Puluhan santri lansia antusias belajar mengaji di TPQ Plus Al-Qodar
Kamis, 9 Juni 2022 18:47 WIB
Sejumlah santri lansia antusias mengaji dan mengikuti materi keislaman di TPQ Plus Al-Qodar Perumnas Sendangmulyo Kota Semarang. Dok. TPQ Plus Al-Qodar
Semarang (ANTARA) - Sebanyak 66 santri lanjut usia setiap hari terlihat antusias belajar mengaji di Taman Pendidikan Al Quran (TPQ) Plus Al-Qodar Perumnas Sendangmulyo, Kota Semarang.
Antusiasme para lansia belajar mengaji dan menyimak materi keislaman tersebut membuktikan betapa efektifnya Gedung TPQ Plus Al-Qodar sebagai sarana pembelajaran diniyah bagi segala usia, tidak terkecuali para santri lansia.
Padahal, TPQ tersebut diresmikan belum genap 1 bulan, tepatnya pada 20 Mei 2022. Kepala Kemenag Jawa Tengah Mustain Achmad yang meresmikannya dengan dihadiri para kiai sepuh MUI Jawa Tengah.
Setelah menyaksikan langsung kemegahan bangunan TPQ Plus Al-Qodar, Kepala Kemenag Jateng langsung menobatkan bangunan TPQ tersebut yang termegah dan paling representatif di Jateng.
Menurut Kepala TPQ Plus Al-Qodar, Choirul Ulil Albab, Kamis (9/6/22), jumlah santri aktif yang mengikuti pendidikan diniyah di TPQ Plus Al-Qodar lebih dari 300 santri, dengan rentang usia di atas 5 tahun hingga 60 tahun.
Santri usia anak hingga pemuda masuk di Kelas Ali, Ustman, Umar, Abu Bakar, Hamzam, dan Kelas Pemuda yang usianya di bawah 30 tahun.
Santri usia 40-60 tahun ke atas masuk Kelas Orang Tua, kelas baru yang pengajarannya dimulai 1 Juni 2022.
Kelas tersebut tergolong dadakan, seiring permintaan masyarakat. Hanya empat hari dibuka pendaftaran, peserta tercatat 66 orang, terdiri atas 39 perempuan dan 27 pria, yang kemudian dikelompokkan dalam empat kelas dengan empat guru.
Dua kelas untuk perempuan dan dua kelas untuk pria. Kelas Pemuda dan Kelas Orang Tua aktu pembelajaran dilaksanakan di malam hari.
Rencananya, kata Ulil Albab, pada Agustus 2022, TPQ Plus Al-Qodar akan membuka Kelas Balita dengan usia di bawah 5 tahun. Kelas ini dibuka atas desakan masyarakat, yang jumlah pendaftarnya kini mencapai 25 balita. Kelas ini akan diselenggarakan pada pagi hari.
Untuk Kelas Orang Tua akan dibuat rasio santri dengan pengajar 1:20 sehingga untuk kelompok pria bisa ditambah hingga mencapai 40 orang, yang saat ini baru tercatat 27 orang.
Choirul Ulil Albab yang juga dosen Ilmu Komunikasi Universitas Dian Nuswantoro, menjelaskan dinamai Kelas Orang Tua, karena seluruh peserta usianya di atas 40 tahun, bahkan banyak yang usia lansia hingga bercucu.
Mereka tidak sekadar senang dapat mengaji di TPQ Plus Al-Qodar tetapi sekaligus bangga disebut santri. Bagi Kelas Orang Tua, berkesempatan mengaji diniyah sebagai cita-cita yang akhirnya terwujud, maka kesempatan tersebut tidak akan disia-siakan.
Ulil Albab menyebutkan 67 santri Kelas Orang Tua memang tidak semuanya nol dalam kemampuan membaca Al-Quran karena banyak yang sudah dapat membaca tapi belum lancar.
Maka bagi mereka yang sudah bisa tapi belum lancar masuk kelas sendiri, ditambah Kelas yang pesertanya benar-benar masih nol bacaannya.
Selain pelajaran intensif baca tulis Al-Quran, semua santri dari Kelas Ali hingga Kelas Orang Tua, juga mendalami pendidikan diniyah seperti Fiqih, Tarikh Islam, Aqidah dan Ahlak, Kitab Kuning, dan Hadist. Bagi Kelas Orang Tua ditambah mengaji Tafsir Al-Quran hingga ilmu kepemimpinan dalam Islam wasathiyah.
“Karena pendidikan di TPQ Plus setara dengan pendidikan di pesantren maka kita menamakan dengan TPQ Plus dan peserta didik semuanya kita sebut santri,” jelas Ulil Albab.
Berfungsi efektinya gedung TPQ Plus Al-Qodar ini, kata Ulil, sebagai bukti TPQ Plus Al-Qodar mampu merealisasikan impian masyarakat Perumnas Sendangmulyo untuk memiliki gedung TPQ yang representatif sebagai tempat mengaji diniyah dari usia anak hingga orang tua.
Yayasan Al-Qodar bersama masyarakat berhasil mewujudkan impian membangun Gedung TPQ Plus dengan biaya Rp 1,312 miliar yang kini menjadi pusat pendidikan diniyah.
Antusiasme para lansia belajar mengaji dan menyimak materi keislaman tersebut membuktikan betapa efektifnya Gedung TPQ Plus Al-Qodar sebagai sarana pembelajaran diniyah bagi segala usia, tidak terkecuali para santri lansia.
Padahal, TPQ tersebut diresmikan belum genap 1 bulan, tepatnya pada 20 Mei 2022. Kepala Kemenag Jawa Tengah Mustain Achmad yang meresmikannya dengan dihadiri para kiai sepuh MUI Jawa Tengah.
Setelah menyaksikan langsung kemegahan bangunan TPQ Plus Al-Qodar, Kepala Kemenag Jateng langsung menobatkan bangunan TPQ tersebut yang termegah dan paling representatif di Jateng.
Menurut Kepala TPQ Plus Al-Qodar, Choirul Ulil Albab, Kamis (9/6/22), jumlah santri aktif yang mengikuti pendidikan diniyah di TPQ Plus Al-Qodar lebih dari 300 santri, dengan rentang usia di atas 5 tahun hingga 60 tahun.
Santri usia anak hingga pemuda masuk di Kelas Ali, Ustman, Umar, Abu Bakar, Hamzam, dan Kelas Pemuda yang usianya di bawah 30 tahun.
Santri usia 40-60 tahun ke atas masuk Kelas Orang Tua, kelas baru yang pengajarannya dimulai 1 Juni 2022.
Kelas tersebut tergolong dadakan, seiring permintaan masyarakat. Hanya empat hari dibuka pendaftaran, peserta tercatat 66 orang, terdiri atas 39 perempuan dan 27 pria, yang kemudian dikelompokkan dalam empat kelas dengan empat guru.
Dua kelas untuk perempuan dan dua kelas untuk pria. Kelas Pemuda dan Kelas Orang Tua aktu pembelajaran dilaksanakan di malam hari.
Rencananya, kata Ulil Albab, pada Agustus 2022, TPQ Plus Al-Qodar akan membuka Kelas Balita dengan usia di bawah 5 tahun. Kelas ini dibuka atas desakan masyarakat, yang jumlah pendaftarnya kini mencapai 25 balita. Kelas ini akan diselenggarakan pada pagi hari.
Untuk Kelas Orang Tua akan dibuat rasio santri dengan pengajar 1:20 sehingga untuk kelompok pria bisa ditambah hingga mencapai 40 orang, yang saat ini baru tercatat 27 orang.
Choirul Ulil Albab yang juga dosen Ilmu Komunikasi Universitas Dian Nuswantoro, menjelaskan dinamai Kelas Orang Tua, karena seluruh peserta usianya di atas 40 tahun, bahkan banyak yang usia lansia hingga bercucu.
Mereka tidak sekadar senang dapat mengaji di TPQ Plus Al-Qodar tetapi sekaligus bangga disebut santri. Bagi Kelas Orang Tua, berkesempatan mengaji diniyah sebagai cita-cita yang akhirnya terwujud, maka kesempatan tersebut tidak akan disia-siakan.
Ulil Albab menyebutkan 67 santri Kelas Orang Tua memang tidak semuanya nol dalam kemampuan membaca Al-Quran karena banyak yang sudah dapat membaca tapi belum lancar.
Maka bagi mereka yang sudah bisa tapi belum lancar masuk kelas sendiri, ditambah Kelas yang pesertanya benar-benar masih nol bacaannya.
Selain pelajaran intensif baca tulis Al-Quran, semua santri dari Kelas Ali hingga Kelas Orang Tua, juga mendalami pendidikan diniyah seperti Fiqih, Tarikh Islam, Aqidah dan Ahlak, Kitab Kuning, dan Hadist. Bagi Kelas Orang Tua ditambah mengaji Tafsir Al-Quran hingga ilmu kepemimpinan dalam Islam wasathiyah.
“Karena pendidikan di TPQ Plus setara dengan pendidikan di pesantren maka kita menamakan dengan TPQ Plus dan peserta didik semuanya kita sebut santri,” jelas Ulil Albab.
Berfungsi efektinya gedung TPQ Plus Al-Qodar ini, kata Ulil, sebagai bukti TPQ Plus Al-Qodar mampu merealisasikan impian masyarakat Perumnas Sendangmulyo untuk memiliki gedung TPQ yang representatif sebagai tempat mengaji diniyah dari usia anak hingga orang tua.
Yayasan Al-Qodar bersama masyarakat berhasil mewujudkan impian membangun Gedung TPQ Plus dengan biaya Rp 1,312 miliar yang kini menjadi pusat pendidikan diniyah.
Pewarta : Achmad Zaenal M
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Haji Ramah Lansia dan Disabilitas, Tema besar penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 1446 H/2025 M
31 October 2024 15:13 WIB
Kemenag: Semua Bus Shalawat punya spesifikasi city bus yang ramah lansia
18 September 2024 20:02 WIB
Terpopuler - Pendidikan
Lihat Juga
Festival Teater Pelajar berikan ruang ekspresi dan penyaluran minat bakat siswa di bidang budaya
15 December 2024 20:24 WIB