Spesialis paru: Vaksinasi penguat bantu tingkatkan antibodi
Jumat, 1 April 2022 21:45 WIB
Tangkapan layar dr. Wisuda Moniqa Silviyana, Sp.P saat wawancara virtual dengan Antara. ANTARA/Wuryanti Puspitasari.
Purwokerto (ANTARA) - Dokter spesialis paru dari RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto dr Wisuda Moniqa Silviyana, Sp.P mengatakan vaksinasi dosis ketiga atau penguat sangat penting untuk membantu meningkatkan antibodi seseorang terhadap virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.
"Dengan pemberian vaksinasi penguat diharapkan risiko penularan COVID-19 bisa ditekan," katanya di Purwokerto, Jumat.
Moniqa menjelaskan berdasarkan penelitian terdapat kecenderungan terjadinya penurunan jumlah antibodi setelah enam bulan pascavaksinasi yang telah diberikan sebelumnya.
"Seperti yang diketahui, masih ada potensi kemunculan varian-varian COVID-19 yang baru termasuk omicron dan turunannya, karena itu vaksinasi penguat sangat penting untuk memberikan perlindungan optimal," katanya.
Dia menambahkan terhadap orang-orang yang mempunyai komorbid, vaksinasi lengkap mulai dosis pertama, kedua dan ditambah dosis ketiga akan dapat memberikan perlindungan terhadap risiko terjadinya COVID-19 derajat berat.
"Selain itu, juga dapat menurunkan risiko kematian terkait COVID-19," katanya.
Terkait hal itu, masyarakat diimbau untuk tetap menjalani protokol kesehatan, menjaga imunitas serta melakukan vaksinasi dosis lengkap hingga dosis ketiga.
"Pada saat ini masyarakat berada di era adaptasi hidup di tengah masa pandemi seperti sekarang, sementara COVID-19 telah terbukti masih menyebabkan kesakitan dan kematian di tengah masyarakat," katanya.
Dengan demikian, untuk menjaga kesehatan jangka panjang dan tercegah dari bahaya tertular COVID-19 dengan derajat berat, masyarakat diimbau untuk segera mendapatkan vaksinasi dosis lengkap hingga dosis ketiga.
"Tujuannya, untuk memiliki antibodi atau perlindungan yang cukup baik. Vaksinasi saat ini diberikan secara gratis dan menjadi hak setiap orang Indonesia agar dapat mengakses vaksin demi perlindungan dirinya, keluarga, dan komunitas," katanya.
Sementara itu, ahli epidemiologi lapangan dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) dr Yudhi Wibowo mengingatkan pentingnya vaksinasi penguat bagi kelompok lansia guna memberikan perlindungan yang lebih optimal.
"Sesuai dengan rekomendasi WHO bahwa prioritas vaksinasi setelah tenaga kesehatan adalah kelompok lansia dan kelompok rentan lainnya," katanya.
Terkait hal tersebut, pengajar di Fakultas Kedokteran Unsoed itu mengatakan kebijakan pemerintah terkait syarat vaksinasi penguat bagi masyarakat yang ingin mudik perlu diapresiasi guna meningkatkan cakupan di tengah masyarakat.
"Khususnya cakupan vaksinasi bagi lansia, ibu hamil, anak-anak dan mereka yang memiliki komorbid, ini memang perlu menjadi agenda prioritas dalam rangka melindungi kelompok rentan dari risiko paparan COVID-19," katanya.
"Dengan pemberian vaksinasi penguat diharapkan risiko penularan COVID-19 bisa ditekan," katanya di Purwokerto, Jumat.
Moniqa menjelaskan berdasarkan penelitian terdapat kecenderungan terjadinya penurunan jumlah antibodi setelah enam bulan pascavaksinasi yang telah diberikan sebelumnya.
"Seperti yang diketahui, masih ada potensi kemunculan varian-varian COVID-19 yang baru termasuk omicron dan turunannya, karena itu vaksinasi penguat sangat penting untuk memberikan perlindungan optimal," katanya.
Dia menambahkan terhadap orang-orang yang mempunyai komorbid, vaksinasi lengkap mulai dosis pertama, kedua dan ditambah dosis ketiga akan dapat memberikan perlindungan terhadap risiko terjadinya COVID-19 derajat berat.
"Selain itu, juga dapat menurunkan risiko kematian terkait COVID-19," katanya.
Terkait hal itu, masyarakat diimbau untuk tetap menjalani protokol kesehatan, menjaga imunitas serta melakukan vaksinasi dosis lengkap hingga dosis ketiga.
"Pada saat ini masyarakat berada di era adaptasi hidup di tengah masa pandemi seperti sekarang, sementara COVID-19 telah terbukti masih menyebabkan kesakitan dan kematian di tengah masyarakat," katanya.
Dengan demikian, untuk menjaga kesehatan jangka panjang dan tercegah dari bahaya tertular COVID-19 dengan derajat berat, masyarakat diimbau untuk segera mendapatkan vaksinasi dosis lengkap hingga dosis ketiga.
"Tujuannya, untuk memiliki antibodi atau perlindungan yang cukup baik. Vaksinasi saat ini diberikan secara gratis dan menjadi hak setiap orang Indonesia agar dapat mengakses vaksin demi perlindungan dirinya, keluarga, dan komunitas," katanya.
Sementara itu, ahli epidemiologi lapangan dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) dr Yudhi Wibowo mengingatkan pentingnya vaksinasi penguat bagi kelompok lansia guna memberikan perlindungan yang lebih optimal.
"Sesuai dengan rekomendasi WHO bahwa prioritas vaksinasi setelah tenaga kesehatan adalah kelompok lansia dan kelompok rentan lainnya," katanya.
Terkait hal tersebut, pengajar di Fakultas Kedokteran Unsoed itu mengatakan kebijakan pemerintah terkait syarat vaksinasi penguat bagi masyarakat yang ingin mudik perlu diapresiasi guna meningkatkan cakupan di tengah masyarakat.
"Khususnya cakupan vaksinasi bagi lansia, ibu hamil, anak-anak dan mereka yang memiliki komorbid, ini memang perlu menjadi agenda prioritas dalam rangka melindungi kelompok rentan dari risiko paparan COVID-19," katanya.
Pewarta : Wuryanti Puspitasari
Editor : Heru Suyitno
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Investigasi perundungan mahasiswi PPDS Undip, Kemenkes-RSUP dr Kariadi ikut bertanggung jawab
08 September 2024 16:31 WIB
Mantan Ketua IDI pertanyakan penghentian aktivitas klinis Dekan FK Undip
03 September 2024 14:33 WIB
Soal mahasiswi PPDS Undip, Dokter forensik: penetapan bunuh diri harus dari penyidik
26 August 2024 19:50 WIB