik ke Jateng selama libur Natal dan Tahun Baru sehingga semua bekerja ekstra dalam rangka sosialisasi dan melakukan persiapan-persiapan agar bisa terkelola dengan baik.
Menko PMK Muhadjir Effendy menilai persiapan Natal dan Tahun Baru di Jateng sudah dilakukan dengan rapi, tidak hanya oleh pihak Pemprov Jateng namun dukungan instansi terkait seperti kepolisian.
"Saya melihat, semua sudah sangat rapi. Kalau bahasa Jawanya, persiapan Jateng itu 'apik tenan'. Tinggal bagaimana nanti di lapangan, mudah-mudahan bisa dilaksanakan dengan baik pula," katanya.
Meskipun sudah dipersiapkan matang, Muhadjir meminta Pemprov Jateng tetap mempersiapkan skenario-skenario lain sebab libur Natal dan Tahun Baru masih ada beberapa hari, serta tidak menutup kemungkinan ada perubahan mendadak atau penyesuaian-penyesuaian.
"Skenario yang sudah disepakati sudah diedarkan Mendagri. Itu yang kita jadikan pegangan, kecuali nanti ada perubahan mendadak dan perlu penyesuaian kebijakan, maka harus disiapkan. Mudah-mudahan semuanya berjalan sesuai rencana," ujarnya.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan pihaknya siap dengan berbagai skenario, termasuk sejumlah persiapan pembentukan tim koordinasi posko terpadu, "crisis center", mendirikan posko pelayanan dan pemantauan di terminal, bandara, stasiun, pelabuhan, "rest area" jalan tol dan di area perbatasan, serta memasang kamera pengawas di perbatasan, "exit tol", pasar, dan tempat wisata.
"Total posko yang kami dirikan 343. Insyaallah kami siap dengan skenario-skenario yang ada, termasuk kami senang karena kami diberikan kewenangan untuk 'improve' pada saat situasi tidak sesuai rencana," katanya.
Persiapan libur Natal dan Tahun Baru, lanjut dia, memang harus dipersiapkan matang, apalagi saat ini sudah diumumkan bahwa varian baru COVID-19, Omicron sudah masuk Indonesia.