Kirab gunungan durian kembali digelar
Minggu, 19 Desember 2021 21:06 WIB
Kirab gunungan buah duren serta aneka buah-buahan lainnya di Desa Margorejo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, kembali digelar setelah sebelumnya sempat absen karena pandemi COVID-19, Minggu (19/12/2021). ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif
Kudus (ANTARA) - Kirab gunungan yang berisi durian dan aneka buah-buahan yang dihasilkan warga Desa Margorejo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, kembali digelar setempat sebelumnya sempat absen karena pandemi COVID-19, Minggu.
Desa Margorejo selama ini dikenal sebagai penghasil durian, sehingga untuk memperkenalkannya kepada masyarakat luas pemerintah desa setempat berinisiatif menggelar atraksi wisata berupa "gebyar ngunduh duren".
"Atraksi wisata 'gebyar ngunduh duren' ini merupakan yang ketiga kalinya dari seharusnya yang keempat karena tahun 2020 tidak bisa dilaksanakan karena pandemi COVID-19," kata Kepala Desa Margorejo Sumir Khan ditemui usai "Gebyar Ngunduh Duren" di Kudus.
Total gunungan yang mengangkut aneka hasil bumi, salah satunya durian yang menjadi khasnya Desa Margorejo, khususnya di Dukuh Pelang ada 14 gunungan, sebanyak 11 gunungan di antaranya dari 11 rukun warga (RW) dan dua gunungan dari sponsor.
Belasan gunungan tersebut diarak mulai dari halaman Masjid Al Ikhlas menuju panggung utama yang berjarak sekitar 500 meteran.
Meskipun acara baru dimulai pukul 09.00 WIB, ratusan masyarakat sudah memadati lokasi kegiatan sejak pukul 07.00 WIB sehingga akses jalan utama di desa setempat juga padat kendaraan yang melintas karena banyak yang ingin melihat "Gebyar Ngunduh Duren".
Kirab Gunungan yang berjajar di sepanjang jalan di desa setempat yang semuanya berisi durian, langsung diperebutkan warga sebelum Bupati Kudus Hartopo melakukan petik buah durian secara simbolis sebagai tanda untuk dibagikannya aneka buah-buahan yang dibawa peserta kirab gunungan.
Saiful, salah satu warga mengakui harus berjuang keras untuk bisa mendapatkan buah durian dari gunungan. Bahkan tangannya harus rela berdarah karena tertusuk duri buah durian.
"Karena tidak memakai kaos tangan, tangan saya terluka karena harus berebut dengan warga lainnya," ujarnya.
Kondisi berbeda dialami Gianto mengaku mendapatkan enam buah durian tanpa mengalami luka di tangan karena dibantu temannya saat berhasil merebut dari gunungan.
Meskipun warga selalu diingatkan untuk mematuhi protokol kesehatan, terutama untuk tetap memakai masker dan mengusir warga yang tanpa masker serta menunggu aba-aba untuk dibagi, ternyata warga tidak sabar sehingga 11 gunungan ludes diperebutkan, sedangkan tiga gunungan baru diperebutkan setelah Bupati Kudus Hartopo memetik buahnya secara simbolis.
Desa Margorejo selama ini dikenal sebagai penghasil durian, sehingga untuk memperkenalkannya kepada masyarakat luas pemerintah desa setempat berinisiatif menggelar atraksi wisata berupa "gebyar ngunduh duren".
"Atraksi wisata 'gebyar ngunduh duren' ini merupakan yang ketiga kalinya dari seharusnya yang keempat karena tahun 2020 tidak bisa dilaksanakan karena pandemi COVID-19," kata Kepala Desa Margorejo Sumir Khan ditemui usai "Gebyar Ngunduh Duren" di Kudus.
Total gunungan yang mengangkut aneka hasil bumi, salah satunya durian yang menjadi khasnya Desa Margorejo, khususnya di Dukuh Pelang ada 14 gunungan, sebanyak 11 gunungan di antaranya dari 11 rukun warga (RW) dan dua gunungan dari sponsor.
Belasan gunungan tersebut diarak mulai dari halaman Masjid Al Ikhlas menuju panggung utama yang berjarak sekitar 500 meteran.
Meskipun acara baru dimulai pukul 09.00 WIB, ratusan masyarakat sudah memadati lokasi kegiatan sejak pukul 07.00 WIB sehingga akses jalan utama di desa setempat juga padat kendaraan yang melintas karena banyak yang ingin melihat "Gebyar Ngunduh Duren".
Kirab Gunungan yang berjajar di sepanjang jalan di desa setempat yang semuanya berisi durian, langsung diperebutkan warga sebelum Bupati Kudus Hartopo melakukan petik buah durian secara simbolis sebagai tanda untuk dibagikannya aneka buah-buahan yang dibawa peserta kirab gunungan.
Saiful, salah satu warga mengakui harus berjuang keras untuk bisa mendapatkan buah durian dari gunungan. Bahkan tangannya harus rela berdarah karena tertusuk duri buah durian.
"Karena tidak memakai kaos tangan, tangan saya terluka karena harus berebut dengan warga lainnya," ujarnya.
Kondisi berbeda dialami Gianto mengaku mendapatkan enam buah durian tanpa mengalami luka di tangan karena dibantu temannya saat berhasil merebut dari gunungan.
Meskipun warga selalu diingatkan untuk mematuhi protokol kesehatan, terutama untuk tetap memakai masker dan mengusir warga yang tanpa masker serta menunggu aba-aba untuk dibagi, ternyata warga tidak sabar sehingga 11 gunungan ludes diperebutkan, sedangkan tiga gunungan baru diperebutkan setelah Bupati Kudus Hartopo memetik buahnya secara simbolis.
Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Nur Istibsaroh
Copyright © ANTARA 2024