Pekerja ancam mogok, Pertamina dan serikat diminta bijak
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif ( kedua kiri) gubernur NTT Viktor B Laiskodat (kedua kanan), Kepala BPH Migas Erika Retnowati (kiri) dan Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina, Mulyono melakukan penguntingan pita saat peresmian Bahan-Bakar Minyak (BBM) satu harga di Terminal BBM Tenau, Kupang, NTT Selasa (21/12/2021). Sebanyak 7 lembaga penyalur BBM satu harga di resmikan di Kota Kupang yang tersebar di Kabupaten Malaka empat lembaga penyalur, satu lembaga penyalur di kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) dan dua lagi di Nusa Tenggara Barat. ANTARA/Kornelis Kaha
“Harus utamakan kepentingan masyarakat. Jangan sampai masyarakat yang jadi korban. Jalankan komunikasi dan musyawarah yang intens antar pihak. Pasti ada solusi,” ujar Sugeng di Jakarta, Rabu.
FSPPB berencana melakukan aksi mogok kerja pada 29 Desember 2021 dan 7 Januari 2022. FSPPB sudah melayangkan Surat Disharmonisasi Hubungan Industrial Pertamina kepada Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah dan Menteri BUMN Erick Thohir, Jumat (10/12).
Sugeng menambahkan semua pihak harus menahan diri, karena Pertamina adalah BUMN strategis yang bertanggung jawab untuk memenuhi hajat hidup orang banyak.
Selain harus menjalankan kaidah-kaidah korporasi sebagaimana diatur dalam UU Nomor 19 tahun 2003 tentang Badang Usaha Milik Negara, imbuhnya, Pertamina juga harus menjalankan fungsi pelayanan masyarakat, sebagaimana ditugaskan oleh Pemerintah.
"Terlebih, Pertamina kini sedang menjalankan konsolidasi struktural dan juga kultural tentunya, dengan sistem tata kelola yang baru dengan Pertamina holding. Ini memerlukan kecermatan dan komitmen semua pihak," ujarnya melalui keterangan tertulis.
Selain itu, lanjutnya, Pertamina sebagai badan usaha migas juga tak lepas dari kondisi ekonomi global akibat COVID-19.
"Sungguh beruntung ketika terjadi oil shock, kerugian Pertamina tidak terlalu dalam pada 2020 lalu. Dan kini, ketika harga crude oil fuktuatif dan cenderung tinggi, Pertamina juga menghadapi tantangan yang tidak mudah," katanya.
"Oleh karena itu, semua pihak harus menahan diri, bijak, rasional, tidak saling ego menang sendiri. Jangan korbankan kepentingan rakyat,” katanya.
Menurut dia, Pertamina saat ini juga menghadapi tantangan, yakni bagaimana turut merumuskan strategi dan implementasi bagi tercapainya bauran energi nasional dengan EBT mencapai 23 persen di tahun 2025, seperti dicanangkan Pemerintah.
"Isu global warming, decarbonisasi, dan transisi energi ke energi terbarukan, mengharuskan Pertamina mengubah orientasi dan strategi harus dijalankan,” katanya.
Pewarta : Subagyo
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Kilang Cilacap tingkatkan kesiapan tim untuk Grand Forum Inovasi Mutu melalui pelatihan public speaking
29 November 2024 17:49 WIB
Menkomdigi akan jadi pembicara di World Public Relations Forum 2024 di Bali
18 November 2024 19:52 WIB
Habibie Democracy Forum 2024, wadah strategis bahas masa depan demokrasi Indonesia
13 November 2024 15:34 WIB
Kembangkan sektor industri dan pertanian, Forum Pusaka Jateng 2024 digelar
09 November 2024 22:33 WIB
Terpopuler - Tenaga Kerja
Lihat Juga
Kelulusan lima peserta seleksi PPPK Pemkab Kudus dibatalkan, ini alasannya
20 January 2025 18:57 WIB
BPJS Ketenagakerjaan kelola dana Program Jaminan Pensiun capai Rp189,2 triliun
20 January 2025 16:06 WIB
Pemerintah melalui BPJS Ketenagakerjaan berikan diskon 50 persen untuk iuran
10 January 2025 15:45 WIB