Ratusan fotografer 22 negara ikuti pameran Bara-Api di Kabupaten Magelang
Minggu, 24 Juli 2022 6:17 WIB
Pengunjung menyaksikan karya foto pada Pameran Fotogafi Internasional Bara-Api (Borobudur-Merapi) di Museum Haji Widayat Kota Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (23/7/2022). ANTARA/Heru Suyitno
Magelang (ANTARA) - Sebanyak 222 fotografer berasal dari 22 negara mengikuti Pameran Fotografi Internasional 2022 Bara-Api (Borobudur-Merapi) di Museum Haji Widayat Kota Mungkid, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah.
Pameran yang berlangsung 22 Juli-23 Agustus 2022 tersebut dibuka Direktur Industri Pariwisata dan Kelembagaan Kepariwisataan Badan Otorita Borobudur (BOB) Bisma Jatmika di Magelang, Sabtu.
Pameran yang memajang 280 karya foto tersebut, selain diikuti fotografer dari Indonesia, juga dari luar negeri, seperti Argentina, Filipina, Polandia, Afrika Selatan, Korea Selatan, Selandia Baru, Srilanka, Thailand, Turki, Vietnam, dan Amerika Serikat.
Ketua Panitia Pameran Fotografi Internasional 2022 Bara-Api Teguh Santosa mengatakan meskipun pandemi COVID-19 mulai mereda pada 2022, akibat yang ditimbulkan begitu dahsyat, antara lain ekonomi terpuruk, tatanan kacau, kemapanan berantakan, sistem terganggu, dan masyarakat dalam keadaan luka serta menderita, seolah sakitnya belum reda karena segalanya belum kembali seperti sediakala.
Sebagai negeri yang mengandalkan sektor wisata, katanya, pandemi COVID-19 menjadi pukulan berat.
"Jangankan bepergian, pandemi itu sempat memaksa orang jaga jarak, mendekam di rumah, dan menghindari kerumunan sehingga kondisi itu jelas menghantam sektor wisata yang pada akhirnya merusak tatanan dan aktivitas ekonomi, hingga memperdalam luka dan derita," kata dia.
Salah satu inisiator pameran yang juga Koordinator Kurator Pameran Risman Marah menyampaikan secara umum terjadi demam atau sakit sosial, ekonomi, politik, keamanan, bahkan mungkin kebudayaan.
Menurut dia, keresahan-keresahan tersebut ikut dirasakan para fotografer Indonesia dan menjadi pembahasan tak berkesudahan.
"Lalu, muncul pertanyaan, apa yang bisa dilakukan para fotografer untuk ikut berkontribusi melakukan social healing (penyembuhan sosial), juga recovering economy and the spirit of life (memulihkan ekonomi dan semangat hidup). Maka, muncullah ide untuk menggelar pameran fotografi berskala internasional agar gemanya lebih luas dan efeknya juga lebih luas serta mendalam," katanya.
Ide itu direalisasikan dalam pameran internasional fotografi bertema Bara-Api. Tema dan frasa Bara-Api merepresentasikan Candi Borobudur dan Gunung Merapi sebab objek yang ditangkap para fotografer dan dipamerkan tentang Candi Borobudur dan Gunung Merapi dengan segala kisah, sudut, perspektif, dan sejarahnya.
Ia menjelaskan kata "bara" diambil dari nama lama Candi Borobudur yang salah satu "Bara Beduhur" yang berarti wihara di tempat yang tinggi, sedangkan kata "api" diambil dari nama Gunung Merapi yang kebetulan identik dengan api, karena selalu mengeluarkan lahar.
Direktur Museum Haji Widayat Kota Mungkid Purnomo Sidhi alias Pungky mengatakan selama pandemi COVID-19 museum itu tidak melakukan aktivitas sama sekali.
"Jadi Museum Haji Widayat tidak buka. Alhamdulillah di akhir-akhir COVID-19 ini ada tawaran untuk tempat pameran Bara-Api. Buat kami itu suatu yang sangat membanggakan, karena selama ini kami hanya bisa bisa merawat fisik museum, untuk aktivitas kami terkendala," katanya.
Ia menuturkan dengan adanya tawaran pameran di tempat itu hal tersebut dinamakan simbiosis mutualisme, sedangkan dirinya merasa bangga dengan acara pameran bertaraf internasional ini.
Direktur Industri Pariwisata dan Kelembagaan Kepariwisataan BOB Bisma Jatmika berharap, kegiatan ini bisa berlanjut, sebagai atraksi, dan bagian daya tarik kawasan pariwisata Borobudur.
Ia menyampaikan senang pariwisata cepat bangkit begitu ada pelonggaran aktivitas masyarakat karena banyak data menunjukkan pariwisata sudah menjadi sesuatu yang direncanakan orang saat ini.
"Kegiatan salah satu trigger (pemicu) yang cukup efektif untuk mengembalikan sektor pariwisata, baik pameran foto seperti ini, kegiatan musik kami dorong dan ini korelasinya bagus untuk pemulihan sektor pariwisata," katanya.
Menurut dia, pameran fotografi ini bagian irisan antara pariwisata dan ekonomi kreatif di mana keduanya bisa menciptakan nilai tambah pengunjung mendapatkan pengalaman berwisata.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Fotografer 22 negara ikuti pameran Bara-Api
Pameran yang berlangsung 22 Juli-23 Agustus 2022 tersebut dibuka Direktur Industri Pariwisata dan Kelembagaan Kepariwisataan Badan Otorita Borobudur (BOB) Bisma Jatmika di Magelang, Sabtu.
Pameran yang memajang 280 karya foto tersebut, selain diikuti fotografer dari Indonesia, juga dari luar negeri, seperti Argentina, Filipina, Polandia, Afrika Selatan, Korea Selatan, Selandia Baru, Srilanka, Thailand, Turki, Vietnam, dan Amerika Serikat.
Ketua Panitia Pameran Fotografi Internasional 2022 Bara-Api Teguh Santosa mengatakan meskipun pandemi COVID-19 mulai mereda pada 2022, akibat yang ditimbulkan begitu dahsyat, antara lain ekonomi terpuruk, tatanan kacau, kemapanan berantakan, sistem terganggu, dan masyarakat dalam keadaan luka serta menderita, seolah sakitnya belum reda karena segalanya belum kembali seperti sediakala.
Sebagai negeri yang mengandalkan sektor wisata, katanya, pandemi COVID-19 menjadi pukulan berat.
"Jangankan bepergian, pandemi itu sempat memaksa orang jaga jarak, mendekam di rumah, dan menghindari kerumunan sehingga kondisi itu jelas menghantam sektor wisata yang pada akhirnya merusak tatanan dan aktivitas ekonomi, hingga memperdalam luka dan derita," kata dia.
Salah satu inisiator pameran yang juga Koordinator Kurator Pameran Risman Marah menyampaikan secara umum terjadi demam atau sakit sosial, ekonomi, politik, keamanan, bahkan mungkin kebudayaan.
Menurut dia, keresahan-keresahan tersebut ikut dirasakan para fotografer Indonesia dan menjadi pembahasan tak berkesudahan.
"Lalu, muncul pertanyaan, apa yang bisa dilakukan para fotografer untuk ikut berkontribusi melakukan social healing (penyembuhan sosial), juga recovering economy and the spirit of life (memulihkan ekonomi dan semangat hidup). Maka, muncullah ide untuk menggelar pameran fotografi berskala internasional agar gemanya lebih luas dan efeknya juga lebih luas serta mendalam," katanya.
Ide itu direalisasikan dalam pameran internasional fotografi bertema Bara-Api. Tema dan frasa Bara-Api merepresentasikan Candi Borobudur dan Gunung Merapi sebab objek yang ditangkap para fotografer dan dipamerkan tentang Candi Borobudur dan Gunung Merapi dengan segala kisah, sudut, perspektif, dan sejarahnya.
Ia menjelaskan kata "bara" diambil dari nama lama Candi Borobudur yang salah satu "Bara Beduhur" yang berarti wihara di tempat yang tinggi, sedangkan kata "api" diambil dari nama Gunung Merapi yang kebetulan identik dengan api, karena selalu mengeluarkan lahar.
Direktur Museum Haji Widayat Kota Mungkid Purnomo Sidhi alias Pungky mengatakan selama pandemi COVID-19 museum itu tidak melakukan aktivitas sama sekali.
"Jadi Museum Haji Widayat tidak buka. Alhamdulillah di akhir-akhir COVID-19 ini ada tawaran untuk tempat pameran Bara-Api. Buat kami itu suatu yang sangat membanggakan, karena selama ini kami hanya bisa bisa merawat fisik museum, untuk aktivitas kami terkendala," katanya.
Ia menuturkan dengan adanya tawaran pameran di tempat itu hal tersebut dinamakan simbiosis mutualisme, sedangkan dirinya merasa bangga dengan acara pameran bertaraf internasional ini.
Direktur Industri Pariwisata dan Kelembagaan Kepariwisataan BOB Bisma Jatmika berharap, kegiatan ini bisa berlanjut, sebagai atraksi, dan bagian daya tarik kawasan pariwisata Borobudur.
Ia menyampaikan senang pariwisata cepat bangkit begitu ada pelonggaran aktivitas masyarakat karena banyak data menunjukkan pariwisata sudah menjadi sesuatu yang direncanakan orang saat ini.
"Kegiatan salah satu trigger (pemicu) yang cukup efektif untuk mengembalikan sektor pariwisata, baik pameran foto seperti ini, kegiatan musik kami dorong dan ini korelasinya bagus untuk pemulihan sektor pariwisata," katanya.
Menurut dia, pameran fotografi ini bagian irisan antara pariwisata dan ekonomi kreatif di mana keduanya bisa menciptakan nilai tambah pengunjung mendapatkan pengalaman berwisata.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Fotografer 22 negara ikuti pameran Bara-Api
Pewarta : Heru Suyitno
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
ANTARA Jateng berikan pelatihan fotografi ke Prokompim Pemkot Magelang
25 August 2022 20:22 WIB, 2022